Cerita Dewasa Seorang Gadis cantik yang Nafsu Sex
Cerita Dewasa Seorang Gadis cantik yang Nafsu Sex
Cerita Dewasa Seorang Gadis cantik yang Nafsu Sex |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Aku bergabung di perusahaan fashion terkenal di
kotaku, yang mempunyai perusahaan tersbut adalah Diana dia baru menyelesaikan
stuinya di Singapura umurnya masih muda 24 tahun dia cantik sewaktu SMA dia
juga pernah menjadi model lokal di kotaku, saat ini dia ditugaskan sebagai
asisten yang mana membantu saya sambil belajar.
Singkat cerita, Diana semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
Singkat cerita, Diana semakin dekat dengan saya dan sering bercerita.
“Nicolas,
cowok tuh maunya yang gimana sih. Ehm.., kalo di ranjang maksud gue..”
“Nic,
kamu kalo lagi horny, sukanya ngapain?”
“Kamu
suka terangsang enggak Nic, kalo liat cewek seksi?”
Yah
seperti itulah pertanyaan Diana kepadaku.
Terus
terang percakapan-percakapan kita selang waktu kerja semakin intim dan
seringkali sensual.
“Kamu pernah gituan nggak, Wi..?, tanyaku.
“Kamu pernah gituan nggak, Wi..?, tanyaku.
“Ehm..
kok mau tau?”, tanyanya lagi.
“Iya”,
kataku.
“Yah,
sering sih, namanya juga kebutuhan biologis”, jawabnya sambil tersipu malu.
Kaget
juga saya mendengar jawabannya seperti itu. Nih anak, kok berani terus terang
begitu.
Pernah
ketika waktu makan siang, ia kelepasan ngomong.
“Cewek
Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada makan siang”, katanya sambil
matanya menatap nakal.
“Kamu
seneng seks?”, tanya saya.
“Seneng,
tapi saya enggak pandai melayani laki-laki”, katanya.
“Kenapa
begitu?”, tanya saya lagi.
“Iya,
sampe sekarang pacarku enggak pernah ngajak kimpoi. Padahal aku sudah kepengen
banget.”
“Kepengen
apa?”, tanyanku.
“kimpoi”,
katanya sambil tertawa.
Suatu
ketika ia ke kantor dengan pakaian yang dadanya rendah sekali. Saya mencoba
menggodanya, “Wah Diana kamu kok seksi sekali.
Saya
bisa lihat tuh bra kamu”. Ia tersipu dan menjawab,
“Suka
enggak?”. Saya tersenyum saja.
Tapi
sore harinya ketika ia masuk ruangan saya, bajunya sudah dikancingkan dengan
menggunakan bros. Rupanya dia malu juga. Saya tersenyum, “Saya suka yang tadi.”
Suatu
ketika, setelah makan siang Diana mengeluh.
“Kayaknya
cowokku itu selingkuh.”
“Kenapa?”,
tanyaku.
“Habis
udah hampir sebulan enggak ketemu”, katanya.
“Terus
enggak.. itu?”, tanyaku.
“Apa?”
“Itu..
seks”, kataku.
“Yah
enggak lah”, katanya.
“Kamu
pernah onani enggak?”, tanyaku.
Dia
kaget ketika saya tanya begitu, namun menjawab.
“Ehm…
kamu juga suka onani?”
“Suka”,
jawabku.
“Kamu?”,
tanyaku.
“Sekali-sekali,
kalo lagi horny”, jawabnya jujur namun sedikit malu.
Pembicaraan
itu menyebabkan saya terangsang, Diana juga terangsang kelihatannya. Soalnya
pembicaraan selanjutnya semakin transparan.
“Diana,
kamu mau gituan enggak.”
“Kapan?”
“Sekarang.”
Dia
tidak menjawab, namun menelan ludah. Saya berpendapat ini artinya dia juga mau.
Well, setelah berbulan-bulan flirting, sepertinya kita bakalan just do it nih.
Kubelokkan
mobil ke arah motel yang memang dekat dengan kantorku.
“Nic,
kamu beneran nih”, tanyanya.
“Kamu
mau enggak?”
“Saya
belum pernah main sama cowok lain selain pacarku.”
“Terakhir
main kapan?”
“Udah
sebulan.”
“Trus
enggak horny?”
“Ya
onani.. lah”, jawabnya, semakin transparan. Mukanya agak memerah, mungkin malu
atau terangsang. Aku terus terang sudah terangsang. This is the point of no return.
