Cerita Dewasa Memek Saya di Gilir Oleh Pria lain
Cerita Dewasa Memek Saya di Gilir Oleh Pria lain
Cerita Dewasa Memek Saya di Gilir Oleh Pria lain |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Aku seorang mahasiswi umur aku 21 tahun dan kuliah di PTS Jakarta, aku asli dari Yogyakarta dan di Jakarta aku tinggal dengan kakaku yang tiga bulan yang lalu baru menikah jadi dia sedang hangat hangatnya bermesraan mereka sering jalan keluar malam atau keluar kota untuk beberapa hari.
Oy sampai lupa perkenalkan namaku Tiyas wajahku cukup cantik tinggi badanku 170 cm bodyku sangat langsing dan tentunya padat apalagi buah dadaku yang lumayan besar, biasanya jika kakakku dan suaminya keluar akulah yang sering menjaga rumahnya, cerita ini berawal dari saat malam itu teman teman kampusku bermain kerumah untuk menonton film bersama.
Setelah
sekitar jam 10 malam, kebanyakan dari teman saya pulang dan tinggallah 2 teman
laki-laki saya, Ivan dan Ropik. Mereka berpikir untuk menemani saya, karena tidak
baik pikir mereka meninggalkan seorang gadis di rumah sendirian di waktu kakak
saya “berbulan madu” dengan suaminya.
Kami
berlima akhirnya nonton video yang kami sewa sampai akhirnya kami merasa
mengantuk. Jam sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari dan kebetulan besok
adalah hari Minggu, jadi kami tidak perlu khawatir untuk pergi kuliah.
Rumah
kakak saya mempunyai 3 kamar, satu untuk kakak saya dan suaminya, satu untuk
saya dan satu lagi adalah kamar tamu (pembantu pada sore hari sekitar pukul
19:00 pulang kembali ke rumahnya yang terletak di kampung yang dekat dengan
perumahan kakak saya).
Akhirnya
kami bertiga memutuskan untuk tidur. Saya tidur di kamar saya sendiri, Ropik
tidur di sofa di depan TV dan Ivan tidur di kamar untuk tamu. Saya tutup pintu
kamar saya setelah pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi, buang air kecil dan
mencuci kaki dan muka (kebiasaan saya sebelum tidur).
Kemudian
kebiasaan saya yang lain dalam hal tidur ini adalah saya menanggalkan semua
pakaian saya kecuali celana dalam saya, lalu saya menutupi tubuh saya hanya
dengan selimut tebal. Saya nyalakan lampu kecil di sudut ruangan kamar saya dan
mematikan lampu kamar saya.
Saya
tertidur seketika itu juga karena rasa lelah saya. Tidak lama kemudian saya
merasa ada seseorang yang masuk kamar saya dan menyalakan lampu dengan
tiba-tiba. Saya melihat Ivan di pintu dengan mata yang terbelalak.
Saya
yang sempat belum sadar atas keadaan tubuh saya yang telanjang, tiba-tiba
langsung terpekik dan spontan menutupi ketelanjangan dada saya.
“Aakkhh!
aduhh.. aduhh.. kok nggak ketok-ketok dulu sih! gila loe Vanaduh..” kata saya
dengan keadaan yang bingung dan sangat malu.
“Hah!
astaga! sorry banget ya! aduh sorry banget! gue cuman mao nanya dimana kamar
mandi.. gue kebelet banget nih!” Ivan dengan sedikit gagap menutup pintu kamar
saya.
Tapi
sebelum pintu benar-benar tertutup tiba-tiba Ropik datang ke kamar mencegah Ivan
untuk menutup pintu kamar dengan alasan ingin melihat apa yang terjadi.
“Gila..
seksi banget loe, ya,” tiba-tiba Ropik menyeletuk dan berjalan cepat menuju
saya. Saya bisa melihat di sorot matanya nafsu yang entah datang darimana,
“Wan!
buruan ke sini! cepet!” teriak Ropik lagi kepada Ivan. Otomatis Ivan datang ke
arah saya dengan sorot mata yang kesetanan juga.
“Oi..
apa-apaan ini! lepasin gue! lepasiinn!” teriak saya sekuat tenaga, dan
tiba-tiba Ropik berteriak kepada saya sambil membungkam mulut saya,
“Diem
loe Sya! gila.. siapa suruh loe nunjukin tubuh loe ke kita-kita! seksi banget
loe Sya! Sorry nih gue mau nyoba dikit badan loe.. bolehkan Sya?”
Mereka
bertiga tertawa kecil seraya membuka selimut saya. Dengan cepat Ropik
menggenggam kedua pergelangan tangan saya dengan erat lalu melumat bibir saya
habis-habisan. Saya sempat tidak bisa bernafas karenanya dan terus berusaha memberontak.
