Cerita Dewasa Tante Bella Membangunkan Gairahku
Cerita Dewasa Tante Bella Membangunkan Gairahku
DominoQQ-Cerita Dewasa Tante Bella Membangunkan Gairahku. “Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.Dengan sangat terburu buru aku pergi kekamar mandi karena hari ini aku ingat diminta bantuan oleh tante untuk menjaga rumahnya, tanteku orangnya masih dibilang cantik dan anggun namanya Bella, dengan body yang langsing dan payudara berukuran 34 B. karena suaminya ada tugas diluar kota jadi aku diminta untuk menjaga rumahnya.
Cerita Dewasa Tante Bella Membangunkan Gairahku |
DominoQQ-Cerita Dewasa Tante Bella Membangunkan Gairahku. “Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.Dengan sangat terburu buru aku pergi kekamar mandi karena hari ini aku ingat diminta bantuan oleh tante untuk menjaga rumahnya, tanteku orangnya masih dibilang cantik dan anggun namanya Bella, dengan body yang langsing dan payudara berukuran 34 B. karena suaminya ada tugas diluar kota jadi aku diminta untuk menjaga rumahnya.
cerita cinta dewasa, cerita panas dewasa, cerita dewasa
lucu, cerita sek dewasa, cerita dewasa Tante, cerita dewasa panas
Oh ya, tante Bella mempunyai dua anak perempuan Rini dan Linda.
Rini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi
165. Sedangkan Linda mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3,
tinggi 168 dan payudara 36.
Setiap aku berada di rumah tante Linda aku merasa seperti
berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai
baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku
dengan tante Bella di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau
untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Bella.
Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor
di teras rumah. Sepertinya Rini dan Linda masih belum berangkat sekolah, begitu
juga tante Bella belum berangkat kerja.
“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Andi. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru
bangun ya?” Linda membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke
ruang keluarga.
“Fir, kamu antar Rini dan Linda ke sekolah ya. Tante belum
mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh
aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling mBella sedunia.” celetukku sambil
masuk ke mobil. Iya lho, Rini dan Linda memang cewek yang mBella, kalau pergi
selalu minta diantar.
“Daag Mas Andi, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Rini
menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil
ke rumah tante Bella.
Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu
mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Bella masih mandi, terdengar suara
guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit
tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku.
Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar
mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku
matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke
lubang kunci.
Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali,
tubuh mulus dan putih tante Bella tanpa ada sehelai benang yang menutupi
terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya.
Ternyata tante Bella sedang masturbasi, tangan kanannya
dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri
mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil
tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Bella ini
sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.
Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan
televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh
molek tante Bella, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Bella
berhubungan badan denganku.
“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana
gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.”
Tiba-tiba suara tante Bella mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja,
kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Bella sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku
menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Bella berangkat kerja, aku
sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku
dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.
“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Bella
sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata
tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P
menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan
besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.”
Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di
kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat.
Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P
mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Andi tahu kok kalau
tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Andi ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak
marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.
Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang
10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka
lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya.
Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang
terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di
tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga
terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.
“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan
lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Andi ya.” Aku semakin salah
tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku
dengan mimik keheranan.
“Maksud Andi, nggak salahkan kalau Andi pingin pegang
ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di
atas tubuhku.
Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.
“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Bella
merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku
mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan
sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami
berbalik, aku berada di atas tubuh tante Bella. Tangan kiriku semakin berani
meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab.
Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap
cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan
berhenti di tonjolan yang keras.
“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya
om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang
menempel, tante terbelalak dan tersenyum.
“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila
tante Bella ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.
Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya
tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante
terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang
terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran
sebenarnya.
“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke
tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak
tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak pBellang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante
merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai pBellang
14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh
ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.
Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi
naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P
“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Bella sampai sejajar dengan
kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang
pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Bella.
Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku
berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi
dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup
rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.
“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap
ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina
tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh
klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai
berbicara tidak teratur.
Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante.
Semakain kacau pula omongan tante Bella. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.”
tante mengerang dengan keras.
“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya
dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap
dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.
“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti
kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?”
dengan mBella tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr.
P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P
ku masih berdiri tegak dan belum puas.
Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan
perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15
menit tante berhenti mengocok.
“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata
kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari
Mr.Pku.
Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke
lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Bella, lalu turun dari tempat
tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian
kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha.
Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan
mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri
dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah,
tante melebarkan kedua pahanya.
Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku
gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan.
PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi
peringatan ke tante.
“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante
langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.
Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Bella,
ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi
hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya.
Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang
sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan
pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.
“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh”
tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Andi agar tante juga merasa
enak” Aku membalas omongan tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P
ke dalam vagina tante.
“Ahh..” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya
sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan
pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke
depan. Vagina tante Bella ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir
vaginanya ikut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha
tante Bella semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu
tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak
ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih
menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku
tante Bella, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai
merasakan ada desakan panas di Mr. P.
“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante
sambil tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya
pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.
Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah
delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami
berciuman dengan mesra.
“Fir, kamu hebat.” puji tante Bella.
“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta
tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku
selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya
sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.
Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat
sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami
raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar
mandi.
Post a Comment