Cerita Dewasa Mesum Dengan Wali Kelasku Sebelum Ujian
Cerita Dewasa Mesum Dengan Wali Kelasku Sebelum Ujian
DominoQQ-Cerita Dewasa-Namaku Bella. Aku ingin berbagi pengalaman seksku dengan para pembaca. Ini merupakan cerita pertamaku, jadi harap maklum apabila tata bahasanya tidak terlalu bagus. Sebelumnya aku beritahu ciri-ciri dan perawakanku.
Cerita Dewasa Mesum Dengan Wali Kelasku Sebelum Ujian |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Namaku Bella. Aku ingin berbagi pengalaman seksku dengan para pembaca. Ini merupakan cerita pertamaku, jadi harap maklum apabila tata bahasanya tidak terlalu bagus. Sebelumnya aku beritahu ciri-ciri dan perawakanku.
Aku
WNI keturunan, berusia 21 tahun saat ini, rambut hitam panjang sampai ke bahu
dan agak bergelombang, tinggi 160 cm berat 45 kg. Perawakanku agak kurus, namun
payudaraku tergolong besar, 38C. Berhubung tubuhku agak kurus, payudaraku
terlihat sangat besar. Apalagi pantatku juga tidak besar, biasa-biasa saja. Ada
beberapa teman yang mengatakan potonganku mirip dengan Amy Yip, mantan bintang
panas Hongkong.
Sejak
kecil aku rajin berolahraga, seperti senam-senam sendiri di kamar dan sering
sekali membantu ibuku beres-beres rumah sehingga tubuhku terlihat kencang dan
padat. Namun aku tipe cewek yang konservatif, jarang memakai pakaian yang
ketat, dan memakai kacamata minus satu, rambut aku kuncir di belakang, sehingga
tampaknya tidak terlalu banyak cowok yang mendekatiku. Walaupun saat memakai
kaos olahraga pada waktu SMA, para cowok selalu menatap buah dadaku yang
menonjol dengan penuh nafsu, sikap dinginku sering membuat mereka malas
melakukan pendekatan terhadapku.
Aku
kehilangan keperawananku saat
SMA kelas 2, berumur 17 tahun oleh pacarku, yang juga WNI keturunan dan
merupakan temen kuliah kakak lakiku. Sebetulnya aku tidak berniat pacaran saat
itu, namun karena ia sering datang ke rumah dan bercengkerama dengan aku dan
kakakku, lama kelamaan kami saling menyukai. Itu merupakan pengalaman pertamaku
berpacaran dan karena masih sangat lugu, aku gampang dirayu sehingga mahkotaku
direnggutnya. Kemudian selama hampir 3 bulan bermain seks dengan pacarku, aku
tidak terlalu menikmatinya, bahkan terkadang sedikit kesakitan saat aku
digaulinya. Mungkin karena ia juga tidak terlalu berpengalamanSetelah putus
karena pacarku kepergok kakakku berselingkuh, aku kembali bersikap dingin
terhadap cowok. Aku pikir apa enaknya orang pacaran dan ngeseks, ya gitu-gitu
aja, tidak seperti yang kudengar dari temen-temen cewekku saat kami bergosip.
Aku
baru mulai menikmati sampai terjadi peristiwa yang akan kuceritakan di bawah
ini. Saat itu aku duduk di kelas 3 SMA, cawu 1, sudah putus dengan pacar, dan
berkonsentrasi untuk kelulusan. Tinggi, berat dan perawakanku hanya terpaut
sedikit sekali dengan aku yang sekarang, dan ukuran payudaraku juga sudah 38C
pada waktu itu.
Aku
tergolong murid yang rajin dan nilainya cukup baik, namun pada mata pelajaran
eksakta seperti matematika, kimia dan fisika, aku sering kesulitan sampai
terkadang stres. Tapi karena dorongan keluargaku yang pas-pasan, aku memilih
jurusan IPA karena aku beranggapan jika memilih kuliah seperti di jurusan
teknik maka nantinya akan mendapat gaji lumayan bila sudah bekerja. Dan salah
satu kekhawatiranku terbukti, dengan nilai2 ulangan kimiaku super jeblok.
