Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella
Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella
DominoQQ-Cerita Dewasa-Ini terjadi saat aku masih kelas 3 smp. Waktu itu aku tinggal di pinggiran kota Jakarta yg masih banyak penduduk Betawinya. Di sebelah rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya teman bermainku.
Dia mempunyai 3 orang kakak perempuan. Yg akan aku ceritakan di sini adalah kakaknya yg bernama Bella. Seorang janda beranak satu. Usianya saat itu kira-kira 38 tahunan.
Sebagai tetangga sebelah rumah, aku cukup akrab dengan semua anggota keluarga, sehingga aku bisa keluar masuk rumahnya dengan leluasa. Oh iya, sebelum aku lupa, mbak Bella ini orangnya hitam manis dengan payudara cukup besar.
Cerita Dewasa Perjaka Ku DiAmbil oleh Mbak Bella |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Ini terjadi saat aku masih kelas 3 smp. Waktu itu aku tinggal di pinggiran kota Jakarta yg masih banyak penduduk Betawinya. Di sebelah rumahku tinggal keluarga Betawi, anak lelaki bungsunya teman bermainku.
Dia mempunyai 3 orang kakak perempuan. Yg akan aku ceritakan di sini adalah kakaknya yg bernama Bella. Seorang janda beranak satu. Usianya saat itu kira-kira 38 tahunan.
Sebagai tetangga sebelah rumah, aku cukup akrab dengan semua anggota keluarga, sehingga aku bisa keluar masuk rumahnya dengan leluasa. Oh iya, sebelum aku lupa, mbak Bella ini orangnya hitam manis dengan payudara cukup besar.
Entahlah,
aku sendiri saat itu tdk tau persis, karena masih “ingusan”. Yg aku tau,
ukurannya cukup membuat anak seusiaku menelan ludah, kalau melihatnya.
Seperti
orang Betawi jaman dulu pada umumnya, mbak Bella ini suka sekali, terutama
kalau hari sedang panas, cuma pakai bra saja dan rok bawah. Mungkin untuk
mendapatkan kesegaran. Nah aku seringkali melihat si mbak dalam “mode” seperti
ini.
Usiaku
saat itu sudah memungkinkan untuk bergairah melihat tonjolan payudaranya yg
hanya ditutupi bra. Tapi yg paling membuatku menahan nafas adalah bentuk dan
goyangan pantatnya.
Pinggul
dan pantatnya bulat dan bentuknya “nonggeng” di belakang. Kalau berjalan,
pantatnya bergoyang sedemikian rupa membuat gairah remajaku yg baru tumbuh
selalu tergoda.
Pembaca,
mbak Bella ini sudah tiga kali menjanda, dan semua warga kampung kami sudah
tahu bahwa mbak Bella ini memang “nakal” sehingga tdk ada pria yg betah
berlama-lama menjadi suaminya. Mbak Bella ini suka sekali menggodaku dengan
mengatakan bahwa dia pengen sekali merasakan keperjakaanku.
Suatu
kali, selepas maghrib, aku ke rumahnya. Tadinya aku ingin mengajak Darwin,
adiknya yg temanku untuk main. Aku masuk lewat pintu belakang karena memang
sudah akrab sekali. Tapi di belakang rumahnya itu, ada mbak Bella yg sedang
duduk di kursi dekat sumur.
Aku
bertanya ke si mbak,
“Pok,
Darwin ada?”.
“Kagak, dia ikut baba (Bapak) ama nyak (Ibu) ke Depok.” jawab si mbak.
“Wah, jadi mbak sendirian dong di rumah?” tanyaku basa basi.
“Iya, asyik kan? Kita bisa pacaran.” sahut si mbak.
“Kagak, dia ikut baba (Bapak) ama nyak (Ibu) ke Depok.” jawab si mbak.
“Wah, jadi mbak sendirian dong di rumah?” tanyaku basa basi.
“Iya, asyik kan? Kita bisa pacaran.” sahut si mbak.
Aku
cuma tertawa, karena memang sudah biasa dia ngomong begitu.
“Duduk
dulu dong Her, ngobrol ama mbak ngapa sih.” katanya.
Akupun
duduk di kursi sebelah kirinya, si mbak sedang minum anggur cap orangtua. Aku
tahu dia memang suka minum anggur, mungkin itu juga sebabnya tdk ada suami yg
betah sama dia.
