Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya
Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya
Mama Monica mendiamkan dulu gerakannya agar memek Monica terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Monica teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Monica sudah agak tenang, Mama Monica mulai memompa pelan-pelan.
Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Sangat bete hari ini si Monica habis menonton televisi, dia
yang sendiri ada dirumah, karena ayah nya yang pergi keluar kota urusan kantor
dan pulang minggu depan, sedangkan ibunya sedang acara dengan teman temannya,
dan adiknya sedang pergi dirumah temannya, dia hanya seorang diri dirumah
kemudian dia pergi kekamarnya di lantai dua
“Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu” pikir Monica Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Monica sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Monica lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Monica beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.
“Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu” pikir Monica Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Monica sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Monica lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Monica beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.
Monica berdiri di
depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan
celana dalamnya. Sekarang Monica telanjang bulat sambil memandang dirinya
sendiri di cermin. Monica memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang
putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom
sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan
bulu-bulu halus yang masih jarang.
“Uuhh.., enak.”, desah
Monica sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.
Sesekali dipilinnya
putingnya sambil mMore…embayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya
itu. Tangan kanannya juga tidak Monica biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap
lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti
yang sudah dipelajari Monica dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah.
Monica merasa nikmat
sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata
Monica terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Monica
tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.
“MONICA! Apa yang kamu
lakukan?!”
Monica kaget sekali.
Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata
disana sudah berdiri Mama Monica dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
“Mmaa.. Ma”, kata Monica
sambil ketakutan.
“Ehm ternyata kalo
lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!”,
cibir Mama Monica.
“Mm.. maafin Monica,
Ma”, jawab Monica ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.
Mama Monica mendekat sambil memandang Monica yang masih telanjang.
Mama Monica mendekat sambil memandang Monica yang masih telanjang.
“Ehm.. anak kurang
ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya
kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa
yang kulihat dari VCD kemarin.”, pikir Mama Monica dalam hati.
“Kamu akan Mama hukum.
Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut
sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.”, kata Mama Monica
sambil keluar kamar.
“Iya, Ma.”, jawab Monica
pelan.
Monica takut sekali
kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Monica berpikir hukuman apa yang akan
dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Monica berpikir lebih baik dipukul
daripada diadukan ke Papa.
Tak lama kemudian Mama
Monica kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama
menyuruh Monica berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya.
Monica kaget, ternyata
Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Monica kagum
terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Monica mengamati
wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus,
dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya
ternyata bulunya dicukur habis.
“Sekarang kamu harus
menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan
melaporkan kamu ke Papa”, perintah Mama.
“Iya, Ma.”, jawab Monica
ketakutan.
Tiba-tiba Mama Monica
mencium bibir Monica dengan penuh nafsu. Mama Monica penasaran ingin tahu
rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya
yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Monica terkejut tetapi
dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Monica bersyukur bahwa
hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Monica heran dengan
perbuatan Mamanya tapi lama-lama Monica juga menikmatinya.
Lidah Mamanya bergerak
Monicar dimulutnya, Monica pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Monica
agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya
juga mulai meremas-remas pantat Monica sambil sesekali mampir mengusap-usap
memek Monica, dan tangan satunya Monicar beroperasi di dada Monica sambil
memilin putingnya. Nafsu Monica mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan
bombom. Monica merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.
“Ma, Monica capek
berdiri.”, keluh Monica.
“OK. Sekarang kita ke
ranjang aja.”, jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Monica.
“Kamu juga naik kesini
dan cium susu Mama sambil diremas-remas.”
Monica menurut. Monica
menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang
satunya.
“Eehhm.. yeah. Terusin
La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.”, desah Mama Monica keenakan.
Monica senang
mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Monica sebelumnya. Lagipula Monica
suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Monica gemas dengan payudara
Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Monica
isap keras-keras.
“Aakh.. bagus sayang.
Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu
masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok
keluar masuk. aakh..”
Monica mengocok memek
Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Monica merasakan jarinya basah
oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang
membanjir.