Aku
khawatir tidak lulus, sehingga pada suatu siang sepulang sekolah, aku
memberanikan diri menemui Pak Andre, guru kimiaku yg juga sekaligus wali
kelasku. Pak Andre berusia 50 tahunan, dari suku Jawa, tingginya sekitar
170-an, dengan perawakan besar dan hitam, wajahnya agak sadis dan tegas,
terkenal sebagai guru “killer”, namun kata temen-temen orangnya baik bila ada
murid yang minta bantuan. Pak Andre telah selesai mengajar di satu kelas dan
sedang memberes-bereskan barangnya saat kutemui.
“Pak
Andre, boleh saya bicara sebentar,” kataku. Pak Andre hanya melihat sepintas ke
arahku, sebelum menjawab cepat dengan nada sedikit membentak, “Ada apa?” Aku
mulai menjelaskan permasalahanku dan kekhawatiranku. Aku menyampaikan bahwa aku
berniat meminta tugas-tugas tambahan untuk mendongkrak nilaiku. Tapi Pak Andre
menolaknya dan menawarkan les privat seminggu dua kali di rumahnya.
Aku
langsung menyetujuinya tanpa berpikiran apa-apa. “Ok, nanti sore kamu ke rumah
saya jam 4,” ujar Pak Andre dengan nada memerintah. “Baik Pak, saya bisa,
terima kasih,” jawabku sambil pamit pulang. Tepat jam 4 setelah naik kendaraan
umum aku tiba di rumah Pak Andre yang berlokasi di perumahan cukup elit, baru
dibangun dan sepi.
Kabarnya
Pak Andre memiliki pekerjaan lain yang cukup memadai, sehingga meskipun guru
tapi rumahnya bagus. Setelah melepas sandal dan masuk ke ruang tamu di
rumahnya, aku dipersilahkan duduk di sebuah sofa yang besar dan empuk.
“Rumahnya bagus juga, tapi kok sepi ya,” pikirku. Aku beranikan diri bertanya, “sendirian
di sini Pak?” “Iya, memangnya kenapa?” jawabnya dengan sedikit gusar. “Oh gak
apa-apa Pak,” kataku. Pak Andre kemudian menjelaskan bahwa anak-anaknya kuliah
di luar kota, dan istrinya kerja sebagai suster dari sore sampe malam di sebuah
rumah sakit.
Sore
itu aku memakai pakaian yang biasa kukenakan. Kemeja berkancing yang agak
kebesaran, untuk menutupi menonjolnya payudaraku, serta celana jins yg tidak
terlalu ketat, tentu tak lupa juga BH dan celana dalam. Sementara Pak Andre
tampak santai, memakai kaos berlengan dan celana panjang biasa. Pak Andre
langsung duduk di sebelahku, dan menjelaskan kondisiku. Dengan jebloknya nilai
ulangan-ulanganku, mulai sekarang aku harus berusaha sangat keras supaya bisa
lulus.
“Kamu
mengerti situasimu kan?” tanya Pak Andre. Aku langsung mengiyakan. Pak Andre
meneruskan, “Kalo gitu, kamu harus sering-sering nurut sama Bapak, mengerti Bella?”
Aku mengiyakan lagi tanpa berpikiran macam-macam. Tiba-tiba Pak Andre langsung
menubrukku dari samping dan menindih tubuhku di bawah tubuhnya yg besar dan
wajah kami saling berhadapan dekat sekali.
Tepat
saat aku mau menjerit dan memberontak, Pak Andre langsung membungkam mulutku
dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegangi kedua pergelangan
tanganku sekaligus di atas kepalaku. Aku berusaha keras memberontak dan
menjerit, namun cengkeraman Pak Andre terlalu kuat. Aku sangat takut pada saat
itu melihat pandangan Pak Andre yang berubah menjadi penuh nafsu, dan aku hanya
bisa memelas lewat tatapan mataku.