Entah
darimana datangnya tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang lain ketika Ivan
membuka kedua kaki saya dan menggesek-gesekkan jarinya di luar celana dalam
saya yang berwarna merah muda. Saya kemudian mulai menikmati keadaan saat itu
dan mulai berhenti meronta.
Setelah Ivan puas mencium bibir saya, dia bangun dan langsung menanggalkan semua pakaiannya. Begitu juga dengan Ropik, mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat dalam beberapa menit.
Setelah Ivan puas mencium bibir saya, dia bangun dan langsung menanggalkan semua pakaiannya. Begitu juga dengan Ropik, mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat dalam beberapa menit.
Saya
sangat terangsang melihat tubuh mereka yang sangat bagus, tidak atletis tapi
melihat tubuh mereka yang cukup tinggi dan berisi membuat saya kagum.
Di
bagian tengah tubuh mereka saya melihat penis mereka yang sudah sangat menegang
dan ini membuat jantung saya berdetak dengan kencang karena ini pertama kali
saya melihat penis laki-laki dan sangat besar untuk saya.
Ukurannya
sekitar 18 cm (rata-rata) dan penis Ivan lah yang paling besar, karena badannya
yang sangat tegap dan agak sedikit berbidang. Terus terang saya menaruh
perasaan suka padanya sejak melihatnya pertama kali di kampus.
Ivan mendekati saya dan langsung memeluk tubuh saya dengan mesra. Kami berpagutan lagi sampai saya merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Ivan menyentuhkan jarinya dengan klitoris vagina saya yang masih terbungkus celana dalam.
Ivan mendekati saya dan langsung memeluk tubuh saya dengan mesra. Kami berpagutan lagi sampai saya merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Ivan menyentuhkan jarinya dengan klitoris vagina saya yang masih terbungkus celana dalam.
“Aahh..
Vangue sayang sama loe.. sayang banget..” tanpa tersadar saya berkata itu. Saya
tidak tahu lagi bagaimana cara menyampaikan perasaan saya padanya. “Gue juga
sayang sama loe dari dulu.. make love sama gue yah Sya..” kata Ivan yang
membuat saya terkejut.
Ivan kemudian mulai menuruni tubuh saya dan beralih ke payudara saya yang berukuran 34A.
Ivan kemudian mulai menuruni tubuh saya dan beralih ke payudara saya yang berukuran 34A.
“Aahh..Wann..
aahh.. enak banget.. aahh.. aa.. aduhh.. pelan Wan..” kataku saat merasakan
kenikmatan atas kuluman Ivan di puting dan sekitar payudaraku.
Sesaat
itu juga Ropik kemudian berlutut di atas muka saya dan mengarahkan penisnya ke
mulut saya. Perlahan-lahan dia memasukkan penisnya ke mulut saya dan dengan
segera saya mengulum penisnya.
Ropik
segera mendesis keenakan, “Aahh.. aakkhh.. anjir enak banget Sya.. isepin dong
Sya.. aakkhh.. hh..” sambil menarik keluar masuk penisnya di mulut saya.
Saya
merasakan cairan asin keluar sedikit demi sedikit dari ujung penisnya dan ini
membuat saya merasakan sedikit aneh sekaligus nikmat.
Ivan sendiri menambah kenikmatan saat itu dengan menjilati bibir vagina dan klitoris saya dengan sangat lahap. Ivan kelihatan sangat seksi dengan posisi dan wajah itu.
Ivan sendiri menambah kenikmatan saat itu dengan menjilati bibir vagina dan klitoris saya dengan sangat lahap. Ivan kelihatan sangat seksi dengan posisi dan wajah itu.
“Aaakkhh!Wann..
loe apain memek gue.. aahh terusin Vanaahh.. aahh!” saya merasakan tubuh saya
menegang dan kaki saya kaku, vagina saya terasa hangat yang menandakan saya
sudah mencapai orgasme untuk yang pertama kali.
Ivan
segera menjilati dan menelan habis cairan yang keluar dari vagina
saya.Sementara itu Ropik meneruskan memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut
saya sampai akhirnya saya merasakan penisnya panas dan mengeluarkan semburan
sperma yang cukup banyak.
Sekitar
tiga semburan sperma ke mulut saya dan mau tidak mau saya menelan spermanya
habis.
“Aaakkhh! Hhh.. hh.. enak banget Sya.. thnaks! loe lanjutin aja sama Ivan,” terlihat Ropik mengedipkan mata yang nakal kepada Ivan. Ivan hanya tersenyum lalu melanjutkan permainan kami berdua.
Ivan kemudian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina saya secara perlahan-lahan lalu keluar masuk ke lubang saya berulang sampai tubuh saya menggelinjang.
“Aaakkhh! Hhh.. hh.. enak banget Sya.. thnaks! loe lanjutin aja sama Ivan,” terlihat Ropik mengedipkan mata yang nakal kepada Ivan. Ivan hanya tersenyum lalu melanjutkan permainan kami berdua.