Aku sadari sih, ini bakalan complicated. But… nafsuin sih.
“Terus,
kapan kamu terakhir dapet orgasme”
“Belum
lama ini.”
“Gimana?”
“Ya
sendirilah.. udah ah, jangan nanya yang gitu.”
“Berapakali
seminggu kamu onani?”, tanyaku mendesaknya.
“Udah
ah… yah kalo horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat. Lagian kan
biasanya ada Andree (cowoknya-red).”
“Kamu
enggak ngajak Andree.”
“Udah.”
“Dan..?”
“Dia
bilangnya lagi sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali. Biasanya dia
enggak pernah nolak.”
Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si Diana ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah terbiasa.
Siapa sih yang akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si Diana ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sudah terbiasa.
“Nic,
enggak kebayang main sama orang lain.”
“Coba
aja main sama saya, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau enggak.”
“Caranya?”
“Kalo
kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah, kamu udah OK buat main sama
orang lain. Tapi kalo kamu enggak bisa ngilangin perasaan bersalah, maka udah
jangan bikin lagi”, kataku.
“Kamu
nanti enggak bakal pikir saya cewek nakal.”
“Enggaklah,
seks itu normal kok. Makanya kita coba sekali ini. Rahasia kamu aman sama
saya”, kataku setengah membujuk.
“Tapi
saya enggak pintar lho, mainnya”, katanya. Berarti sudah OK buat ngeseks nih
anak.
Mobilku
sudah sampai di kamar motel. Aku keluar dan segera kututup pintu rolling
door-nya. Kuajak dia masuk ke kamar. Tanpa ditanya, Diana ternyata sudah
terangsang dengan pembicaraan kita di mobil tadi. Dia menggandengku dan segera
mengajakku rebahan di atas ranjang.
“Kamu
sering main dengan cewek lain, selain pacar kamu, Nic?”
“Yah
sering, kalo ketemu yang cocok.”
“Ajarin
saya yah!”
Tanganku
mulai menyentuh dadanya yang membusung. Aku lupa ukurannya, tapi cukup besar.
Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang kecil, “Shh.. geli Nic.” Kucium bibirnya
dan ia pun membalasnya. Tangannya mulai berani memegang batang kemaluanku yang
menegang di balik celanaku.
“Besar
juga…”, katanya.
Matanya
setengah terpejam.
“Ayo,
Nic aku horny nih.”
Kusingkap
perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah dadanya, branya kulepas,
kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya. Uh.. sudah mengeras.
Kusingkap
ke atas kaosnya dan kuciumi puting susunya yang menegang keras sekali, kuhisap
dan kugigit pelan-pelan, “Ahh.. ahh.. ahh, terus Nic.. aduh geli… ahh.. ah.”
Diana,
yang masih muda ternyata vokal di atas ranjang. Terus kurangsang puting
susunya, dan ia hampir setengah berteriak,
“Uh..
Nic… uh.” Aku sengaja, tidak mau main langsung. Kuciumi terus sampai ke
perutnya yang rata, dan pusarnya kuciumi. Hampir lupa, tubuhnya wangi parfum,
mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat itu, celanaku sudah terbuka,
Aku
sudah telanjang, dan batang kemaluanku kupegang dan kukocok-kocok sendiri
secara perlahan-lahan. Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting
susuku. “Enak.. enak Diana”. Rangsangannya semakin meningkat.
“Aduuhh..
udah deh.. enggak tahan nih”, ia menggelinjang dan membuka rok panjangnya
sehingga tinggal celana dalamnya, merah berenda. Bibir dan lidahku semakin
turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian liang kenikmatannya (bulu
kemaluannya tidak terlalu lebat dan bersih).
Kusentuh
perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang kenikmatannya yang basah. Kujilat dan
kusentuh dengan lidahku. liang kenikmatan Diana semakin basah dan ia
mengerang-erang tidak karuan. Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya.
Kupindahkan
tangannya, dan yang kanan kuletakkan di atas buah dadanya. Biar ia menyentuh
dirinya sendiri. Ia pun merespon dengan meDianantir puting susunya.
Kuhentikan
kegiatanku menciumi liang kenikmatannya. Aku tidur di sampingnya dan mengocok
batang kemaluanku perlahan. Dia menengokku dan tersenyum, “Nic.. kamu
merangsang saya.”
“Enak..”