Pak
Andre mulai tersenyum dan terkekeh-kekeh. “Tenang saja Bella, sebaiknya kamu
santai saja. Sudah lama Bapak ingin memerkosamu, tidak disangka hari ini kamu
menyerahkan diri,” ujarnya sambil tertawa keras selagi tetap memegangi mulut
dan kedua tanganku. “Kamu nggak usah macam-macam, layani saja Bapak, maka kamu
nggak perlu mengkhawatirkan nilai-nilaimu yang jeblok itu. Kalo sampai kamu
menjerit atau berontak terlalu keras, maka Bapak jamin kamu tidak akan lulus,
ok?” tambahnya lagi.
Saat
itu aku sungguh-sungguh tidak tahu harus berbuat apa karena belum pernah
menghadapi situasi seperti ini dalam hidupku. Tiba-tiba Pak Andre dengan cepat
melepas kacamataku dan menaruhnya di meja sebelah. Kemudian tangan kirinya
menarik rambutku dan menciumi bibirku yang mungil dengan kasar, sementara
tangan kanannya meremas-remas payudaraku yang sebelah kiri dengan gemasnya
sehingga kemejaku mulai awut-awutan. Karena kedua tanganku sudah tidak
dipegangi lagi, sempat terlintas di pikiranku untuk memukuli Pak Andre, namun
ancaman tidak lulus membuatku sangat takut dan tidak berani melakukannya.
Aku
hanya berusaha melepaskan diri namun sia-sia saja. Kemudian Pak Andre
melepaskan ciumannya, dan kedua tangannya dengan segera memreteli kancing
kemejaku satu-persatu. Aku mulai menangis dan memohon untuk dilepaskan, tapi
Pak Andre tidak menghiraukan. Dengan kasar ia menyingkirkan kemejaku dan
melemparkannya ke lantai.
Setelah
itu Pak Andre dengan paksa melucuti celana jinsku. Tubuhku hanya tertutupi BH
dan celana dalam saja, buah dadaku yang berukuran 38C terlihat sangat menonjol.
Sekali lagi aku diterkamnya sehingga hanya bisa berbaring pasrah di sofa yang
besar dan empuk itu. Pak Andre kembali menciumi bibirku sementara kedua
tangannya dengan ganas meremas-remas buah dadaku. Aku selalu mencoba menghindari
ciuman Pak Andre, tapi remasan-remasan tangannya pada payudaraku, yang harus
kuakui memang sangat sensitif, membuatku sedikit demi sedikit mulai terangsang.
Tapi
karena aku bukan cewek gampangan, tetap saja aku berusaha memberontak. Ironis
memang, dalam hati aku berusaha melawan namun tubuhku berkata lain menghadapi
serangan-serangan Pak Andre. Beberapa saat Pak Andre terus menciumi bibirku dan
meremas-remas payudaraku dengan penuh nafsu. Nafasku mulai berat dan saat itu
terus terang aku terpaksa pasrah saja. Hanya sesekali aku memelas untuk
dilepaskan.
“Jangan
Pak, tolong Pak,” rintihku. Pak Andre menyadari perlawananku yang melemah,
kemudian dengan cepat sedikit mengangkat punggungku dan melepas tali pengait
BH-ku. BH-ku kemudian dilemparkannya. Aku berusaha menutupi buah dadaku dengan
lemah namun Pak Andre mencengkeram kedua pergelangan tanganku dan
melebarkannya. Terpampang jelas buah dadaku yang besar, putih mulus, sangat
padat, montok dan membusung tegak itu. Serta juga putingku yang berwarna merah
muda, kecil namun runcing itu.