Ivan kemudian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina saya secara perlahan-lahan lalu keluar masuk ke lubang saya berulang sampai tubuh saya menggelinjang.
“Vanpelan-pelan
yah Vanini pertama kali, gue masih perawan,” kataku kepada Ivan untuk
berhati-hati. “Iya, Sya.. trust me,” katanya seraya memasukkan jarinya ke dalam
lubang vagina saya. Ia kemudian mengeluarkan kembali jarinya dan memegang
penisnya yang sudah mengeras sejak tadi.
Ia
lalu menggesek-gesekkan ujung penisnya ke permukaan vaginaku dan ini membuatku
semakin penasaran terhadap “barang”-nya itu.
“Ah
Vandimasukkin enak yah Vancobain donk Vanahh.. hh..” kataku sambil memejamkan
mata dan berpegangan pada kedua lengannya karena mencoba menahan rasa birahi
dan penasaran yang bertubi-tubi.
“OK..
tahan sakitnya yah Sayang,” katanya sambil mengecup bibirku, lalu mengambil
posisi untuk memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.Ivan dengan tangannya yang
kuat mengangkat kedua kakiku ke atas dan membukanya sehingga lubang vaginaku
membuka dengan sempurna.
“Punya
kamu kecil.. jadi bakalan agak sakit.. tahan ya!” katanya lagi sambil menusuk
pelan-pelan penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Aakkhh! aauucch! aakkhh.. sakiitt.. sakitWann! jangan dimasukin! aakkhh..” aku berteriak kesakitan karena memang penisnya yang sangat besar itu sangat mustahil untuk masuk ke liang senggamaku yang masih sangat sempit.
“Aakkhh! aauucch! aakkhh.. sakiitt.. sakitWann! jangan dimasukin! aakkhh..” aku berteriak kesakitan karena memang penisnya yang sangat besar itu sangat mustahil untuk masuk ke liang senggamaku yang masih sangat sempit.
Tapi
tanpa memperdulikan teriakanku, dia malah makin mengganas bahkan mungkin
teriakanku itu membuatnya makin terangsang dan menjadi kesetanan. Ditusuknya
berkali-kali sampai akhirnya hanya ujung penisnya yang masuk setelah 5 menit
berlalu.
Tubuh
kami berkeringat, terutama saya yang menahan sakit dan berpegangan kuat kepada
ujung bantal. Saya sudah mulai menangis kesakitan dan Ivan memeluk saya sambil
menciumi saya untuk menenangkan diri saya.
Sewaktu
rasa sakit sudah berkurang karena ciuman bibir kami berdua, dia mulai mendorong
pelan-pelan supaya penisnya dapat masuk ke dalam vagina saya.
“Aakkhh
aahh.. sempit banget Sya.. ahh.. aahh,” Bless! akhirnya dengan beberapa kali
sentakan yang sangat kuat dan penuh rasa sakit, penisnya mampu masuk semuanya
ke dalam vagina saya.
Setelah kami berdua mampu mengatasi keadaan, Ivan mulai memeluk tubuh saya dan menggenjot penisnya keluar-masuk vagina saya. Kenikmatan yang begitu luar biasa yang belum pernah saya rasakan selama masturbasi membuat saya mendesah keenakan.
Setelah kami berdua mampu mengatasi keadaan, Ivan mulai memeluk tubuh saya dan menggenjot penisnya keluar-masuk vagina saya. Kenikmatan yang begitu luar biasa yang belum pernah saya rasakan selama masturbasi membuat saya mendesah keenakan.
“Aahh..
hh.. aahh.. ahh.. uummhh.. eenaakk..Wann.. gue sayang.. loe.. bangett.. hh..
hh..”
“Memek
Tiyas enak banget! aakkhh! aakkhh..”
Saya
sempat orgasme beberapa kali yang menghasilkan banyak kontraksi di lubang
senggama saya (yang memancing kenikmatan bagi Ivan) sebelum akhirnya Ivan
mencapai puncaknya.
“Gue
nyampe Sya.. aahh.. hh.. aakkhh!”
“Crott..
croott..”
Entah
berapa kali Ivan menyemburkan air maninya dan jatuh lemas di atas tubuh saya.
Kami berpelukan sangat erat dan berciuman sampai akhirnya kami tertidur berdua
dalam keadaan sangat basah karena keringat. Keesokan paginya kami madi berdua
dan bermain lagi sampai puas sampai akhirnya saatnya Ivan untuk pulang ke
rumahnya.
Sampai
sekarang Ivan dan saya berpacaran dan masih melakukan hubungan seksual. Kadang
kami berempat (saya, Ivan, Ropik dan pacarnya) bermain bersama.
Post a Comment