Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella

Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella

Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella
Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella

DominoQQ
-Cerita Dewasa-
Ini terjadi saat aku masih kelas 3 smp. Waktu itu aku tinggal di pinggiran kota Jakarta yg masih banyak penduduk Betawinya. Di sebelah rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya teman bermainku.

 Dia mempunyai 3 orang kakak perempuan. Yg akan aku ceritakan di sini adalah kakaknya yg bernama Bella. Seorang 
janda beranak satu. Usianya saat itu kira-kira 38 tahunan.

Sebagai tetangga sebelah rumah, aku cukup akrab dengan semua anggota keluarga, sehingga aku bisa keluar masuk rumahnya dengan leluasa. Oh iya, sebelum aku lupa, mbak Bella ini orangnya hitam manis dengan payudara cukup besar.
Entahlah, aku sendiri saat itu tdk tau persis, karena masih “ingusan”. Yg aku tau, ukurannya cukup membuat anak seusiaku menelan ludah, kalau melihatnya.
Seperti orang Betawi jaman dulu pada umumnya, mbak Bella ini suka sekali, terutama kalau hari sedang panas, cuma pakai bra saja dan rok bawah. Mungkin untuk mendapatkan kesegaran. Nah aku seringkali melihat si mbak dalam “mode” seperti ini.
Usiaku saat itu sudah memungkinkan untuk bergairah melihat tonjolan payudaranya yg hanya ditutupi bra. Tapi yg paling membuatku menahan nafas adalah bentuk dan goyangan pantatnya.
Pinggul dan pantatnya bulat dan bentuknya “nonggeng” di belakang. Kalau berjalan, pantatnya bergoyang sedemikian rupa membuat gairah remajaku yg baru tumbuh selalu tergoda.
Pembaca, mbak Bella ini sudah tiga kali menjanda, dan semua warga kampung kami sudah tahu bahwa mbak Bella ini memang “nakal” sehingga tdk ada pria yg betah berlama-lama menjadi suaminya. Mbak Bella ini suka sekali menggodaku dengan mengatakan bahwa dia pengen sekali merasakan keperjakaanku.
Suatu kali, selepas maghrib, aku ke rumahnya. Tadinya aku ingin mengajak Darwin, adiknya yg temanku untuk main. Aku masuk lewat pintu belakang karena memang sudah akrab sekali. Tapi di belakang rumahnya itu, ada mbak Bella yg sedang duduk di kursi dekat sumur.
Aku bertanya ke si mbak,
“Pok, Darwin ada?”.
“Kagak, dia ikut baba (Bapak) ama nyak (Ibu) ke Depok.” jawab si mbak.
“Wah, jadi mbak sendirian dong di rumah?” tanyaku basa basi.
“Iya, asyik kan? Kita bisa pacaran.” sahut si mbak.
Aku cuma tertawa, karena memang sudah biasa dia ngomong begitu.
“Duduk dulu dong Her, ngobrol ama mbak ngapa sih.” katanya.
Akupun duduk di kursi sebelah kirinya, si mbak sedang minum anggur cap orangtua. Aku tahu dia memang suka minum anggur, mungkin itu juga sebabnya tdk ada suami yg betah sama dia.
“Si Dony mana pok?” tanyaku menanyakan anaknya.
“Diajak ke Depok.” sahutnya pendek.
“Mau minum nggak Her?” dia nawarin anggurnya.
Entah kenapa, aku tdk menolak. Bukannya sok alim pembaca, aku juga suka minum, cuma karena orang tuaku termasuk berada, biasanya aku hanya minum minuman dari luar negeri. Tapi saat itu aku minum juga anggur yg ditawarkan mbak Bella.
Jadilah kami minum sambil ngobrol ngalor ngidul. Tak terasa sudah satu botol kami habiskan berdua. Dan aku mulai terpengaruh alkohol dalam anggur itu, namun aku pura-pura masih kuat, karena kulihat mbak Bella belum terpengaruh. Gengsi.
Aku mulai memperhatikan mbak Bella lebih teliti (terutama setelah dipengaruhi alkohol murahan itu). Pandanganku tertuju ke toketnya yg hanya ditutupi bra hitam yg agak kekecilan. Sehingga toketnya seperti mau meloncat keluar.
Wajahnya cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus. Baru sekarang aku menyadari bahwa ternyata mbak Bella manis juga. Rupanya pengaruh alkohol sudah mendominasi pikiranku.