“Si
Dony mana pok?” tanyaku menanyakan anaknya.
“Diajak ke Depok.” sahutnya pendek.
“Mau minum nggak Her?” dia nawarin anggurnya.
“Diajak ke Depok.” sahutnya pendek.
“Mau minum nggak Her?” dia nawarin anggurnya.
Entah
kenapa, aku tdk menolak. Bukannya sok alim pembaca, aku juga suka minum, cuma
karena orang tuaku termasuk berada, biasanya aku hanya minum minuman dari luar
negeri. Tapi saat itu aku minum juga anggur yg ditawarkan mbak Bella.
Jadilah
kami minum sambil ngobrol ngalor ngidul. Tak terasa sudah satu botol kami
habiskan berdua. Dan aku mulai terpengaruh alkohol dalam anggur itu, namun aku
pura-pura masih kuat, karena kulihat mbak Bella belum terpengaruh. Gengsi.
Aku
mulai memperhatikan mbak Bella lebih teliti (terutama setelah dipengaruhi
alkohol murahan itu). Pandanganku tertuju ke toketnya yg hanya ditutupi bra
hitam yg agak kekecilan. Sehingga toketnya seperti mau meloncat keluar.
Wajahnya
cukup manis, agak ke arab-araban, kulitnya hitam tapi mulus. Baru sekarang aku
menyadari bahwa ternyata mbak Bella manis juga. Rupanya pengaruh alkohol sudah
mendominasi pikiranku.
Merasa
diperhatikan si Mbak membusungkan dadanya, membuat penis remajaku mulai
mengeras. Dan dengan sengaja dia membuat gerakan menggaruk toket kirinya sambil
memperhatikan reaksiku. Tentu saja aku belingsatan dibuatnya. Sambil menggaruk
toketnya perlahan si Mbak bertanya.
“Her
kok bengong gitu sih?”
Bukannya
kaget, aku yg sudah setengah mabok itu malah menjawab terus terang, “Abis tetek
Mbak gede banget, bikin saya napsu aja.”
Eh,
dia malah merogoh toket kirinya, terus dikeluarkan dari branya.
“Kalo
napsu, pegang aja Her. Nih,” katanya sambil mengasongkan toketnya ke depan.
“Diemut juga boleh Her.” tambahnya.
“Diemut juga boleh Her.” tambahnya.
Aku
yg sudah mabok alkohol, semakin pusing karena ditambah mabok kepayg akibat
tantangan Mbak Bella.
“Boleh
pok?” tanyaku lugu.
“Dari dulu kan Mbak udah pengen buka “segel” Herry. Herrynya aja yg jual mahal.” katanya sambil memegang kepalaku dengan tangan kirinya dan menekan kepalaku ke arah toketnya.
“Dari dulu kan Mbak udah pengen buka “segel” Herry. Herrynya aja yg jual mahal.” katanya sambil memegang kepalaku dengan tangan kirinya dan menekan kepalaku ke arah toketnya.
Aku
pasrah, perlahan mukaku mendekat ke arah toket kirinya yg sudah dikeluarkan
dari bra itu. Dan hidungku menyentuh pentilnya yg cokelat kehitaman. Segera aHera
yg aneh tapi membuat kepalaku seperti hilang menyergap hidungku. Dan keluguanku
membuat aku hanya puas mencium dengan hidungku, menghirup aHera toket Mbak Bella
saja.
“Room.”
tegur Mbak Bella.
“Apa Mbak?” tanyaku sambil menengadah.
“Jangan cuma diendus gitu ngapa. Keluarin lidah Herry, jilatin pentil Mbak, terus diemut juga. Ayo coba” Mbak Bella mengajariku sambil kembali tangannya menekan kepalaku.
“Apa Mbak?” tanyaku sambil menengadah.
“Jangan cuma diendus gitu ngapa. Keluarin lidah Herry, jilatin pentil Mbak, terus diemut juga. Ayo coba” Mbak Bella mengajariku sambil kembali tangannya menekan kepalaku.
Aku
menurut, kukeluarkan lidahku, dan kujilati sekitar pentilnya yg kurasakan
semakin keras di lidahku. Dan sesekali kuemut pentilnya seperti bayi yg menyusu
pada ibunya. Ku dengar Mbak Bella mengerang, tangannya meremas rambutku dan
berkata.
