Cerita Dewasa Om Andrian Pemuas Mesum
Cerita Dewasa Om Andrian Pemuas Mesum
Cerita Dewasa Om Andrian Pemuas Mesum |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Aku adalah seorang gadis lajang. Saat ini usiaku 24 tahun, anak ke-5 dari 5 bersaudara yang semuanya perempuan. Dengan tinggi badan 168 dengan berat tubuh 56 membuat orang menganggapku sebagai gadis yang seksi dan menggiurkan. Apalagi aku selalu menjaga kebugaran tubuhku dengan berlatih fitness secara rutin. Orang bilang wajahku cantik. Padahal aku merasa biasa saja. Mungkin ini karena kulitku yang putih dan mulus. Rambutku hitam lurus sebahu. Sebut saja namaku Bella.
Kegadisanku Direnggut Pamanku
Suatu hari tiga tahun yang lalu (entah hari apa aku lupa) saat itu aku sedang tidak kuliah jadi aku sendirian di rumah. Bokap dan Nyokap seperti biasa ngantor dan baru sampai di rumah setelah jam 07.00 malam. Kakak-kakakku yang semuanya sudah menikah tinggal di rumah-masing-masing yang tersebar di Jakarta dan Bandung, jadi praktis tinggal aku saja sebagai anak bungsu yang masih ada di rumah. Oh ya Bokap dan Nyokapku selalu mendidik anak-anaknya agar mampu mandiri, dan mereka tidak pernah menggunakan jasa PRT. Jadi aku selalu membersihkan rumah, mencuci dan menyetrika pakaian sendiri jika liburan.
Karena
enggak ada kuliah aku masih malas-malasan di rumah. Sehabis mandi, hanya
memakai celana pendek mini dan kaos you can see aku duduk-duduk di depan TV
sambil nonton acara kegemaranku sinetron telenovela. Rencananya aku mau mencuci
dan memasak setelah hilang rasa malasku nanti. Lagi asyik-asyiknya nonton
sinetron tiba-tiba aku dikejutkan bunyi bel pintu yang ditekan berkali-kali.
Ting-tong…
Ting-tong… Ting-tong!
“Sialan
juga nih orang!! Mengganggu aja! Siapa sih!” makiku dalam hati karena kesal
keasyikanku terganggu.
Dengan
malas aku berjalan ke pintu untuk melihat siapa yang datang. Kulihat di depan
pintu ada seseorang yang berpakaian TNI sedang cengangas-cengenges.
“Siapa
pula orang ini! Keren juga” kataku dalam hati.
Aku
terkejut setengah mati waktu kubuka pintu. Rupanya itu adik kandung bokapku
yang paling kecil!
“Ooh
Oom Andrian kapan sampai di
Jakarta…! Kirain monyet dari mana yang nyasar ke sini” teriakku gembira sambil
terus menyalaminya.
Rupanya
benar itu pamanku yang sudah lama sekali tidak datang ke rumah sejak ia
ditugaskan ke daerah konflik di NAD sana (hampir 1 1/2 tahun). Oh iya aku
hampir lupa, aku tinggal di Jakarta bagian selatan, tepatnya di daerah Mampang.
Oomku
ini seorang perwira menengah yang masih muda, ia berpangkat Kapten waktu itu.
Umurnya waktu itu baru 31 tahunan dan ia duda tanpa anak karena istrinya
meninggal saat melahirkan anaknya satu tahun yang lalu. Orangnya tinggi besar
dan gagah seperti papaku. Tingginya mungkin sekitar 175 Cm dengan berat badan
seimbang. Kulitnya agak hitam karena banyak terbakar matahari di daerah konflik
sana.
“Baru
aja nyampe!! Terus mampir ke sini!.. Lho Bella.. Emang.. Kamu enggak kuliah?
Mana papa dan Mamamu?” kulihat matanya jelalatan melihat pakaianku yang minim
ini. Jakunnya naik turun seperti tercekik.
