Cerita Dewasa ML Dengan Pacarku Yang Bertoket Gede
Cerita Dewasa ML Dengan Pacarku Yang Bertoket Gede
DominoQQ-Cerita Dewasa-Ini adalah cerita pengalamanku yang sedang kualami sekarang. Dan aku mengetiknya di sela-sela istirahat sehabis melakukan seks. Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger.
Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani. Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku.
Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut.
Cerita Dewasa ML Dengan Pacarku Yang Bertoket Gede |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Ini adalah cerita pengalamanku yang sedang kualami sekarang. Dan aku mengetiknya di sela-sela istirahat sehabis melakukan seks. Aku seorang pengusaha muda dan mahasiswa jurusan ekonomi. Aku tinggal di sebuah kompleks bank pemerintah yang kini bank tersebut sudah dimerger.
Aku sudah mempunyai pacar yang kebetulan tetanggaku di kompleks tersebut. Orangtuaku termasuk orang terpandang, sehingga aku di kalangan anak muda di kompleks tersebut cukup disegani. Dua tahun yang lalu aku merupakan ketua organisasi remaja, sehingga aku semakin dikenal oleh berbagai kalangan di lingkunganku.
Kebetulan di lingkunganku banyak gadis remaja yang cantik-cantik. Termasuk pacarku yang sekarang merupakan salah satu gadis yang menjadi incaran anak-anak muda di lingkungan tersebut.
Entah
kenapa dia mau menjadi pacarku. Sejujurnya aku menyukai beberapa gadis cantik selain pacarku tersebut,
tetapi aku berpikir dua kali jika aku berbuat macam-macam pasti akan menjadi
bahan omongan di lingkunganku.
Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Phei Phei (nama sengaja kusamarkan). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Phei Phei adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B.
Singkat cerita, aku tergoda oleh salah satu anak tetangga orangtuaku, sebut saja Phei Phei (nama sengaja kusamarkan). Padahal aku sudah menjalin asmara dengan gadis yang juga tetanggaku. Kami bahkan sudah bertunangan. Phei Phei adalah seorang mahasiswi Tarqi. Ia mempunyai body yang sangat menggoda, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi ia mempunyai bibir yang sexy dan mempunyai payudara berukuran 36B.
Sebagai
gambaran, body-nya mirip dengan artis Bella Febiola, dan bibirnya seperti
Cornelia Agatha. Tingkah lakunya selalu menggodaku. Sebagai laki-laki normal,
kadang aku berpikiran agak kotor.
Hingga suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma).
Hingga suatu kesempatan, ia meminta bantuanku untuk dicarikan HP dengan harga miring. Tentu saja kesempatan itu tidak kusia-siakan (dalam hatiku aku akan membelikannya HP tersebut dengan cuma-cuma).
Aku
menyanggupinya, tetapi aku memberikan syarat agar ia mau kuajak pergi makan dan
nonton berdua tanpa sepengetahuan pacarku dan teman-temanku. Dasar Phei Phei
memang centil, persaratanku ia setujui karena ia pikir sangat mudah sekali
untuk menjalaninya.
Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Phei Phei pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya. Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai.
Akhirnya aku membelikannya HP yang ia inginkan, dan aku pun menagih janjinya. Kemudian pada hari minggu siang, aku dan Phei Phei pergi berdua untuk makan siang dan nonton. Ketika kami sedang nonton, kesempatan tersebut tidak kusia-siakan untuk sekadar mencium dan meraba-raba tubuhnya. Tidak kusangka ia malah bilang kepadaku sebenarnya ia juga menyukaiku. Ketika aku dengan hot-hotnya menciumi dan menggerayangi tubuhnya, ia berbisik kepadaku bahwa ia sudah horny, dan mengajakku keluar dari bioskop untuk pergi ke pantai.
Ketika
di tengah perjalanan, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ‘chek in’ di
hotel yang terdekat, ternyata ia menyetujuinya.
Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Phei Phei dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Phei Phei membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam.
Aku tiba di hotel yang dituju sekitar puku 3 sore. Setelah aku membayar kamar hotel tersebut, aku dan Phei Phei dengan langkah yang terburu-buru menuju ke kamar hotel. Sesampainya di kamar hotel dan mengunci pintu, aku langsung melancarkan ciumanku, dan Phei Phei membalasnya dengan sangat antusias. Kemudian masih dalam keadaan berdiri kubuka pakain serta celana panjangnya hingga ia hanya memakai BH dan CD yang berwarna hitam.
