Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya

Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya
 Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya
 Cerita Dewasa Mama Monica Dan Anak Putrinya


DominoQQ-Cerita Dewasa-Sangat bete hari ini si Monica habis menonton televisi, dia yang sendiri ada dirumah, karena ayah nya yang pergi keluar kota urusan kantor dan pulang minggu depan, sedangkan ibunya sedang acara dengan teman temannya, dan adiknya sedang pergi dirumah temannya, dia hanya seorang diri dirumah kemudian dia pergi kekamarnya di lantai dua

“Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu” pikir Monica Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Monica sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Monica lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Monica beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.
Monica berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Monica telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Monica memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang.
“Uuhh.., enak.”, desah Monica sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.
Sesekali dipilinnya putingnya sambil mMore…embayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Monica biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Monica dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah.
Monica merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata Monica terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Monica tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.
“MONICA! Apa yang kamu lakukan?!”
Monica kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Monica dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.
“Mmaa.. Ma”, kata Monica sambil ketakutan.
“Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!”, cibir Mama Monica.
“Mm.. maafin Monica, Ma”, jawab Monica ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.
Mama Monica mendekat sambil memandang Monica yang masih telanjang.
“Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.”, pikir Mama Monica dalam hati.
“Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.”, kata Mama Monica sambil keluar kamar.
“Iya, Ma.”, jawab Monica pelan.
Monica takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Monica berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Monica berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.
Tak lama kemudian Mama Monica kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Monica berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya.
Monica kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Monica kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Monica mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.
“Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa”, perintah Mama.
“Iya, Ma.”, jawab Monica ketakutan.
Tiba-tiba Mama Monica mencium bibir Monica dengan penuh nafsu. Mama Monica penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.
Monica terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Monica bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Monica heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Monica juga menikmatinya.
Lidah Mamanya bergerak Monicar dimulutnya, Monica pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Monica agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Monica sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Monica, dan tangan satunya Monicar beroperasi di dada Monica sambil memilin putingnya. Nafsu Monica mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan bombom. Monica merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.
“Ma, Monica capek berdiri.”, keluh Monica.
“OK. Sekarang kita ke ranjang aja.”, jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Monica.
“Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas.”
Monica menurut. Monica menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.
“Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.”, desah Mama Monica keenakan.
Monica senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Monica sebelumnya. Lagipula Monica suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Monica gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Monica isap keras-keras.
“Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh..”
Monica mengocok memek Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Monica merasakan jarinya basah oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.
“Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.”, perintah Mama Monica.
Monica mencoba apa yang sering dilakukan Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Monica menciumi memek Mamanya, lidahnya bergerak Monicar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak lupa, Monica juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Monica merasa paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.
“Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?”, tanya Mama Monica.
Monica tak berani menjawab kalo Bombom yang mengajari. Monica meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.
“Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..”, jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Monica.
Mama Monica beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Monica menyuruh Monica tidur telentang. Sekarang gantian Mama Monica yang beroperasi.
“Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.”, puji Mama.
Monica senang sekali. Mama mencium bibir Monica sambil tangannya meraba-raba tubuh Monica. Ciuman Mama turun ke leher. Monica menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Monica yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Monica dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Monica.
“Eehmm.. Enak Ma esstt..”, desah Monica.
Puting Monica bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Monica dibuka karena Mama Monica akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Monica mulai menjilat memek anaknya.
“Sstt aakh.. terus Ma.”, erang Monica bertambah keras.
Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek Liang memeknya dengan Monicar. Monica mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Monica sampai melengkung ke atas menahan nikmat.
Mama Monica pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya. Semakin Monica mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Monica pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Monica pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Monica.
“Aakkhh.. aah Ma, Monica.. eh.. Monica..aakh..”.
Monica merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Monica pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Monica yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Monica lemas dan dia terkulai di ranjangnya.
“Hukuman untukmu belum selesai Monica.”, kata Mamanya.
Monica melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Monica tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya.
Dan ketika Mamanya berbalik, Monica kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.
“Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?”, tanya Monica heran.
“He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum ****** ini pake mulut kamu.”, perintah Mama.
Monica menurut, lagipula Monica memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Monica mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom pada mainan Mamanya.
Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Monica hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Monica memegangi kepala Monica sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Monica.
Mama Monica menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Monica mengajak Monica memainkan posisi 69 dengan Mama Monica dibawah agar dapat menjilati memek anaknya lagi.
“Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.”, desah Monica saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.
Monica pun mulai terangsang kembali. Kemudian Mama Monica menyuruh Monica tidur terlentang. Lalu mengambil posisi misionaris untuk memerawani Monica dengan penis mainannya itu.
“Apa yang Mama lakukan?”, tanya Monica.
“Tenang saja sayang, kamu pasti senang.”, jawab Mama Monica sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke memek Monica.
Monica merasa nikmat saat memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.
“Aduuh.. sakiitt Maa.”, jerit Monica karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke memeknya.
“Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.”, jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.
Monica mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..
“AAKKH.. SAKIIT MAA..”, jerit Monica ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.