Pak
Andre memandangi semua itu dengan mata terbelalak, wajahnya yang menurutku
sangat jelek itu menunjukkan kegembiraan seperti baru menang lotere. “Akhirnya
kesampaian juga, impian Bapak melihat gunung kembarmu yg indah ini. Putih
banget dan besar lagi! Mm.. 38C ya? Tadi Bapak lihat ukuran BH kamu. Kenapa
nggak sejak dulu kamu tunjukkan Bapak? Putingmu juga seksi sekali. Pas banget
rasanya! Ha.. ha.. ha..”, ujarnya santai sambil matanya tidak pernah lepas dari
payudaraku. Aku rasanya mau menangis keras-keras, tapi ketakutanku sekali lagi
menyebabkanku pasrah saja. Setelah melepas kedua pergelangan tanganku, Pak Andre
memulai serangannya di payudaraku yang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi.
Kedua telapak tangannya yang hitam dan kuat itu meremas-remas payudaraku yang
putih mulus dengan kasar tapi tidak bermaksud melukaiku, sambil matanya yg
sadis itu melihat reaksi wajahku.
Kontras
sekali kasarnya telapak tangan Pak Andre yang hitam pada kulit buah dadaku yang
putih, mulus dan sangat sensitif itu. Meskipun tetap berusaha menjaga harga
diriku dengan memohon-mohon kecil untuk dilepaskan, permainan tangan Pak Andre
benar-benar membuatku lupa diri, dan Pak Andre tahu benar dari ekspresi wajahku
yang mulai menikmati.
Pak
Andre mendekatkan mulutnya ke payudaraku dan menjilati kedua putingku
bergantian dengan liarnya selagi tangannya tidak pernah berhenti meremas-remas
gunung kembarku. Aku mulai melenguh keenakan dan Pak Andre bertambah semangat.
Disedotnya salah satu putingku dengan kuat, secara otomatis aku menjerit
terangsang sedikit keras. Kulihat Pak Andre tersenyum bangga melihat responku,
dan serangannya makin ganas. Kedua putingku yang sudah keras dan tegang sekali
bergantian disedotnya. Kemudian Pak Andre menjilati kedua buah dadaku dengan
terampilnya. Lidahnya yang panjang itu seperti kehausan menyapu setiap
sentimeter dari payudaraku dan putingku.
Tangannya
tetap ganas meremas-remas, dan Pak Andre bergantian mencoba ‘melahap’
masing-masing payudaraku menggunakan mulut dan bibirnya, sementara lidahnya
beraksi dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil di putingku dan sekitarnya.
Tidak lupa juga digigit-gigit kecil masing-masing payudaraku, membuatku hanya
bisa merem melek dan mendesah-desah terangsang. Saat itu barulah aku menyadari
bahwa aku 100% takluk terhadap Pak Andre.
Belum
pernah aku dibuat senikmat ini, pacarku yang dulu sama sekali tidak
berpengalaman dalam ‘foreplay’ seperti yang dilakukan Pak Andre ini. “Mm..
Pak.. oh..,” rintihku berulang kali saat itu. Cukup lama Pak Andre memberikan
serangan-serangan dashyat terhadap kedua payudara dan putingku menggunakan
telapak tangan, bibir dan lidahnya itu.
Tiba-tiba
saja aku menjerit cukup keras dan liar. Aku baru menyadari inilah orgasme
terhebat yang pernah kurasakan. Tubuhku yang berkeringat itu sedikit
terguncang-guncang dalam cengkeraman Pak Andre. Celana dalamku terasa sangat
basah oleh cairan memekku. Saat aku orgasme, Pak Andre menyedoti kedua putingku
bergantian dan meremas-remas gunung kembarku dengan lebih kuat. Jeritanku
bertambah keras dan liar karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Untuk
beberapa saat orgasmeku berlangsung, dan selama itu pula Pak Andre tidak pernah
menghentikan serangannya terhadap kedua payudara dan putingku yang super
sensitif.
Akhirnya
orgasmeku usai, dan aku hanya bisa berbaring dengan nafas amat berat dan
tersengal-sengal. “Gila bener kamu Bella, padahal cuma Bapak mainin buah dada dan puting kamu, ternyata kamu
udah orgasme segini hebatnya. Maniak juga kamu ya!” kata Pak Andre dengan
gembira dan bangga. Aku tersenyum malu dan wajahku memerah mendengar kata
‘maniak’. Senyuman Pak Andre bertambah lebar melihat ekspresi wajahku. “Kamu
bener-bener menggemaskan dan seksi abis!” katanya lagi. Kemudian Pak Andre
merangkulku dengan lembut dalam posisi tubuhku masih dibawahnya, keringatku
jelas menempel di kaos dan celana panjang Pak Andre.