“Naah,
gitu Her. Terusin Herm. Gigit pentil Mbak Her, tapi jangan kenceng gigitnya,
pelan aja.” pinta si Mbak.
Akupun
menuruti permintaannya. Kugigit pentilnya pelan, erangan dan desahannya semakin
keras. Dengan lembut si Mbak menarik kepalaku dari toketnya, wajahku ditengadahkan,
lalu dia mencium bibirku dengan penuh gairah.
Bibirku
diemut dan lidahnya bermain dengan lincahnya di dalam mulutku. Aku terpesona
dengan permainan lidahnya yg baru sekali ini kurasakan. Getaran yg diberikan
Mbak Bella melalui lidahnya menjalar dari sekujur bibirku sampai ke seluruh
tubuhku dan akhirnya masuk ke jantungku. Aku terbawa ke awang-awang.
Tdk
hanya itu, Mbak Bella menjilati sekujur wajahku, dari mulai daguku, ke
hidungku, mataku semua dijilat tak terlewat satu sentipun. Terakhir lidah Mbak Bella
menyapu telingaku, bergetar rasanya seluruh tubuhku merasakan sensasi yg Mbak Bella
berikan ini.
Sambil
menjilati telingaku, tangannya menarik tanganku dan dibawanya ke toketnya,
sambil membisikkan, “Remes-remes tetek Mbak dong Roomm.” Aku menurutinya, dan
kudengar desahan si Mbak yg membuatku semakin bergairah, sehingga remasanku
pada teteknya juga semakin intens.
“Aauugghh..
Sshh.. Naahh gitu Her.”
Lalu
diapun kembali menjilati daerah telingaku. Aku semakin terbuai dengan permainan
Mbak Bella yg ternyata sangat mengasyikkan untukku ini. Lalu Mbak Bella kembali
menciumi bibirku, dan kami saling berpagutan. Aku jadi mengikuti permainan
lidah Mbak Bella, lidah kami saling membelit, menjilat mulut masing-masing.
Kembali kurasakan tekanan tangan Mbak Bella yg membimbing kepalaku ke leher dan
telinganya. Akupun melakukan seperti yg dilakukan Mbak Bella tadi.
Kujilati
telinganya, dan dia mendesah kenikmatan. Lagi, dia menekan kepalaku untuk
mencapai teteknya yg semakin mencuat pentilnya. Aku mencoba mengambil inisiatif
untuk memegang vaginanya. Tangan kiriku bergerak turun untuk menyentuh bagian
paling intim Mbak Bella. Tapi Mbak Bella menahan tanganku.
“Nanti
dong Roomm, sabar ya sayaanng.” Aku sudah gemetar menahan gairah yg kurasakan
mendesak di sekujur tubuhku.
“Pook, Herry pengen pook.” pintaku.
“Pengen apa Her,” tanya Mbak Bella menggodaku.
“Pengen liat itu.” kataku sambil menunjuk ke selangkangan Mbak Bella yg masih tertutup rok merah dari bahan yg tipis.
“Pook, Herry pengen pook.” pintaku.
“Pengen apa Her,” tanya Mbak Bella menggodaku.
“Pengen liat itu.” kataku sambil menunjuk ke selangkangan Mbak Bella yg masih tertutup rok merah dari bahan yg tipis.
“Pengen
liat meki Mbak?” Mbak Bella menegaskan apa yg kuminta.
“Iya pok.” jawabku.
“Itu sih gampang, tinggal Mbak singkapin rok Mbak, udah keliatan tuh.” kata Mbak Bella sambil menyingkapkan roknya ke atas, sehingga terlihat celana dalamnya yg berwarna biru tua.
“Iya pok.” jawabku.
“Itu sih gampang, tinggal Mbak singkapin rok Mbak, udah keliatan tuh.” kata Mbak Bella sambil menyingkapkan roknya ke atas, sehingga terlihat celana dalamnya yg berwarna biru tua.
Dan
kulihat segunduk daging di balik celana dalam biru tua itu. Aku menelan ludah
dan terpaksa menahan untuk tdk limbung. Sungguh luar biasa bentuk gundukan di
balik celana dalam itu.
