Cerita Sex Penisku Diraba dengan Tante Melinda
Cerita Sex Penisku Diraba dengan Tante Melinda
DominoQQ-Cerita Dewasa-Perkenalkan namaku Risky, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.
Cerita Sex Penisku Diraba dengan Tante Melinda |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Perkenalkan namaku Risky, umurku saat ini 23 tahun, aku kuliah disuatu universitas terkenal dikotaku. Aku sendiri memilki penampilan yang kurang lebih bisa menarik perhatian kaum wanita karena perawakanku yang atletis dan wajah ganteng yang menghiasi tubuhku.
Dalam
hubungan sex tak perlu ditanyakan lagi, aku sudah mendapat banyak pengalaman
dari banyak wanita, karena aku memulai berhubungan Sex sejak SMA sampai
sekarang. Namun kali ini aku tak menyangka kisahku ini akan terjadi, karena
persetubuhan ini aku lakukan dengan tanteku sendiri yang dimana adalah istri om
ku yang adik dari ayahku. Namun mau bagaimana lagi,jika kucing dikasih ikan
asin ya mana mau nolak,hehe..
Suatu
pagi saat aku masih tidur, telpon HP ku berbunyi dan aku yang masih dengan mata
tertutup mengangkat HP ku, ternyata adalah Om Iwan yang menelponku. “Ris, kamu
beberapa hari ini sibuk gak??” tanya om Iwan. “Kayaknya Enggak om, emang kenapa
om??” tanyaku balik.
“Om
mau minta tolong niiih, bisa gak???” tanya om Iwan. “Eeeemmm….Minta tolong apa
om?? Kalau aku bisa pasti aku bantu om” jawabku. “Om minta kamu menginap
dirumah om karena om mau keluar kota selama beberapa hari, kamu temenin Tante
Melinda dan Tia dan Lia ya Ris, bisa gak??” taya om Iwan.
“Eeeemmm….Bisa
deeh om, aku kerumah om kapan, nanti apa sekarang om??” tanyaku. “Sekarang aja
Ris, karena om sebentar lagi mau berangkat dan om juga sudah ngomong sama
tantemu kok, kalau kamu yang akan menemaninya” jawab om Iwan.
“Okkee…Deeeh
om, aku mandi dulu, nanti aku terus kerumah om” jawabku. “Makasih ya Ris, kamu
memang keponakanku yang paling baik, nanti jika om sudah berangkat kamu tinggal
masuk aja ya Ris” ucap om Iwan. “Iyha om” jawabku singkat.
Setelah
menutup telpon dengan mata yang masih berat, aku pun bergegas menuju kamar
mandi untuk mandi. Didalam kamar mandi aku sempat membayangkan yang
tidak-tidak, aku membayangkan tubuh bahenol Tante Melinda,
kubayangkan
pantatnya yang semok aku remas-remas, kujilati memek Tante Melinda sampai Tante
Melinda ngecrot, penisku dikulum Tante Melinda, membuat penisku menegang dan
Aaarrgghhh akhirnya aku membasahi tubuhku dengan air, hingga bayanganku tentang
Tante Melinda hilang dengan seketika.
Tak
lama aku selesai mandi, dan aku pun bergegas ganti baju dan langsung menuju
rumah om Iwan. Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai dirumah om Iwan.
Dan ternyata om Iwan sudah berangkat lalu aku disambut oleh Tante Melinda.
Pemandangan
indah seketika pun aku dapatkan, baju ketat dan super seksi menghiasi tubuh Tante
Melinda sehingga bentuk lekuk-lekuk tubuh Tante Melinda menjadi terlihat, dan
bahkan garis garis CD Tante Melinda kelihatan karena roknya yang sangat ketat.
Sejenak aku menelan ludah sebelum akhirnya Tante Melinda membuyarkan
pemandanganku itu.
“Ris
tante minta tolong kamu antar Tia dan Lia kesekolah yaaa” pinta Tante Melinda. “Okkee
deeh tante” jawabku singkat. Lalu aku mengajak kedua anak Tante Melinda yang
masih kecil kemobil, dan aku pun mengantarkannya kesekolah. Diperjalanan aku
mengantar Tia dan Lia, kembali aku teringat kemolekan tubuh tante yang tadi aku
lihat.
Aku
tak kuasa menahan nafsuku hingga dalam perjalanan batang Penisku menengang
sehingga kelihatan dari luar celanaku karena penisku yang lumayan besar.
Untungnya aku mengantarkan anaknya Tante Melinda, jika yang kuantarkan adalah Tante
Melinda bisa-bisa aku langsung menubruknya “pikiran kotor itu yang terus
mengganguku selama dalam perjalanan”.
Selesai
sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah Tante Melinda.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi
tukang dan melahapnya. Tante Melinda masih mandi, terdengar suara guyuran air
agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak
terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah
menaruh piring di dapur.
Aku
menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah
tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai
mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang
indah sekali, tubuh mulusdan
putih Tante Melinda tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak
mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.
Ternyata
Tante Melinda sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan
ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri
dan kanan. Terdengar suara desahan lirih, “hmhmhmhmmmm, ohh, arhh”.
Kulihat
tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang
ditancapkan ke vagina. Rupanya Tante Melinda ini sudah mencapai orgasmenya.
Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.
Aku
langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis
pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek Tante Melinda, membuatku
tergila-gila. Aku jadi membayangkan Tante Melinda berhubungan badan denganku.
“Lho Ris, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi
ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara Tante
Melinda mengagetkan aku.
“Kamu
ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.”
Celetuk Tante Melinda sambil masuk kamar. Aku agak kaget juga dia ngomong
seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan.
Setelah
Tante Melinda berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena
masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan
langsung tidur. “hmhmhmhmmmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena Tante
Melinda sudah berbaring disebelahku sambil tangannya memegang Penis dari luar
sarung.
“Waduh,
maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan
melepaskan pegangannya yang telah membuat Penis menegang 90%. “Tante minta ijin
ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok”, dengan alasan sakit.
Setelah
ambil obat dari apotik, tante pulang. Begitu alasan tante ketika aku tanya
kenapa dia tidak masuk kerja. “Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi
tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga CD kamu terlihat.
Tante
jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Penis mu”
Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya. “Sudahlah tante, gak
pa pa kok. Lagian Risky tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar
mandi” celetukku sekenanya.
“Lho,
jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah. “Iya, tadi Risky ngintip
tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia
marah. Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang sepuluh
menit.
Sepertinya
ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian,
dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan
lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples
sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang
tonjolan Penis di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik
menghadap aku.
Aku
jadi salah tingkah. “Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan
lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya. “Emm.., nggak kok
tante. Maafin Risky ya.” aku semakin salah tingkah.
Post a Comment