“Brengsek
juga rupanya! Mungkin di NAD sana enggak pernah lihat cewek pakai rok mini
kali!” kataku dalam hati.
“Enggak
Oom.. Bella enggak ada kuliah kok hari ini! Papa sama Mama kan kerja! Entar
sore baru pulang!” jawabku agak jengah juga melihat tatapan mata Oomku yang
jelalatan seolah-oleh hendak melumat dan menelan tubuhku.
“Memang
Oom Andrian sedang cuti?” tanyaku
untuk mencoba menghilangkan rasa jengahku.
“Lho..
Kamu enggak tahu ya? Oom Andrian
kan tugasnya sudah selesai dan sekarang dikembalikan ke pasukan! Jadi mulai
minggu depan Oom Andrian sudah
masuk barak lagi di Jakarta sini”
Matanya
makin jelalatan menelusuri seluruh tubuhku, sementara tanganku yang
menyalaminya masih digenggamnya erat-erat seolah ia enggan melepaskan tanganku.
Aku merasakan betapa tangannya begitu kokoh dan kuat menggenggam jemariku.
“Nah
daripada nunggu di mess mending Oom Andrian
ke sini biar ada teman” katanya.
Lalu
kupersilahkan Oom Andrian untuk
duduk di sofa ruang tengah dan kubuatkan minuman.
“Oom
Bella siapin kamar tamu dulu ya? Silahkan diminum dulu tehnya! Entar keburu
dingin enggak enak lho!”
Aku
pun membawa tasnya ke kamar yang depan yang biasa dipakai Oom Andrian dulu kalau ia menginap di
rumahku. Saat aku sedang membungkuk membenahi seprei tempat tidur yang
dipakainya aku terkejut ketika tiba-tiba dua tangan kekar memelukku dari
belakang. Aku tidak mampu meronta karena dekapan itu begitu kuat. Terasa ada
dengusan napas hangat menerpa pipiku. Pipiku dicium sedangkan dua tangan kekar
mendekapku dan kedua telapak tangannya saling menyilang di pinggang
kanan-kiriku yang ramping. Aku memberontak, namun apalah dayaku. Tenaganya
terlalu kuat untuk kulawan. Setelah kutengok ke belakang ternyata Oom Andrian yang sedang memelukku dan
mencium pipiku.
“Oom
ngapain! Lepasin dong Oom!” Aku berteriak agar dilepaskannya.
Karena
terus terang aku belum pernah yang namanya dipeluk laki-laki! Apalagi pakai
dicium segala! Tubuhku gemetar ketika tangan kokoh Oom Andrian mulai bergerak ke atas dan mulai meremas payudaraku
dari luar kaos singletku. Bukannya berhenti tetapi justru Oom Andrian semakin menggila!
“Diam
sayang… Dari dulu Oom sangat menyayangimu” bisiknya di telingaku membuat aku
geli saat ada dengusan nafas hangat menyembur bagian sensitif di belakang
telingaku.
Dekapannya
semakin ketat sampai aku merasakan ada semacam benda keras menempel ketat di
belahan pantatku. Aku semakin menggelinjang kegelian saat bagian belakang
telingaku terasa digelitik oleh benda lunak hangat dan basah! Ooh.. Rupanya Oom
Andrian sedang menjilati bagian
belakang telingaku. Tanpa sadar aku melenguh.. Ada rasa aneh menjalar dalam
diriku! Rupanya Oom Andrian
sangat piawai dalam menaklukkan wanita. Ini terbukti bahwa aku yang belum
pernah bersentuhan dengan lelaki merasa begitu nyaman dan merasakan kenikmatan
diperlakukan seperti itu.
“Ja..
Jangan Oomhh!” Aku mendesis antara menolak dan enggan melepaskan diri.