Merasa diperhatikan si Mbak membusungkan dadanya, membuat penis remajaku mulai mengeras. Dan dengan sengaja dia membuat gerakan menggaruk toket kirinya sambil memperhatikan reaksiku. Tentu saja aku belingsatan dibuatnya. Sambil menggaruk toketnya perlahan si Mbak bertanya.
“Her kok bengong gitu sih?”
Bukannya kaget, aku yg sudah setengah mabok itu malah menjawab terus terang, “Abis tetek Mbak gede banget, bikin saya napsu aja.”
Eh, dia malah merogoh toket kirinya, terus dikeluarkan dari branya.
“Kalo napsu, pegang aja Her. Nih,” katanya sambil mengasongkan toketnya ke depan.
“Diemut juga boleh Her.” tambahnya.
Aku yg sudah mabok alkohol, semakin pusing karena ditambah mabok kepayg akibat tantangan Mbak Bella.
“Boleh pok?” tanyaku lugu.
“Dari dulu kan Mbak udah pengen buka “segel” Herry. Herrynya aja yg jual mahal.” katanya sambil memegang kepalaku dengan tangan kirinya dan menekan kepalaku ke arah toketnya.
Aku pasrah, perlahan mukaku mendekat ke arah toket kirinya yg sudah dikeluarkan dari bra itu. Dan hidungku menyentuh pentilnya yg cokelat kehitaman. Segera aHera yg aneh tapi membuat kepalaku seperti hilang menyergap hidungku. Dan keluguanku membuat aku hanya puas mencium dengan hidungku, menghirup aHera toket Mbak Bella saja.
“Room.” tegur Mbak Bella.
“Apa Mbak?” tanyaku sambil menengadah.
“Jangan cuma diendus gitu ngapa. Keluarin lidah Herry, jilatin pentil Mbak, terus diemut juga. Ayo coba” Mbak Bella mengajariku sambil kembali tangannya menekan kepalaku.
Aku menurut, kukeluarkan lidahku, dan kujilati sekitar pentilnya yg kurasakan semakin keras di lidahku. Dan sesekali kuemut pentilnya seperti bayi yg menyusu pada ibunya. Ku dengar Mbak Bella mengerang, tangannya meremas rambutku dan berkata.
“Naah, gitu Her. Terusin Herm. Gigit pentil Mbak Her, tapi jangan kenceng gigitnya, pelan aja.” pinta si Mbak.
Akupun menuruti permintaannya. Kugigit pentilnya pelan, erangan dan desahannya semakin keras. Dengan lembut si Mbak menarik kepalaku dari toketnya, wajahku ditengadahkan, lalu dia mencium bibirku dengan penuh gairah.
Bibirku diemut dan lidahnya bermain dengan lincahnya di dalam mulutku. Aku terpesona dengan permainan lidahnya yg baru sekali ini kurasakan. Getaran yg diberikan Mbak Bella melalui lidahnya menjalar dari sekujur bibirku sampai ke seluruh tubuhku dan akhirnya masuk ke jantungku. Aku terbawa ke awang-awang.
Tdk hanya itu, Mbak Bella menjilati sekujur wajahku, dari mulai daguku, ke hidungku, mataku semua dijilat tak terlewat satu sentipun. Terakhir lidah Mbak Bella menyapu telingaku, bergetar rasanya seluruh tubuhku merasakan sensasi yg Mbak Bella berikan ini.
Sambil menjilati telingaku, tangannya menarik tanganku dan dibawanya ke toketnya, sambil membisikkan, “Remes-remes tetek Mbak dong Roomm.” Aku menurutinya, dan kudengar desahan si Mbak yg membuatku semakin bergairah, sehingga remasanku pada teteknya juga semakin intens.
“Aauugghh.. Sshh.. Naahh gitu Her.”
Lalu diapun kembali menjilati daerah telingaku. Aku semakin terbuai dengan permainan Mbak Bella yg ternyata sangat mengasyikkan untukku ini. Lalu Mbak Bella kembali menciumi bibirku, dan kami saling berpagutan. Aku jadi mengikuti permainan lidah Mbak Bella, lidah kami saling membelit, menjilat mulut masing-masing. Kembali kurasakan tekanan tangan Mbak Bella yg membimbing kepalaku ke leher dan telinganya. Akupun melakukan seperti yg dilakukan Mbak Bella tadi.