Mama Monica mendiamkan dulu gerakannya agar memek Monica terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Monica teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Monica sudah agak tenang, Mama Monica mulai memompa pelan-pelan.
“Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.”, desah Monica ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Monica pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.
“Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Monica sayang Mama.”, desis Monica.
Monica memang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan Bombom. Mama Monica semakin bersemangat mendengar desahan Monica dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.
“He..he.. kamu suka khan dientot sama ****** Mama ini?”, kata Mama.
“Iiya Ma. Monica suka.”, jawab Monica.
“Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama ****** Mama ini. Ayo.”, perintah Mama Monica.
“Aakkh.. Monica suka.. aakh Monica suka dientot sama ****** Mama yang gede.”, jawab Monica yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.
Mama Monica senang mendengar Monica ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil diselingi goyangan agar Monica bertambah nikmat.
“Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.”, desah Monica sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.
“Kamu memang *censored**censored**censored**censored**censored* kecil.
*censored**censored**censored**censored**censored* yang suka dientot sama ****** besar.”, kata Mama Monica yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.
“Iya, Ma. Monica ini *censored**censored**censored**censored**censored* yang senang dientot. aakkhh Entot terus Ma.”, jawab Monica meniru kata-kata Mamanya yang jorok.
Mama Monica senang mendengar desahan dan ucapan jorok Monica. Dia menikmati melihat wajah Monica yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang membuat Monica semakin kelihatan cantik.
“Ma, Monica.. aakh.. Monica mau..”, desis Monica.
Melihat anaknya akan orgasme, Mama Monica mengangkat pantat Monica dan memompa Monica semakin cepat.
“Aakkhh.. Monica nyampe, Ma.”, erang Monica saat mencapai orgasmenya yang kedua.
Monica menjepitkan kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Monica akan membiarkan Monica istirahat sebentar ketika..
“Ma, Bombom boleh ikutan nggak?”, tanya suara dari arah pintu kamar.
Mama Monica kaget. Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.
Tetapi Mama Monica malah tersenyum dan berkata, “Boleh, sayang. Ayo kesini”.
Bombom kegirangan, dan segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Monica. Bombom lalu menyuruh Monica mengkaraoke burungnya. Monica menurut walaupun sudah lemas.
“Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.”, kata Bombom.
Sementara itu, Mama Monica sedang membersihkan memek Monica dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di cairan Monica, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati memek Monica untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.
“Ma, minggir dulu, Ma. Bombom pengen ngentot nih.”, pinta Bombom dengan nafsu.
“Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.”, perintah Mama.
Bombom menurut, dia tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya. Mama Monica pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung Bombom.
“Ayo, Monica. Naik ke atas Bombom.”, perintah Mama.
“Tapi Monica masih capek, Ma.”, jawab Monica lemah.
“Jangan membantah. Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.”, jawab Mama sambil membantu Monica.
Mama membimbing Monica duduk diatas Bombom dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun penis Bombom memasuki memek Monica yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.
“Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.”, desah Bombom.
Bombom senang posisi ini karena dia bisa melihat wajah Monica yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting Monica. Sementara itu, Mama Monica yang memeluk Monica dari belakang membantu Monica memompa penis Bombom sambil menciumi leher Monica dari belakang.
Pelan-pelan, birahi Monica naik lagi karena kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Monica mulai mendesah pelan mengiringi desahan Bombom yang keenakan.
Setelah Monica mulai pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom.
Mama kembali lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Monica ke depan hingga Monica telungkup merapat dengan Bombom, dan memek Monica masih mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Monica dengan melumat bibir Monica. Kemudian Mama menjilati anus Monica dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.
“Uukh.. geli, Ma. Enak.”, desah Monica.
Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Monica. Kemudian diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Monica hingga cairan itu bisa masuk ke dalam Liang belakang Monica.
“Apa itu Ma? Rasanya dingin.”, tanya Monica.
“Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.”, bujuk Mama.
Lalu Mama memposisikan penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke Liang anus Monica. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus Monica.
“Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.”, rintih Monica.
“Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.”, bujuk Mama.
Mama terus memaksa mainannya masuk, dan nggak peduli Monica yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Monica agak tenang. Bombom juga membantu Monica melupakan rasa sakitnya dengan melumat bibir Monica lagi.
Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan.
Mula-mula Monica merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi setelah lancar, Monica mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi persetubuhannya dengan satu penis.
Apalagi Mama mulai meningkatkan irama kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Monica terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Monica. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot memek Monica seperti memijat-mijat burungnya.
“Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.”, erang Monica yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.
“Uuhf.. memek kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?”, rayu Bombom. Bombom mengimbangi gerakan Monica dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.
“****** kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..”, Monica mendesis keenakan.
Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.
“Hei *censored**censored**censored**censored**censored* , kamu suka dientot dua ****** begini? Ayo, jawab.”, Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat kocokannya. Rambut Monica yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat mengocok.
“Suka, Ma. Monica paling suka ngentot. aakkhh entot Monica terus Ma. Tiap hari.”, sahut Monica.
Monica merasa memek dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan membuat putingnya makin mengeras karena nikmat.
Tiba-tiba Monica merasa seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.
“Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Monica mau nyampe.”, erang Monica.
Monica pun menggapai orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Monica baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Monica. Bombom yang belum keluar segera membalik tubuh Monica dan bersiap-siap menggenjot Monica lagi.
“Berhenti dulu, mBom. Monica capek bener nih.”, pinta Monica memelas.
“Sini. Pake memek Mama aja, mbom.”, sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.
Mama mengambil posisi menungging di atas tubuh Monica. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya dari belakang dengan cepat. Monica pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.
“Uuhhff.. Bagus, anak-anak. Kalian pintar sekali.”, desah Mama keenakan.
Bombom terus mengocok memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.
“Ma.. Bombom mau keluar, Ma.”
“Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..”, erang Mama.
Kemudian Ibu dan anak itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Monica juga senang sekali karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu


No comments

Powered by Blogger.