Aku
memang baru pertama kali melihat gundukan meki, tapi aku yakin kalo gundukan
meki Mbak Bella sangat montok alias tembem sekali. Dan Mbak Bella memang
sengaja ingin menggodaku, dia menahan singkapan roknya itu beberapa lama, dan
saat aku ingin menyentuhnya, dia kembali menutupnya sambil tertawa menggoda.
“Jangan
disini dong Her. Ntar kita digerebek lagi kalo ada yg tau.” kata Mbak Bella
sambil berdiri dan menuntun tanganku ke dalam rumahnya.
Bagai
kerbau dicocok hidungnya akupun menurut saja. Aku sudah pasrah, aku ingin
sekali merasakan nikmatnya Mbak Bella. Dan yg pasti aku sudah telanjur hanyut
oleh permainannya yg pandai sekali membawaku ke dalam jebakan kenikmatan
permainan sorgawinya.
Mbak
Bella menuntunku ke kamarnya. Tempat tidurnya hanya berupa kasur yg diletakkan
di atas karpet vinyl, tanpa tempat tidur. Lalu mbak Bella mengajakku duduk di
kasur. Kami masih berpegangan tangan. Mbak Bella melumat bibirku, dan kami
berpagutan kembali. Lalu mbak Bella menghentikan ciuman kami. Dia menatapku
dengan tajam, lalu bertanya.
“Her,
kamu bener-bener pengen ngeliat meki mbak?”
Aku
mengangguk, karena pertanyaan ini membuatku tdk bisa menjawab. Semakin mabok
rasanya. Mbak Bella kemudian melepaskan rok dan bra yg dipakainya dan sekarang
tinggal celana dalamnya saja yg masih tersisa. Kembali aku menelan ludah. Dan
pandanganku terpaku pada gundukan di balik celana dalam mbak Bella. Betapa
montoknya gundukan meki mbak Bella.
Lalu
mbak Bella berbaring telentang, kemudian dengan gerakan perlahan, mbak Bella
mulai menurunkan celana dalam sehingga terlepaslah sudah. Aku yg masih duduk
agak jauh dari posisi meki mbak Bella cuma bisa menahan gairah yg menggelegak
di dalam jantung dan hatiku.
Benar
saja, meki mbak Bella sangat tebal, dagingnya terlihat begitu menggairahkan.
Dengan bulu yg lebat, semakin membuatku tdk karuan rasanya.
“Katanya
pengen ngeliat, sini dong liatnya dari deket Her,” kata mbak Bella.
“I iya pok,” sahutku terbata sambil mendekatkan wajahku ke selangkangan mbak Bella.
“I iya pok,” sahutku terbata sambil mendekatkan wajahku ke selangkangan mbak Bella.
Dia
melebarkan kedua pahanya sehingga membuka jalan bagiku untuk lebih mendekat ke
mekinya.
“Niih,
puas-puasin deh liatin meki mbak, Her.” kata mbak Bella.
Setelah
dekat, apa yg kulihat sungguh membuatku tdk kuat untuk tdk gemetar. Belahan
daging yg kulihat ini sangat indah, berwarna merah, bulunya lebat sekali
menambah keindahan. Di bagian atas, mencuat daging kecil yg seperti menantangku
untuk menjamahnya. AHeranya, sebuah aHera yg aneh, namun membuatku semakin horny.
“Udah?
Cuma diliatin aja? Nggak mau nyium itil mbak?” pancing mbak Bella sambil dua
jari tangan kanannya menggosok-gosok daging kecil yg mencuat di bagian atas
mekinya.
“Mm.. Mmau pok. Mau banget.” kataku antusias. Lalu tangan mbak Bella menekan kepalaku sehingga semakin dekat ke mekinya.
“Ya udah cium dong kalo gitu, itil mbak udah nggak tahan pengen Herry ciumin, jilatin, gigitin.”
“Mm.. Mmau pok. Mau banget.” kataku antusias. Lalu tangan mbak Bella menekan kepalaku sehingga semakin dekat ke mekinya.
“Ya udah cium dong kalo gitu, itil mbak udah nggak tahan pengen Herry ciumin, jilatin, gigitin.”
Dan
bibirkupun menyentuh itilnya, kukecup itilnya dengan nafsu yg hampir membuatku
pingsan. AHera kewanitaan mbak Bella semakin keras menerpa hidungku. Mbak Bella
mendesah saat bibirku menyentuh itilnya. Lalu kejilati itilnya dengan semangat,
tdk hanya itilnya, tapi juga bibir meki mbak Bella yg tebal itu aku jilati.