Kujilati telinganya, dan dia mendesah kenikmatan. Lagi, dia menekan kepalaku untuk mencapai teteknya yg semakin mencuat pentilnya. Aku mencoba mengambil inisiatif untuk memegang vaginanya. Tangan kiriku bergerak turun untuk menyentuh bagian paling intim Mbak Bella. Tapi Mbak Bella menahan tanganku.
“Nanti dong Roomm, sabar ya sayaanng.” Aku sudah gemetar menahan gairah yg kurasakan mendesak di sekujur tubuhku.
“Pook, Herry pengen pook.” pintaku.
“Pengen apa Her,” tanya Mbak Bella menggodaku.
“Pengen liat itu.” kataku sambil menunjuk ke selangkangan Mbak Bella yg masih tertutup rok merah dari bahan yg tipis.
“Pengen liat meki Mbak?” Mbak Bella menegaskan apa yg kuminta.
“Iya pok.” jawabku.
“Itu sih gampang, tinggal Mbak singkapin rok Mbak, udah keliatan tuh.” kata Mbak Bella sambil menyingkapkan roknya ke atas, sehingga terlihat celana dalamnya yg berwarna biru tua.
Dan kulihat segunduk daging di balik celana dalam biru tua itu. Aku menelan ludah dan terpaksa menahan untuk tdk limbung. Sungguh luar biasa bentuk gundukan di balik celana dalam itu.
Aku memang baru pertama kali melihat gundukan meki, tapi aku yakin kalo gundukan meki Mbak Bella sangat montok alias tembem sekali. Dan Mbak Bella memang sengaja ingin menggodaku, dia menahan singkapan roknya itu beberapa lama, dan saat aku ingin menyentuhnya, dia kembali menutupnya sambil tertawa menggoda.
“Jangan disini dong Her. Ntar kita digerebek lagi kalo ada yg tau.” kata Mbak Bella sambil berdiri dan menuntun tanganku ke dalam rumahnya.
Bagai kerbau dicocok hidungnya akupun menurut saja. Aku sudah pasrah, aku ingin sekali merasakan nikmatnya Mbak Bella. Dan yg pasti aku sudah telanjur hanyut oleh permainannya yg pandai sekali membawaku ke dalam jebakan kenikmatan permainan sorgawinya.
Mbak Bella menuntunku ke kamarnya. Tempat tidurnya hanya berupa kasur yg diletakkan di atas karpet vinyl, tanpa tempat tidur. Lalu mbak Bella mengajakku duduk di kasur. Kami masih berpegangan tangan. Mbak Bella melumat bibirku, dan kami berpagutan kembali. Lalu mbak Bella menghentikan ciuman kami. Dia menatapku dengan tajam, lalu bertanya.
“Her, kamu bener-bener pengen ngeliat meki mbak?”
Aku mengangguk, karena pertanyaan ini membuatku tdk bisa menjawab. Semakin mabok rasanya. Mbak Bella kemudian melepaskan rok dan bra yg dipakainya dan sekarang tinggal celana dalamnya saja yg masih tersisa. Kembali aku menelan ludah. Dan pandanganku terpaku pada gundukan di balik celana dalam mbak Bella. Betapa montoknya gundukan meki mbak Bella.
Lalu mbak Bella berbaring telentang, kemudian dengan gerakan perlahan, mbak Bella mulai menurunkan celana dalam sehingga terlepaslah sudah. Aku yg masih duduk agak jauh dari posisi meki mbak Bella cuma bisa menahan gairah yg menggelegak di dalam jantung dan hatiku.
Benar saja, meki mbak Bella sangat tebal, dagingnya terlihat begitu menggairahkan. Dengan bulu yg lebat, semakin membuatku tdk karuan rasanya.
“Katanya pengen ngeliat, sini dong liatnya dari deket Her,” kata mbak Bella.
“I iya pok,” sahutku terbata sambil mendekatkan wajahku ke selangkangan mbak Bella.
Dia melebarkan kedua pahanya sehingga membuka jalan bagiku untuk lebih mendekat ke mekinya.
“Niih, puas-puasin deh liatin meki mbak, Her.” kata mbak Bella.
Setelah dekat, apa yg kulihat sungguh membuatku tdk kuat untuk tdk gemetar. Belahan daging yg kulihat ini sangat indah, berwarna merah, bulunya lebat sekali menambah keindahan. Di bagian atas, mencuat daging kecil yg seperti menantangku untuk menjamahnya. AHeranya, sebuah aHera yg aneh, namun membuatku semakin horny.