“Eehm.. sekarang
jilatin memek Mama.”, perintah Mama Monica.
Monica mencoba apa
yang sering dilakukan Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Monica menciumi
memek Mamanya, lidahnya bergerak Monicar sambil sesekali menusuk lubang memek
itu. Tak lupa, Monica juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Monica
merasa paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan
tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.
“Ookh.. eehm.. belajar
dari mana kamu sayang?”, tanya Mama Monica.
Monica tak berani
menjawab kalo Bombom yang mengajari. Monica meneruskan mengerjai memek Mamanya
sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
“Aakkhh.. Mama nyampe
sayang. aakkhh..”, jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya
menjambak rambut Monica.
Mama Monica
beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama.
Kemudian Mama Monica menyuruh Monica tidur telentang. Sekarang gantian Mama Monica
yang beroperasi.
“Kamu cantik sekali
La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.”, puji Mama.
Monica senang sekali.
Mama mencium bibir Monica sambil tangannya meraba-raba tubuh Monica. Ciuman
Mama turun ke leher. Monica menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut
Mama beroperasi di dada Monica yang baru tumbuh dan masih terlihat datar.
Puting Monica dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek
Monica.
“Eehmm.. Enak Ma
esstt..”, desah Monica.
Puting Monica
bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Monica
dibuka karena Mama Monica akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Monica mulai
menjilat memek anaknya.
“Sstt aakh.. terus
Ma.”, erang Monica bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa
mengorek-ngorek Liang memeknya dengan Monicar. Monica mendesah merasakan nikmat
birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan
Monica sampai melengkung ke atas menahan nikmat.
Mama Monica pun
menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus
menjilati memek anaknya. Semakin Monica mendesah dengan keras dan merasa
nikmat, Mama Monica pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang
masih perawan itu. Mama Monica pun menahan diri untuk tidak menggunakan
jarinya, belum waktunya pikir Mama Monica.
“Aakkhh.. aah Ma, Monica..
eh.. Monica..aakh..”.
Monica merasakan ada
sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya
lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Monica pun mengalami
orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Monica yang membanjir keluar ditelan
habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Monica lemas dan dia terkulai di
ranjangnya.
“Hukuman untukmu belum
selesai Monica.”, kata Mamanya.
Monica melihat Mamanya
berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil
sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan
pantatnya. Monica tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya
memunggunginya.
Dan ketika Mamanya
berbalik, Monica kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya
bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis
karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.
“Ma, kok Mama pake
barang kayak gitu sih?”, tanya Monica heran.
“He.. he.. kamu pasti
suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum ****** ini pake mulut kamu.”,
perintah Mama.
Monica menurut,
lagipula Monica memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama
kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Monica mempraktekan pengalamannya
dengan burung Bombom pada mainan Mamanya.
Tapi penis mainan Mama
ternyata lebih besar, mulut Monica hampir tidak muat menampung besarnya benda
itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Monica
memegangi kepala Monica sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa
mulut Monica.
Mama Monica menikmati
perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Monica mengajak Monica
memainkan posisi 69 dengan Mama Monica dibawah agar dapat menjilati memek
anaknya lagi.
“Eehm.. eehhmm.. sst..
aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.”, desah Monica saat dia mengambil nafas, lalu
dia meneruskan kulumannya.
Monica pun mulai
terangsang kembali. Kemudian Mama Monica menyuruh Monica tidur terlentang. Lalu
mengambil posisi misionaris untuk memerawani Monica dengan penis mainannya itu.
“Apa yang Mama
lakukan?”, tanya Monica.
“Tenang saja sayang,
kamu pasti senang.”, jawab Mama Monica sambil menggesek-gesekkan kepala penis
mainan itu ke memek Monica.
Monica merasa nikmat
saat memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat
bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
“Aduuh.. sakiitt
Maa.”, jerit Monica karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke
memeknya.
“Cuma sebentar, nanti
juga enak lagi.”, jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya
saja.
Monica mulai merasa
enak bercampur sedikit perih. Sampai..