Jilatanku membuat mbak Bella mengejang seraya mendesah dan mengerang hebat.
“Sshh..
Aarrgghh.. Gitu Roomm.. Oogghh..”
Suara
rintihan dan desahan mbak Bella membuatku semakin bergairah menjilati seluruh
bagian meki mbak Bella. Bahkan sekarang kumasukkan lidahku ke dalam jepitan
bibir meki mbak Bella. Tangan mbak Bella menekan kepalaku, sehingga wajahku
semakin terbenam dalam selangkangan mbak Bella. Agak susah juga aku bernafas,
tapi aku senang sekali.
Kumasukkan
lidahku ke dalam lubang nikmat mbak Bella, lalu ku jelajahi lorong
mekinya sejauh lidahku mampu menjangkaunya. Tiba-tiba, kurasakan lidahku
seperti ada mengemut. Luar biasa, rupanya meki mbak Bella membalas permainan
lidahku dengan denyutan yg kurasakan seperti mengemut lidahku. Tubuh mbak Bella
menggelinjang keras, pinggulnya berputar sehingga kepalaku ikut berputar.
Tapi
itu tdk menghentikan permainan lidahku di dalam jepitan daging meki mbak Bella.
Desahan mbak Bella semakin keras begitu juga dengan gerakan pinggulnya, aku
semakin bersemangat menjilati, dan sesekali aku menjepit itilnya dengan kedua
bibirku, dan rupanya ini sangat membuat mbak Bella terangsang, terbukti setiap
kali aku menjepit itilnya dengan bibir, mbak Bella mengejang dan mendesah lebih
keras.
“Sshh,
aarrghhgghh, Her, itu enak banget Roomm..”
Tapi,
putaran pinggul mbak Bella terhenti, sebagai gantinya, sesekali dia
menghentakkan pantatnya ke atas. Hentakan-hentakan ini membuat wajahku seperti
mengangguk-angguk.
Erangannya
semakin keras, dan tiba-tiba dia menjerit kecil, tubuhnya mengejang, pantatnya
diangkat keatas, sedangkan tangannya menekan kepalaku dengan kencang ke
mekinya. Dan kurasakan di dalam meki mbak Bella ada cairan yg membanjir dan ada
rasa gurih yg nikmat sekali pada lidahku.
Desahan
mbak Bella seperti sedang menahan sakit. Tapi belakangan baru aku tahu bahwa
ternyata mbak Bella sedang mengalami orgasme.
Dan
pantat mbak Bella berputar pelan sambil terkadang terhentak keatas, dan
tubuhnya mengejang. Sementara itu, cairan yg membanjir keluar itu ada yg
tertelan sedikit olehku, tapi setelah aku tahu bahwa rasanya enak, akupun
menjilati sisa cairan yg masih mengalir keluar dari meki mbak Bella.
Mbak
Bella kembali menggeliat dan mengerang seperti orang sedang menahan sakit.
Kepalaku
masih terjepit dipahanya, dan mulutkupun masih terbenam di mekinya. Tapi aku
tak peduli, aku menikmati sekali posisi ini. Dan tak ingin cepat-cepat
melepaskannya. Tak lama kemudian, mbak Bella merenggangkan pahanya sehingga
kepalaku bisa bebas lagi. Kemudian mbak Bella menarik tanganku.
Aku
mengikuti tarikannya, badanku sekarang menindih tubuhnya, kambali bibir kami
berpagutan. Lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.
Lalu
mbak Bella melepaskan ciumannya dan berkata,
“Her,
terima kasih ya. Enak banget deh. Mbak puas. Ayo sekarang giliran mbak.”
Mbak
Bella bangun dari tidurnya dan akupun duduk. Dia mulai membuka pakaianku
dimulai dari kemejaku. Setiap kali satu kancing baju terlepas, mbak Bella
mengecup bagian tubuhku yg terbuka.
Dan
saat semua kancing sudah terlepas, mbak Bella mulai menjilati dadaku, pentilku
disedotnya. Aku merasakan sesuatu yg aneh namun membuatku semakin bernafsu.
Sambil
menjilati bagian atas tubuhku, tangan mbak Bella bekerj membuka celana
panjangku dan melemparkannya ke lantai. Sekarang aku hanya tinggal mengenak
celana dalam saja. Mbak Bella menyuruhku berbaring telentang. Aku menurut.