“Udah? Cuma diliatin aja? Nggak mau nyium itil mbak?” pancing mbak Bella sambil dua jari tangan kanannya menggosok-gosok daging kecil yg mencuat di bagian atas mekinya.
“Mm.. Mmau pok. Mau banget.” kataku antusias. Lalu tangan mbak Bella menekan kepalaku sehingga semakin dekat ke mekinya.
“Ya udah cium dong kalo gitu, itil mbak udah nggak tahan pengen Herry ciumin, jilatin, gigitin.”
Dan bibirkupun menyentuh itilnya, kukecup itilnya dengan nafsu yg hampir membuatku pingsan. AHera kewanitaan mbak Bella semakin keras menerpa hidungku. Mbak Bella mendesah saat bibirku menyentuh itilnya. Lalu kejilati itilnya dengan semangat, tdk hanya itilnya, tapi juga bibir meki mbak Bella yg tebal itu aku jilati. Jilatanku membuat mbak Bella mengejang seraya mendesah dan mengerang hebat.
“Sshh.. Aarrgghh.. Gitu Roomm.. Oogghh..”
Suara rintihan dan desahan mbak Bella membuatku semakin bergairah menjilati seluruh bagian meki mbak Bella. Bahkan sekarang kumasukkan lidahku ke dalam jepitan bibir meki mbak Bella. Tangan mbak Bella menekan kepalaku, sehingga wajahku semakin terbenam dalam selangkangan mbak Bella. Agak susah juga aku bernafas, tapi aku senang sekali.
Kumasukkan lidahku ke dalam lubang nikmat mbak Bella, lalu ku jelajahi lorong mekinya sejauh lidahku mampu menjangkaunya. Tiba-tiba, kurasakan lidahku seperti ada mengemut. Luar biasa, rupanya meki mbak Bella membalas permainan lidahku dengan denyutan yg kurasakan seperti mengemut lidahku. Tubuh mbak Bella menggelinjang keras, pinggulnya berputar sehingga kepalaku ikut berputar.
Tapi itu tdk menghentikan permainan lidahku di dalam jepitan daging meki mbak Bella. Desahan mbak Bella semakin keras begitu juga dengan gerakan pinggulnya, aku semakin bersemangat menjilati, dan sesekali aku menjepit itilnya dengan kedua bibirku, dan rupanya ini sangat membuat mbak Bella terangsang, terbukti setiap kali aku menjepit itilnya dengan bibir, mbak Bella mengejang dan mendesah lebih keras.
“Sshh, aarrghhgghh, Her, itu enak banget Roomm..”
Tapi, putaran pinggul mbak Bella terhenti, sebagai gantinya, sesekali dia menghentakkan pantatnya ke atas. Hentakan-hentakan ini membuat wajahku seperti mengangguk-angguk.
Erangannya semakin keras, dan tiba-tiba dia menjerit kecil, tubuhnya mengejang, pantatnya diangkat keatas, sedangkan tangannya menekan kepalaku dengan kencang ke mekinya. Dan kurasakan di dalam meki mbak Bella ada cairan yg membanjir dan ada rasa gurih yg nikmat sekali pada lidahku.
Desahan mbak Bella seperti sedang menahan sakit. Tapi belakangan baru aku tahu bahwa ternyata mbak Bella sedang mengalami orgasme.
Dan pantat mbak Bella berputar pelan sambil terkadang terhentak keatas, dan tubuhnya mengejang. Sementara itu, cairan yg membanjir keluar itu ada yg tertelan sedikit olehku, tapi setelah aku tahu bahwa rasanya enak, akupun menjilati sisa cairan yg masih mengalir keluar dari meki mbak Bella.
Mbak Bella kembali menggeliat dan mengerang seperti orang sedang menahan sakit.
Kepalaku masih terjepit dipahanya, dan mulutkupun masih terbenam di mekinya. Tapi aku tak peduli, aku menikmati sekali posisi ini. Dan tak ingin cepat-cepat melepaskannya. Tak lama kemudian, mbak Bella merenggangkan pahanya sehingga kepalaku bisa bebas lagi. Kemudian mbak Bella menarik tanganku.
Aku mengikuti tarikannya, badanku sekarang menindih tubuhnya, kambali bibir kami berpagutan. Lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.
Lalu mbak Bella melepaskan ciumannya dan berkata,
“Her, terima kasih ya. Enak banget deh. Mbak puas. Ayo sekarang giliran mbak.”