“AAKKH.. SAKIIT
MAA..”, jerit Monica ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu
menjebol selaput daranya.
Mama Monica mendiamkan dulu gerakannya agar memek Monica terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Monica teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Monica sudah agak tenang, Mama Monica mulai memompa pelan-pelan.
“Aakh.. ii.. iiya Ma.
Terus Ma.”, desah Monica ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun
masih ada sedikit rasa perih. Mama Monica pun merasa keasyikan tersendiri
ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
“Uukkhh.. enak Ma.
Terusin Ma. Monica sayang Mama.”, desis Monica.
Monica memang
merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi
permainannya dengan Bombom. Mama Monica semakin bersemangat mendengar desahan Monica
dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
“He..he.. kamu suka
khan dientot sama ****** Mama ini?”, kata Mama.
“Iiya Ma. Monica
suka.”, jawab Monica.
“Suka ngapain? Ayo
bilang. Kamu suka dientot sama ****** Mama ini. Ayo.”, perintah Mama Monica.
“Aakkh.. Monica suka..
aakh Monica suka dientot sama ****** Mama yang gede.”, jawab Monica yang mulai
terhanyut dalam permainan Mamanya.
Mama Monica senang
mendengar Monica ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan
tusukannya sambil diselingi goyangan agar Monica bertambah nikmat.
“Uukkh.. terus Ma.
Enaakk.. aakkhh.”, desah Monica sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama
pompaan Mamanya.
“Kamu memang
*censored**censored**censored**censored**censored* kecil.
*censored**censored**censored**censored**censored* yang suka dientot sama ****** besar.”, kata Mama Monica yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.
*censored**censored**censored**censored**censored* yang suka dientot sama ****** besar.”, kata Mama Monica yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.
“Iya, Ma. Monica ini
*censored**censored**censored**censored**censored* yang senang dientot. aakkhh
Entot terus Ma.”, jawab Monica meniru kata-kata Mamanya yang jorok.
Mama Monica senang
mendengar desahan dan ucapan jorok Monica. Dia menikmati melihat wajah Monica
yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah
keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang
terangsang membuat Monica semakin kelihatan cantik.
“Ma, Monica.. aakh.. Monica mau..”, desis Monica.
“Ma, Monica.. aakh.. Monica mau..”, desis Monica.
Melihat anaknya akan
orgasme, Mama Monica mengangkat pantat Monica dan memompa Monica semakin cepat.
“Aakkhh.. Monica nyampe, Ma.”, erang Monica saat mencapai orgasmenya yang kedua.
“Aakkhh.. Monica nyampe, Ma.”, erang Monica saat mencapai orgasmenya yang kedua.
Monica menjepitkan
kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri.
Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan
sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Monica akan membiarkan Monica istirahat
sebentar ketika..
“Ma, Bombom boleh
ikutan nggak?”, tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Monica kaget.
Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang
bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.
Tetapi Mama Monica
malah tersenyum dan berkata, “Boleh, sayang. Ayo kesini”.
Bombom kegirangan, dan
segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Monica.
Bombom lalu menyuruh Monica mengkaraoke burungnya. Monica menurut walaupun
sudah lemas.
“Aakh enak La. Helen
aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.”, kata Bombom.
Sementara itu, Mama Monica
sedang membersihkan memek Monica dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di
cairan Monica, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati
memek Monica untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
“Ma, minggir dulu, Ma.
Bombom pengen ngentot nih.”, pinta Bombom dengan nafsu.
“Tunggu, sayang. Kamu
tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.”, perintah Mama.
Bombom menurut, dia
tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada
punggungnya. Mama Monica pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan
mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang
diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung
Bombom.
“Ayo, Monica. Naik ke
atas Bombom.”, perintah Mama.
“Tapi Monica masih
capek, Ma.”, jawab Monica lemah.
“Jangan membantah.
Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.”, jawab Mama sambil membantu
Monica.
Mama membimbing Monica
duduk diatas Bombom dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun
penis Bombom memasuki memek Monica yang walau sudah tak perawan tapi masih
rapat.
“Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.”, desah Bombom.
“Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.”, desah Bombom.
Bombom senang posisi
ini karena dia bisa melihat wajah Monica yang cantik dan tangannya pun bisa
mengerjai puting Monica. Sementara itu, Mama Monica yang memeluk Monica dari
belakang membantu Monica memompa penis Bombom sambil menciumi leher Monica dari
belakang.
Pelan-pelan, birahi Monica
naik lagi karena kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin
Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Monica mulai mendesah pelan
mengiringi desahan Bombom yang keenakan.
Setelah Monica mulai
pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis
mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang
tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom.
Mama kembali lagi ke
ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh
Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Monica
ke depan hingga Monica telungkup merapat dengan Bombom, dan memek Monica masih
mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Monica dengan melumat bibir Monica.
Kemudian Mama menjilati anus Monica dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
“Uukh.. geli, Ma.
Enak.”, desah Monica.
Mama tersenyum, dia
mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil
botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Monica. Kemudian
diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Monica hingga
cairan itu bisa masuk ke dalam Liang belakang Monica.
“Apa itu Ma? Rasanya
dingin.”, tanya Monica.
“Kamu tenang aja. Mama
jamin ini lebih enak dari yang tadi.”, bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan
penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari
botol tadi ke Liang anus Monica. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya
ke anus Monica.
“Aduh Ma. Mama ngapain
Ma? Sakit Ma.”, rintih Monica.
“Pertamanya aja kok
yang agak sakit. Ntar juga enak.”, bujuk Mama.
Mama terus memaksa
mainannya masuk, dan nggak peduli Monica yang merintih kesakitan. Penis mainan
itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu
sampai Monica agak tenang. Bombom juga membantu Monica melupakan rasa sakitnya
dengan melumat bibir Monica lagi.
Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan.
Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan.
Mula-mula Monica
merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua
lubangnya. Tapi setelah lancar, Monica mulai merasakan sensasi kenikmatan yang
melebihi persetubuhannya dengan satu penis.
Apalagi Mama mulai
meningkatkan irama kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat
sekali. Memek Monica terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang
ada di anus Monica. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas
membuat pergerakan otot memek Monica seperti memijat-mijat burungnya.
“Aakkhh.. iya, Ma.
Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.”,
erang Monica yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
“Uuhf.. memek kamu
rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?”, rayu Bombom. Bombom
mengimbangi gerakan Monica dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
“****** kamu enak juga
kok Mbom. aakh..eehhmm..”, Monica mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya
itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
“Hei
*censored**censored**censored**censored**censored* , kamu suka dientot dua
****** begini? Ayo, jawab.”, Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat
kocokannya. Rambut Monica yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat
mengocok.
“Suka, Ma. Monica
paling suka ngentot. aakkhh entot Monica terus Ma. Tiap hari.”, sahut Monica.
Monica merasa memek
dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi
yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan
membuat putingnya makin mengeras karena nikmat.
Tiba-tiba Monica
merasa seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima
membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui
memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.
“Aakhh.. sstt..
aakkhh.. Monica mau nyampe.”, erang Monica.
Monica pun menggapai
orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Monica baru merasakan indahnya
multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Monica. Bombom yang
belum keluar segera membalik tubuh Monica dan bersiap-siap menggenjot Monica
lagi.
“Berhenti dulu, mBom. Monica
capek bener nih.”, pinta Monica memelas.
“Sini. Pake memek Mama
aja, mbom.”, sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.
Mama mengambil posisi
menungging di atas tubuh Monica. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya
dari belakang dengan cepat. Monica pun tidak ketinggalan mengajak Mama
berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.
“Uuhhff.. Bagus,
anak-anak. Kalian pintar sekali.”, desah Mama keenakan.
Bombom terus mengocok
memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi
goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.
“Ma.. Bombom mau
keluar, Ma.”
“Tunggu Mama. Mama
juga mau nyampe. aakkh..”, erang Mama.
Kemudian Ibu dan anak
itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di
ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa
tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Monica juga senang sekali
karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu
Post a Comment