Lalu
celana dalam ku diperosotkannya melalui kakiku, aku membantu dengan menaikkan
kakiku sehingga mbak Bella lebih mudah melepaskan celana dalamku. Dunia seperti
terbalik rasanya saat tangan mbak Bella mulai menggenggam tititku dan mengelus
serta mengocoknya perlahan.
“Lumayan
juga titit kamu Her. Gede juga, keras lagi.” celetuk mbak Bella.
Tak
membuang waktu, mbak Bella segera menurunkan wajahnya sehingga mulutnya
menyentuh kepala tititku. Dikecupnya kepala tititku dengan lembut, kemudian
dikeluarkannya lidahnya, mulai menjilati kepala, lalu batang dan turun
ke.. Bijiku.
Semua
dilakukannya sambil mengocok tititku dengan gerakan halus. Lidahnya bergerak
turun naik dengan lincahnya membuatku semakin tdk terkendali. Aku mendesah dan
mengerang merasakan kenikmatan dan sensasi yg mbak Bella berikan. Sungguh luar
biasa permainan lidah mbak Bella.
Setelah
beberapa lama, mbak Bella menghentikan lidahnya. Rupanya dia sudah merasa bahwa
tingkat ereksiku sudah cukup untuk memulai permainan.
“Udah
Her, sekarang Herry masukkin kontol Herry ke meki mbak. Adduhh, mbak udah nggak
sabar pengen disiram sama perjaka. Biar mbak awet muda Her.” kata mbak Bella.
Aku
tak mengerti maksud mbak Bella, tapi yg jelas, sekarang mbak Bella kembali
tiduran dan menyuruhku mulai mengambil posisi di atasnya. Mbak Bella melebarkan
kedua kakinya sehingga aku bisa masuk di antara kakinya itu.
Kemudian
mbak Bella memegang tititku dan mengarahkannya ke mekinya yg sudah menanti
untuk kumasuki. Mbak Bella meletakkan tititku di depan mekinya, kemudian
berkata,
“Nah,
sekarang teken Her.”
Aku
tdk menunggu lebih lama lagi. Segera kutekan tititku memasuki kegelapan meki
mbak Bella. Kurasakan tititku seperti dijepit daging yg sangat keras namun
lembut dan kenyal, agak licin tapi sekaligus juga agak seret.
“Aagghh..
Pelan dulu Her,” pinta mbak Bella.
Saat
kepala tititku sudah masuk, mbak Bella menggoyangkan pinggulnya sedikit,
membuatku semakin mudah untuk memasukkan seluruh tititku.
Dan
akhirnya terbenamlah sudah tititku di dalam mekinya. Jepitannya kuat sekali,
namun ada kelicinan yg membuatku merasa seperti di dalam sorga. Kemudian mbak Bella
terdiam. DIa berkonsentrasi agaknya, karena tahu-tahu kurasakan tititku seperti
disedot oleh meki mbak Bella.
Ya
ampuun, rasanya mau meledak tubuhku merasakan denyutan di meki mbak Bella ini.
Tititku seperti dijepit dan tdk bisa kugerakkan. Seperti ada cincin yg mengikat
tititku di dalam meki mbak Bella. Aku agak bingung, karena aku tdk bisa bergerak
sama sekali.
“Mbak,
apa nih?” aku bertanya.
“Enak nggak Her?” tanya mbak Bella.
“Iya pok, enak banget. Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.
“Enak nggak Her?” tanya mbak Bella.
“Iya pok, enak banget. Apaan tuh tadi pok?” aku kembali bertanya.
Mbak
Bella tdk menjawab, hanya tersenyum penuh kebanggaan. Kemudian mbak Bella
melepaskan jepitan mekinya pada tititku.
“Sekarang
kamu gerakin keluar masuk titit kamu ya Her.” perintah mbak Bella.
Dan
akupun mulai permainan sesungguhnya, kugerakkan tititku keluar masuk di lorong
kenikmatan mbak Bella. Setiap gerakan yg kubuat menimbulkan sensasi yg luar
biasa, baik untukku maupun untuk mbak Bella.