Mbak Bella bangun dari tidurnya dan akupun duduk. Dia mulai membuka pakaianku dimulai dari kemejaku. Setiap kali satu kancing baju terlepas, mbak Bella mengecup bagian tubuhku yg terbuka.
Dan saat semua kancing sudah terlepas, mbak Bella mulai menjilati dadaku, pentilku disedotnya. Aku merasakan sesuatu yg aneh namun membuatku semakin bernafsu.
Sambil menjilati bagian atas tubuhku, tangan mbak Bella bekerj membuka celana panjangku dan melemparkannya ke lantai. Sekarang aku hanya tinggal mengenak celana dalam saja. Mbak Bella menyuruhku berbaring telentang. Aku menurut.
Lalu celana dalam ku diperosotkannya melalui kakiku, aku membantu dengan menaikkan kakiku sehingga mbak Bella lebih mudah melepaskan celana dalamku. Dunia seperti terbalik rasanya saat tangan mbak Bella mulai menggenggam tititku dan mengelus serta mengocoknya perlahan.
“Lumayan juga titit kamu Her. Gede juga, keras lagi.” celetuk mbak Bella.
Tak membuang waktu, mbak Bella segera menurunkan wajahnya sehingga mulutnya menyentuh kepala tititku. Dikecupnya kepala tititku dengan lembut, kemudian dikeluarkannya lidahnya, mulai menjilati kepala, lalu batang dan turun ke.. Bijiku.
Semua dilakukannya sambil mengocok tititku dengan gerakan halus. Lidahnya bergerak turun naik dengan lincahnya membuatku semakin tdk terkendali. Aku mendesah dan mengerang merasakan kenikmatan dan sensasi yg mbak Bella berikan. Sungguh luar biasa permainan lidah mbak Bella.
Setelah beberapa lama, mbak Bella menghentikan lidahnya. Rupanya dia sudah merasa bahwa tingkat ereksiku sudah cukup untuk memulai permainan.
“Udah Her, sekarang Herry masukkin kontol Herry ke meki mbak. Adduhh, mbak udah nggak sabar pengen disiram sama perjaka. Biar mbak awet muda Her.” kata mbak Bella.
Aku tak mengerti maksud mbak Bella, tapi yg jelas, sekarang mbak Bella kembali tiduran dan menyuruhku mulai mengambil posisi di atasnya. Mbak Bella melebarkan kedua kakinya sehingga aku bisa masuk di antara kakinya itu.
Kemudian mbak Bella memegang tititku dan mengarahkannya ke mekinya yg sudah menanti untuk kumasuki. Mbak Bella meletakkan tititku di depan mekinya, kemudian berkata,
“Nah, sekarang teken Her.”
Aku tdk menunggu lebih lama lagi. Segera kutekan tititku memasuki kegelapan meki mbak Bella. Kurasakan tititku seperti dijepit daging yg sangat keras namun lembut dan kenyal, agak licin tapi sekaligus juga agak seret.
“Aagghh.. Pelan dulu Her,” pinta mbak Bella.
Saat kepala tititku sudah masuk, mbak Bella menggoyangkan pinggulnya sedikit, membuatku semakin mudah untuk memasukkan seluruh tititku.
Dan akhirnya terbenamlah sudah tititku di dalam mekinya. Jepitannya kuat sekali, namun ada kelicinan yg membuatku merasa seperti di dalam sorga. Kemudian mbak Bella terdiam. DIa berkonsentrasi agaknya, karena tahu-tahu kurasakan tititku seperti disedot oleh meki mbak Bella.
Ya ampuun, rasanya mau meledak tubuhku merasakan denyutan di meki mbak Bella ini. Tititku seperti dijepit dan tdk bisa kugerakkan. Seperti ada cincin yg mengikat tititku di dalam meki mbak Bella. Aku agak bingung, karena aku tdk bisa bergerak sama sekali.
“Mbak, apa nih?” aku bertanya.
“Enak nggak Her?” tanya mbak Bella.
“Iya pok, enak banget. Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.
Mbak Bella tdk menjawab, hanya tersenyum penuh kebanggaan. Kemudian mbak Bella melepaskan jepitan mekinya pada tititku.
“Sekarang kamu gerakin keluar masuk titit kamu ya Her.” perintah mbak Bella.