Kemudian
ia juga memintaku untuk membuka baju dan celana panjangku.
Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya.
Kini kami dalam keadaan hanya memakai pakaian dalam saja. Kemudian ia kubimbing ke atas ranjang yang berukuran double size. Aku mulai melumat bibirnya yang sexy dan menciumi serta menjilat seluruh tubuhnya. Kemudian ketika aku mencium CD-nya, di bagian kemaluannya yang sudah basah, ia menggelinjang dan sesekali merintih-rintih keenakan. Setelah aku puas menciumi seluruh tubuhnya, kemudian kubuka BH dan CD-nya.
Aku
pun membuka CD-ku, kini kami berdua sudah benar-benar bugil.
Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Phei Phei masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.
Aku sampai menahan nafas ketika kulihat payudaranya yang besar dan montok. Dengan sangat bernafsu kulumat puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Karena sebenarnya Phei Phei masih berusia 20 tahun, sehingga terlihat body-nya yang serba kencang. Aku juga meraba dan mengusap bulu-bulu di kemaluannya yang sangat lebat. Aku semakin bernafsu mencium dan menjilat seluruh tubuhnya yang mulus.
Kemudian
aku memasukkan dua jari tanganku ke dalam vaginanya yang sudah basah, sedangkan
lidahku sibuk menjilati puting susunya yang berwarna coklat kemerah-merahan. Phei
Phei semakin merintih-rintih dan menggelinjang serta nafasnya mulai berat.
Kemudian kubuka kedua pahanya lebar-lebar agar aku dapat dengan leluasa
memainkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menjilati dan memainkan klitorisnya
dengan penuh gairah.
Setelah
kupuas, giliran Phei Phei memainkan rudalku yang sudah tegang dengan lidahnya.
Ia jilati kemaluanku yang berukuran lumayan panjang dan besar (kira-kira 20 cm
dengan diameter 3,5 inchi).
Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Phei Phei mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya. Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah.
Ia menjilat dan mengulum rudalku dengan penuh kenikmatan. Aku tidak menyangka kalau kemaluanku akan dibersihkan oleh gadis impianku. Setelah ia puas, kemudian Phei Phei mengambil posisi telentang dengan kedua paha dibuka lebar-lebar, ia memintaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam vaginanya. Aku mengambil ancang-ancang untuk memasukkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya yang sudah basah.
Kupikir
pasti aku tidak akan kesulitan untuk memasukannya, ternyata beberapa kali aku
mencoba selalu saja meleset, dengan tidak sabar Phei Phei menarik rudalku dan
mengarahkan ke arah lubang kewanitaannya.
Ternyata Phei Phei masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Phei Phei menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Phei Phei kembali merintih menahan sakit.
Aku bertanya, “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”
Ia menjawab, “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”
Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Phei Phei keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang. Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Phei Phei yang baru pertama kali melakukan seks.
Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Phei Phei. Phei Phei sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.
Ternyata Phei Phei masih perawan, tetapi dengan kegigihanku akhirnya aku berhasil memasukkan ujung rudalku ke dalam vaginanya. Ketika kutekan dengan sedikit paksaan, Phei Phei menjerit kesakitan, kemudian aku menghentikan sejenak seranganku sampai kulihat ia sudah siap kembali, dan perlahan-lahan kumasukkan batang rudalku. Phei Phei kembali merintih menahan sakit.
Aku bertanya, “Git, kamu mau diterusin atau nggak..?”
Ia menjawab, “Terusin dong sayang, tapi pelan-pelan ya..!”
Akhirnya dengan perjuangan yang cukup melelahkan, aku berhasil memasukkan setengah batang kemaluanku, dan aku mendiamkan sejenak aktifitasku. Aku merasakan dari vagina Phei Phei keluar darah segar pertanda keperawanannya sudah hilang. Dinding vaginya yang lembut dan hangat memijat-mijat batang kemaluanku. Aku tidak terlalu memaksa untuk membenamkan seluruh rudalku ke dalam vaginanya. Mungkin ukuran rudalku yang lumayan panjang, sehingga membuat sakit vagina Phei Phei yang baru pertama kali melakukan seks.