Mula-mula
pelan saja gerakanku, tapi lama-lama, mungkin karena nafsu yg semakin besar,
gerakanku semakin cepat. Dan mbak Bella mengimbangi gerakanku dengan putaran
pinggulnya yg mengombang-ambingkan tubuhku. Putaran pinggul mbak Bella membuat
seperti ada yg mau meledak dalam diriku.
“Hhgghh..
Oogghh.. Sshh, Roomm. Kamu jago banget Roommm..” desah pok Bella.
Aku
tdk tahu apa maksudnya, namun pujiannya membuatku semakin memacu “motor”ku
menerobos kegelapan di lorong mbak Bella. Lalu mbak menghentikan putaran
pinggulnya dan melingkarkan kakinya ke kakiku sehingga kembali aku tdk bisa
bergerak leluasa.
“Her,
sekarang kamu diem aja, kamu rasain aja mpot ayam mbak.” perintahnya.
Lagi,
aku tak tahu apa maksudnya, namun mbak Bella mencium bibirku dan lidahnya
mengajakku berpagutan kembali.
“Mbak
udah mau keluar lagi nih Her, kita barengin ya sayang, mbak tanggung pasti enak
deh.” kata mbak Bella.
Tubuh
mbak Bella diam, namun kurasakan tititku seperti dijepit dan dipijit dengan
lembut, benar-benar luar biasa meki mbak Bella. Kembali desakan lahar dalam
diriku menuntut dikeluarkan. Dan denyutan meki mbak Bella terus saja mengemuti
tititku membuatku merem melek. Dan akhirnya aku benar-benar tdk kuat menahan
lahar yg mendesak itu.
“Mpookk..
Adduuhh.. Sayaa..” aku tdk dapat meneruskan kata-kataku, tapi mbak Bella
rupanya mengerti bahwa aku sudah hampir mencapai klimaksku.
“Tahan
Her, mbak juga mau nyampe nih, Barengin ya Her.” kata mbak Bella.
Aku
tak peduli, karena aku tdk bisa menahannya, dengan erangan panjang, aku
merasakan tititku mengeras dan tubuhku mengejang. Kuhunjamkan tititku
dalam-dalam ke meki mbak Bella, dan menyemburlah lahar yg sudah mendesak dari
tadi ke dalam meki mbak Bella.
“Mpookk..
Aagghh..”
Croott…
Crroott… Mbak Bellapun menjerit kecil dan tubuhnya menegang, tangannya memeluk
dengan kuat. Di dalam kegelapan meki mbak Bella, semprotan air maniku bercampur
dengan banjirnya air mani mbak Bella.
Aku
tak bisa mengungkapkan bagaimana enaknya sensasi yg kurasakan. Pinggul mbak Bella
bergetar, dan menghentak dengan kerasnya.
Mekinya
berdenyut-denyut, enak sekali. Banyak selaki lahar yg kumuntahkan di meki mbak Bella,
ditambah lahar mbak Bella, rupanya tdk mampu ditampung semuanya, sehingga
sebagian meleleh keluar dari meki mbak Bella dan turun ke belahan pantatnya.
Lama
kami berdiam dalam posisi masih berpelukan, tititku masih terbenam di meki mbak
Bella. Tubuh kami bersimbah peluh, nafas kami masih memburu. Kemudian, mbak Bella
tersenyum, lalu menciumku.
“Kamu
hebat banget Her. Baru pertama aja udah bisa bikin mbak puas. Gimana nanti kalo
udah jago.” kata mbak Bella.
“Pok, Ma kasih ya pok.
“Pok, Ma kasih ya pok.
Enak
banget deh tadi pok.” kataku.
“Sama-sama Her, mbak juga terima kasih udah dikasih perjaka kamu. Besok mau lagi nggak?” tantang mbak Bella.
“Mau dong pok, siapa yg nggak mau meki enak kayak gini.” jawabku sambil mengecup bibirnya. Dan kamipun kembali berpagutan.
“Sama-sama Her, mbak juga terima kasih udah dikasih perjaka kamu. Besok mau lagi nggak?” tantang mbak Bella.
“Mau dong pok, siapa yg nggak mau meki enak kayak gini.” jawabku sambil mengecup bibirnya. Dan kamipun kembali berpagutan.
Halo Bosku ^^
ReplyDeleteSegera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com
Ada 4 Permainan Dalam 1 ID
Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker
www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal deposit 10rb
BBM :2AD05265
WA:+855968010699
Skype:smsqqcom@gmail.com
Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com