Bibir
Oom Andrian semakin menjalar ke
depan hingga akhirnya bibirnya mulai melumat bibirku. Seprei yang tadinya
kupegang terlepas sudah. Tanganku sekarang bertumpu memegang kedua punggung
tangan Oom Andrian yang sedang
sibuk meremas dan mendekap kedua payudaraku.
Napas
Oom Andrian semakin menggebu
seperti kerbau. Lidahnya mulai bergerak-gerak liar menyelusup ke dalam rongga
mulutku. Akupun tak tahan lagi.. Tubuhku seolah mengawang hingga ke awan.
Kakiku limbung seolah tanpa pijakan. Sekarang tubuhku sudah bersandar sepenuhnya
bertumpu pada Oom Andrian yang
terus mendekapku. Mataku terpejam merasakan sensasi yang baru pertama kali ini
aku alami. Tanpa terasa lidahku ikut menyambut serangan lidah Oom Andrian yang bergerak-gerak liar.
Selama beberapa saat lidahku dan lidah oom Andrian
saling bergulat bak dua ekor naga langit yang sedang bertarung.
Aku
membuka mata, wajah Oom Andrian
sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul dan meremas kedua
payudaraku. Anehnya, setelah itu aku tidak berusaha menghindar. Aku merasakan
ada sesuatu yang mendesak-desak dan harus tersalurkan. Kubiarkan saja tangan
Oom Andrian saat mulai menyusup
ke balik singletku dari bagian bawah.
Aku
semakin menggelinjang saat tangannya mulai meraba perutku yang masih rata.
Perlahan namun pasti tangannya mulai merayap ke atas dan ke bawah. Tangan kanan
Oom Andrian mulai menyentuh
payudaraku yang terbungkus BH tipis itu, sementara tangan kirinya mulai
menyusup ke balik celana pendek ketatku. Aku tak sadar tanganku bergerak ke
belakang dan mulai meremas rambutnya.
Tubuh
kami masih berhimpit berdiri menghadap searah. Oom Andrian masih tetap mendekapku dari belakang. Bibirnya
melumat bibirku sementara kedua tangannya mulai meraba dan meremas
bagian-bagian sensitif tubuh perawanku. Akupun tak tinggal diam tanganku tetap
meremas-remas rambutnya yang cepak seperti “rambutan sopiyah” (memang seperti
lazimnya anggota TNI harus berambut cepak… Kalau gondrong soalnya malah dikira
preman kali!!)
Untuk
beberapa lama, Oom Andrian masih
melumat bibirku. Aku harus jujur bahwa aku juga ikut menikmatinya. Bahkan
beberapa saat secara tak sadar aku juga membalas melumat bibir Oom Andrian. Aku masih tetap belum
menyadari atau mungkin terlena hingga tak menolak saat tangan Oom Andrian mulai menyusup ke dalam BH-ku
dan menyentuh apa yang seharusnya kujaga. Nafasku semakin memburu dan aku mulai
merasakan bagian selangkanganku mulai basah. Apalagi saat ibujari dan telunjuk
Oom Andrian mulai mempermainkan
puting payudaraku yang sudah semakin mengeras. Tubuhku semakin bergerak liar
hingga benda keras yang menempel ketat di belahan pantatku kurasakan semakin
mengeras.
Desakan
aneh semakin kuat mendorong di bagian bawah. Tubuhku semakin melayang saat
tangan kiri Oom Andrian dengan
lembut mulai memijit-mijit dan meremas gundukan bukit di selangkanganku.
(Namanya Bukit Berbulu!! Kalau Uci Bing Slamet dulu nyanyinya Bukit Berbunga..
Mungkin waktu ngarang lagu itu terinspirasi saat bukit berbulunya kepegang
lak-laki seperti aku ini!! Ooh indah sekali!! Lebih indah daripada bukit yang
berbunga!! Tul enggak? Munafik kalau bilang enggak… ).