Kemudian aku mulai menaik-turunkan pantatku secara perlahan dan beraturan. Dan secara perlahan-lahan aku membenamkan rudalku sedalam-dalamnya, hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam vagina Phei Phei. Phei Phei sudah mulai terbiasa dengan rudalku, malah ia mulai memutar pinggulnya, sehingga semakin menambah kenikmatan pergumulan kami saja.
Aku
semakin bersemangat untuk memainkan rudalku dengan cepat. Permainanku diimbangi
Phei Phei dengan menjepit pantatku dengan kedua kakinya. Aku merasakan rudalku
semakin mentok saja mengenai ujung rahimnya. Kami berganti posisi dengan cara
sambil duduk. Phei Phei semakin terlena, karena posisi tersebut membuat rudalku
semakin bergesekan dengan klitorisnya, sehingga hal itu membuat Phei Phei
semakin terbakar birahinya.
Kami
sempat beristirahat sejenak, karena posisi tersebut banyak menguras tenaga
kami. Sambil istirahat aku meremas-remas dan menjilati serta menghisap puting
susuya secara bergantian. Setelah tenaga kami terkumpul, kami melanjutkan
kembali dengan lebih menggebu-gebu.
Setelah
kira-kira 25 menit kami bergumul hebat, aku mulai merasakan spermaku akan
keluar, begitupun dengan Phei Phei, ia mulai mendekati orgasmenya. Aku
merasakan dinding vaginanya yang berdenyut kencang dan semakin banjir.
Aku
berkata setengah berbisik, “Git, aku sudah mau keluar nih, kita keluarinnya
sama-sama ya..?”
Phei Phei menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. sa.. yaa.. ngg.. sshh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”
Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”
Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.
Phei Phei menjawab dengan terputus-putus, “Ia.. sa.. yaa.. ngg.. sshh.. cepetan dong keluarinnya aku.. sebentar lagi selesai nih..!”
Dengan nafas yang tidak beraturan, aku menjawab, “Tahan sebentar ya sayang.., aku juga sudah mau keluar..”
Tidak lama kemudian aku memuntahkan spermaku ke dalam rahimnya, dan aku pun merasakan cairan hangat dari dalam vagina yang mengenai rudalku.
“Ooohh..
shh..” hampir bersamaan kami melenguh mengakhiri perjalan yang melelahkan dan
penuh kenikmatan.
“Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Phei Phei memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.
Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Phei Phei masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Phei Phei yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.
“Sayang.., vaginaku hangat banget sama spermamu..” Phei Phei memberikan komentar puas dengan keperkasaanku.
Kemudian kami beristirahat sejenak sambil memberikan pujian kepuasan masing-masing. Tetapi tanganku dan Phei Phei masih meraba-raba dan mengusap kemaluan kami satu sama lain, sehingga birahi kami kembali timbul. Kali ini Phei Phei yang mendahului dengan menjilat dan melumat hampir seluruh rudalku ke dalam mulutnya. Bukan hanya itu saja, ia juga dengan sangat agresif menciumi seluruh tubuhku.
Aku
mendorong tubuhnya ke samping hingga ia telentang. Kini giliranku untuk
menciumi seluruh tubuhnya. Payudara Phei Phei yang sudah mengeras dan puting
susu menjulang tinggi, membuatku semakin bernafsu untuk meremas, menjilati
serta menghisap-hisap puting susunya hingga puting susu Phei Phei semakin
terlihat basah dan mengkilap. Jari-jari tanganku dengan nakal memainkan klitoris dan
menyodok-nyodok ke dalam vaginanya yang sudah banjir.
Phei Phei semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Phei Phei berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya. Dengan tidak sabar Phei Phei meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Phei Phei yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.
Phei Phei mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Phei Phei dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya. Kali ini Phei Phei yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali.
Phei Phei semakin kelojotan dan mulai memohon-mohon kepadaku untuk segera memasukkan rudalku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku merubah posisi dengan tidur telentang, sementara Phei Phei berjongkok sambil mengangkang untuk mengambil posisi memasukkan zakarku ke vaginanya. Dengan tidak sabar Phei Phei meraih batang kemaluanku dan dituntun ke arah vaginanya. Ketika rudalku mulai memasuki vagina Phei Phei yang pinggirannya ditumbuhi bulu-bulu lebat, aku merasakan dinding vaginanya yang sudah banjir menghangatkan dan memijat-mijat batang zakarku.