Aku
ingin membalas hangatnya rangkulan Pak Andre, tapi berhubung masih ‘bau kencur’
dalam urusan seks, aku malu-malu dan hanya diam saja, tapi hatiku
berdebar-debar dan ekspresi wajahku menunjukkan kegembiraan. Pak Andre mulai
bercerita bahwa sudah sejak aku kelas satu ia mengincarku saat melihat aku
dalam pelajaran olahraga memakai kaos. Katanya meskipun aku tampak berusaha
menggunakan kaos yang agak kelonggaran, ia tahu bahwa payudaraku sangat besar,
apalagi porsi tubuhku bisa dibilang agak kurus. Penantian hampir dua tahun
tidak sia-sia katanya. Aku sekali lagi hanya bisa tersenyum-senyum kecil dan
malu.
Pak
Andre juga menambahkan bahwa ia tidak pernah melakukan ‘pemaksaan’ seperti ini
terhadap siswi-siswi lainnya. Ia mengaku amat sangat tidak tahan memikirkan
kedua buah dadaku ini. Sejak istrinya menopause juga dua tahun yang lalu itu,
bayangan sepasang buah dadaku selalu menjadi inspirasi onaninya yang hampir
setiap hari katanya. Aku tambah malu rasanya, tapi tidak bisa menyembunyikan
senyumku. Dalam hati aku berpikir, meskipun wajah Pak Andre tidak tampan, sejak
itu aku mulai menyukai wali kelasku sendiri itu.
Pak
Andre sempat bertanya apakah aku pernah berhubungan seks. Aku menjawab bahwa
pernah beberapa kali dengan mantan pacarku, tapi aku dengan wajah memerah
mengaku belum pernah merasa senikmat ini, bahkan hanya sesekali orgasme dengan
mantanku itu. Mungkin ia nggak berpengalaman Pak, kataku. Pak Andre langsung
tersenyum lebar, dan mengutarakan kebanggaannya menjadi orang pertama yang bisa
memuaskanku dengan amat sangat. Pak Andre juga memberitahuku bahwa rumahnya
selalu sepi seperti ini, istrinya berangkat kerja dari jam 3 sore sampai
sekitar 11 malam, dan sebetulnya tetangga-tetangga sebelah pada perumahan cukup
elit seperti ini tidak peduli satu sama lain.
Sehingga
walaupun aku menjerit-jerit tidak akan ketahuan, apalagi tembok-tembok rumah
Pak Andre sangat tebal dan kokoh. Saat itu pukul 4:30, udah setengah jam aku di
rumah Pak Andre. “Bella, kamu bisa pulang malam kan?” tanya Pak Andre. “Ya..
bisa aja Pak, tapi jangan sampai kemaleman Pak, nanti ortuku bingung,” jawabku.
“Tenang aja, kamu nanti tak antar pulang kalo Bapak udah puas.”
Hai Para Poker Mania,,
ReplyDeleteBingung nih mau cari agen poker ?
Ayo buruan gabung di AladinQQ
Agen Poker Terbaik dan Terpercaya Indonesia
Kami menyediakan 7 permainan dalam 1 userID :
*Poker Holdem
*Domino QQ
*Adu Q
*Capsa
*Bandar Q
*Bandar Poker
*Sakong
Dengan modal kecil hanya 20ribu rupiah anda bisa menangkan puluhan juta rupiah,,
Untuk info lebih lanjut anda bisa hub kami,
Layanan Service 24 Jam :
- Pin BBM : D8ED5390
- WA : +855966021899
- Line : qqaladin / +855966021899
Kunjungi website kami di,
www,aladinqq,net (koma diganti titik)