Dan akupun mulai permainan sesungguhnya, kugerakkan tititku keluar masuk di lorong kenikmatan mbak Bella. Setiap gerakan yg kubuat menimbulkan sensasi yg luar biasa, baik untukku maupun untuk mbak Bella.
Mula-mula pelan saja gerakanku, tapi lama-lama, mungkin karena nafsu yg semakin besar, gerakanku semakin cepat. Dan mbak Bella mengimbangi gerakanku dengan putaran pinggulnya yg mengombang-ambingkan tubuhku. Putaran pinggul mbak Bella membuat seperti ada yg mau meledak dalam diriku.
“Hhgghh.. Oogghh.. Sshh, Roomm. Kamu jago banget Roommm..” desah pok Bella.
Aku tdk tahu apa maksudnya, namun pujiannya membuatku semakin memacu “motor”ku menerobos kegelapan di lorong mbak Bella. Lalu mbak menghentikan putaran pinggulnya dan melingkarkan kakinya ke kakiku sehingga kembali aku tdk bisa bergerak leluasa.
“Her, sekarang kamu diem aja, kamu rasain aja mpot ayam mbak.” perintahnya.
Lagi, aku tak tahu apa maksudnya, namun mbak Bella mencium bibirku dan lidahnya mengajakku berpagutan kembali.
“Mbak udah mau keluar lagi nih Her, kita barengin ya sayang, mbak tanggung pasti enak deh.” kata mbak Bella.
Tubuh mbak Bella diam, namun kurasakan tititku seperti dijepit dan dipijit dengan lembut, benar-benar luar biasa meki mbak Bella. Kembali desakan lahar dalam diriku menuntut dikeluarkan. Dan denyutan meki mbak Bella terus saja mengemuti tititku membuatku merem melek. Dan akhirnya aku benar-benar tdk kuat menahan lahar yg mendesak itu.
“Mpookk.. Adduuhh.. Sayaa..” aku tdk dapat meneruskan kata-kataku, tapi mbak Bella rupanya mengerti bahwa aku sudah hampir mencapai klimaksku.
“Tahan Her, mbak juga mau nyampe nih, Barengin ya Her.” kata mbak Bella.
Aku tak peduli, karena aku tdk bisa menahannya, dengan erangan panjang, aku merasakan tititku mengeras dan tubuhku mengejang. Kuhunjamkan tititku dalam-dalam ke meki mbak Bella, dan menyemburlah lahar yg sudah mendesak dari tadi ke dalam meki mbak Bella.
“Mpookk.. Aagghh..”
Croott… Crroott… Mbak Bellapun menjerit kecil dan tubuhnya menegang, tangannya memeluk dengan kuat. Di dalam kegelapan meki mbak Bella, semprotan air maniku bercampur dengan banjirnya air mani mbak Bella.
Aku tak bisa mengungkapkan bagaimana enaknya sensasi yg kurasakan. Pinggul mbak Bella bergetar, dan menghentak dengan kerasnya.
Mekinya berdenyut-denyut, enak sekali. Banyak selaki lahar yg kumuntahkan di meki mbak Bella, ditambah lahar mbak Bella, rupanya tdk mampu ditampung semuanya, sehingga sebagian meleleh keluar dari meki mbak Bella dan turun ke belahan pantatnya.
Lama kami berdiam dalam posisi masih berpelukan, tititku masih terbenam di meki mbak Bella. Tubuh kami bersimbah peluh, nafas kami masih memburu. Kemudian, mbak Bella tersenyum, lalu menciumku.
“Kamu hebat banget Her. Baru pertama aja udah bisa bikin mbak puas. Gimana nanti kalo udah jago.” kata mbak Bella.
“Pok, Ma kasih ya pok.
Enak banget deh tadi pok.” kataku.
“Sama-sama Her, mbak juga terima kasih udah dikasih perjaka kamu. Besok mau lagi nggak?” tantang mbak Bella.
“Mau dong pok, siapa yg nggak mau meki enak kayak gini.” jawabku sambil mengecup bibirnya. Dan kamipun kembali berpagutan.


1 comment:

  1. Halo Bosku ^^
    Segera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com
    Ada 4 Permainan Dalam 1 ID
    Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker
    www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik
    Bonus Turn Over Terbesar
    Bonus Refferal Seumur Hidup
    Minimal deposit 10rb
    BBM :2AD05265
    WA:+855968010699
    Skype:smsqqcom@gmail.com
    Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com

    ReplyDelete

Powered by Blogger.