Phei Phei mulai menggerakkan pinggulnya yang montok ke atas ke bawah, dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Sedangkan tanganku mulai meremas-remas sepasang payudara yang besar dan kencang. Phei Phei dengan sangat bernafsu menekan pantatnya kuat-kuat, sehingga rudalku seluruhnya amblas ditelan vaginanya. Kali ini Phei Phei yang memegang peranan, aku menurutinya saja, karena kulihat dengan posisinya yang di atas ia sangat bergairah sekali.
Aku
mengangkat badanku untuk melumat puting susunya. Perbuatanku semakin membuat Phei
Phei mabuk kepayang. Ia memeluk kepalaku ke arah payudaranya. Pantatnya semakin
cepat ditarik dan diputar-putar. Hingga akhirnya ia mencapai orgasme yang kedua
kalinya.
Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style.
Aku yang belum mencapai klimaks membuat keputusan berganti posisi dengan dogie style.
Phei
Phei mengambil posisi menungging, kemudian kuarahkan rudalku ke vaginanya lewat
belakang. Aku sangat bernafsu sekali melihat pantatnya yang lebar dan sexy.
Tangan kananku memegang dan menepuk-nepuk pantatnya, sedangkan tangan kiriku
meremas-remas payudaranya. Gerakan tersebut kulakukan secara bergantian.
Ternyata posisi tersebut membuat Phei Phei bangkit kembali gairahnya, karena
klitorisnya terkena gesekan rudalku.
Kali
ini Phei Phei mulai memberikan perlawanan. Ia menggoyang-goyangkan pantatnya
maju mundur berlawanan dengan arah goyangan pantatku. Ketika Aku mendorong
pantatku ia menyodorkan pantatnya ke belakang, dan ketika Aku menarik pantatku
ke belakang ia menarik pantatnya kedepan.Irama nafas kami semakin cepat, kami
melakukan goyangan dengan cepat, sehingga setiap kali kucabut dan menyodok vaginya
dengan rudalku timbul bunyi akibat vagina Phei Phei yang banjir oleh lendir
birahi. Aku mulai merasakan spermaku akan segera keluar.
Ternyata
Phei Phei juga sudah merasakan ia akan mengalami orgasme yang ketiga kalinya.
Tidak lama kemudian rudalku memuntahkan sperma secara berturut-turut di dalam
vaginanya. Aku pun merasakan gerakan Phei Phei yang bergoyang-goyang pelan dan
tegang, sedangkan punggungnya telihat melengkung seperti udang karena ia juga
telah orgasme.
Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Phei Phei menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku.
Aku mencabut batang kemaluanku dari vaginanya setelah Aku tidak merasakan muncratan spermaku. Aku telentang lelah, sedangkan Phei Phei menjilati sisa-sisa spermaku yang masih keluar dari zakarku.
Ia
menghentikan aktifitasnya setelah spermaku tidak keluar lagi.
Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Phei Phei mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.
Kami berpelukan erat sambil menghayati kenikmatan yang barusan kami lakukan. Kami melakukan bukan hanya sekali saja, tetapi entah sampai berapa kali. Permainan kami semakin lama bertambah hot saja, karena ternyata Phei Phei mulai terbiasa dan ketagihan dengan keperkasaan rudalku. Kami memutuskan pulang setelah merasa sudah sama-sama lemas dan puas. Andai saja kami melakukannya pada malam minggu, mungkin kami akan terus melakukannya sampai pagi.
Setelah
kejadian pada malam itu, hingga kini kami jadi sering melakukannya sampai pagi.
Aku melakukan hubungan seks dengan Phei Phei dengan system kalender, hal itu
kami lakukan untuk menghindari kehamilan. Aku semakin ketagihan, karena
tunanganku adalah tipe gadis pendiam dan alim, dan aku tidak pernah mendapatkan
pelayanan darinya. Kemanapun aku pergi, termasuk chek-in, aku selalu membawa
laptop
Komputer
tersebut kupergunakan untuk memantau perkembangan usahaku, selain itu juga
digunakan untuk mengetik ceritaku dan memutar film blue sebagai pembakar hasrat
birahi kami. Tentu saja perbuatanku yang sedang menceritakan seks kami tidak
diketahui oleh Phei Phei, karena ia masih tertidur untuk istirahat sejenak.
Post a Comment