“Hmm…”,
matanya terpejam, tangannya masih meDianantir putingnya yang merah mengeras dan
tangan yang satunya dia letakkan di atas liang kenikmatannya yang basah. Ia
menyentuh dirinya sendiri sambil Dianahatku menyentuh diriku sendiri. Kami
saling bermasturbasi sambil tidur berdampingan.
“Heh..
heh.. heh.. aduh enak, enak”, ceracaunya.
“Gile,
Nic, gue udah kepengin nih.”
“Biar
gini aja”, kataku.
Tiba-tiba
dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di selangkanganku yang tidur telentang.
Batang kemaluanku dihisapnya, uh enak banget. Nih cewek sih bukan pemula lagi.
Hisapannya cukup baik. Tangannya yang satu masih tetap bermain di liang
kenikmatannya. Sekarang tangannya itu ditindihnya dan kelihatan ia sudah
memasukkan jarinya.
“Uh…
uh… Nic, aku mau keluar nih, kita main enggak?”
Kuhentikan
kegiatannya menghisap batang kemaluanku. Aku pun hampir klimaks dibuatnya.
“Duduk di wajahku!”, kataku.
“Duduk di wajahku!”, kataku.
“Enggak
mau ah.”
“Ayo!”
Ia
pun kemudian duduk dan menempatkan liang kenikmatannya tepat di wajahku. Lidah
dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutnya,
“Aughhh…” setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya.
Kuhisap
dan kujilati terus, semakin basah liang kenikmatannya.
Tiba-tiba
Diana berteriak, keras sekali, “Aahhh… ahhh”, matanya terpejam dan pinggulnya
bergerak-gerak di wajahku.
“Aku..
keluar”, sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti
tersentak-sentak. Mungkin inilah orgasme wanita yang paling jelas kulihat. Dan
tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang kenikmatannya. Ini bisa kurasakan
dengan jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.
“Aduh…
Nic.. enak banget. Lemes deh”, ia terkulai menindihku.
“Enak?”,
tanyaku.
“Enak
banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak tadi.”
Aku
berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang kemaluanku ke liang
kenikmatannya yang basah. Diana tersenyum, manis dan malu-malu. Kumasukkan, dan
tidak terlalu sulit karena sudah sangat basah. Kugenjot perlahan-lahan. Matanya
terpejam, menikmati sisa orgasmenya.
“Kamu
pernah main sama berapa lelaki, Diana..?, tanyaku.
“Dua,
sama kamu.”
“Kalo
onani, sejak kapan?”
“Sejak
di SMA.”
Pinggulnya
sekarang mengikuti iramaku mengeluar-masukkan batang kemaluan di liang
kenikmatannya.
“Nic, Diana mau lagi nih.” Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan “Uhh… Nic.. Diana keluar lagi…” Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak sehebat tadi.
“Nic, Diana mau lagi nih.” Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan “Uhh… Nic.. Diana keluar lagi…” Kembali dia tersentak-sentak, meski tidak sehebat tadi.
Akupun
tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang kemaluanku dan kusodorkan ke
mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dengan cepat. Dan “Ahhh…” klimaksku
memuncratkan air mani di wajah dan sebagian masuk mulutnya. Tanpa disangka, ia
terus melumat batang kemaluanku dan menjilat air maniku. Crazy juga nih anak.
Setelah
aku berbaring dan berkata, “Diana, kamu bercinta dengan baik sekali.”
“Kamu
juga”, mulutnya tersenyum.
Kemudian
ia berkata lagi, “Kamu enggak nganggap Diana nakal kan Nic.”
Aku
tersenyum dan menjawab, “Kamu enjoy enggak atau merasa bersalah sekarang.”
Dia
ragu sebentar, dan kemudian menjawab singkat, “Enak..”
“Nah
kalau begitu kamu emang nakal”, kataku menggodanya.
“Ihh…
kok gitu..” Aku merangkulnya dan kita tertidur.
Setelah
terbangun, kami mandi dan berpakaian. Kemudian kembali ke kantor. Sampai
sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel. Aku sih santai saja, yang
penting rahasia kami berdua tetap terjamin.
Related Posts
Cerita Dewasa Seorang Gadis Montok
Halo Bosku ^^
ReplyDeleteSegera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com
Ada 4 Permainan Dalam 1 ID
Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker
www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal deposit 10rb
BBM :2AD05265
WA:+855968010699
Skype:smsqqcom@gmail.com
Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com