Tubuhku
semakin liar bergerak saat jari Oom Andrian
mulai menyentuh belahan hangat di selangkanganku. Jari-jarinya terasa licin
bergerak menyusuri belahan hangat di selangkanganku. Rupanya aku sudah begitu
basah.. Dan Oom Andrian tahu kalu
aku sudah dalam genggamannya. Aku memang sudah menyerah dalam nikmat sedari
tadi. Apalagi aku memang juga mengagumi Oomku yang keren ini.
Tubuhku
berkelejat liar seperti ikan kurang air saat jemari Oom Andrian mempermainkan tonjolan kecil di bagian atas bukit
kemaluanku. Jarinya tak henti-hentinya menggocek dan berputar liar
mempermainkan kelentitku.
“Akhh..
Oomphf..” desisanku terhenti karena bibirku keburu dikulum oleh bibir Oom Andrian.
Aku
sudah merasakan terbang mengawang. Desakan yang menuntut pemenuhan semakin membuncah
dan akhirnya dengan diiringi hentakan liar tubuhku aku merasakan ada sesuatu
yang menggelegak dan aku mengalami orgasme!! Aku semula tak tahu apa itu
orgasme, yang jelas aku merasakan kenikmatan yang amat sangat atas perlakuan
Oom ku itu. Tubuhku terasa ringan dan tak bertenaga sesudah itu.
“Gimana
sayang?” bisik Oom Andrian di
telingaku.
“Enak
sayang?” lanjutnya.
Aku
hanya terdiam dan ada sebersit rasa malu. Seharusnya ini tidak boleh terjadi,
kataku dalam hati menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.
Tetapi rangsangan dan stimulus yang diberikan Oom ku terlalu hebat untuk
kutahan. Akhirnya aku hanya pasrah saja saat tangan Oom Andrian mulai melucuti pakaianku satu per satu. Mula-mula
kaos singletku dilepasnya hingga payudaraku yang masih kencang terlihat
terbungkus BH cream yang seolah-olah tak mampu menampungnya. Padahal ukurannya
sudah 36B.
Tubuh
bagian atasku sudah setengah telanjang. Sementara aku yang sudah lemas tetap
berdiri dipeluk Oom Andrian dari
belakang. Kembali tangannya mengelus perutku yang putih rata itu. Tanganku
menutup bagian dadaku karena malu dan jengah harus terlihat laki-laki dalam
keadaan begini. Lalu dengan terburu-buru Oom Andrian
melepaskan pakaian seragamnya hingga aku merasakan rambut dada oom Andrian yang cukup lebat menempel
punggungku yang telanjang. Lagi-lagi aku merasakan sensasi yang lain-daripada
yang lain.
Masih
dengan setengah telanjang Oom Andrian
memelukku dari belakang. Aku terlalu malu untuk membuka mataku. Aku hanya
memejamkan mata sambil menikmati sensasi dipeluk laki-laki perkasa. Dengan
tangan mengelus perut dan dadaku Oom Andrian
kembali menciumi ku. Kali ini punggungku dijadikan sasaran serbuan bibirnya
yang panas. Kumisnya yang tipis terasa geli saat menyapu-nyapu punggungku yang
terbuka. Aku menggelinjang hebat. Apalagi saat lidah Oom Andrian mulai merayap di tulang
belakangku.
Perlahan
dari leher bibirnya merayap ke bawah hingga pengait BH-ku. Lalu tiba-tiba aku
merasakan kekangan yang mengekang payudaraku melonggar. Ternyata Oom Andrian telah menggigit lepas pengait
bra-ku. Aku tak sempat menutupi payudaraku yang terbebas karena dengan cepat
kedua tangan Oom Andrian telah
mendekap kedua payudaraku. Aku hanya pasrah dan membiarkan tangannya meremas
dan mempermainkan payudaraku sesukanya, karena aku memang menikmatinya juga.
Tiba-tiba ada sepercik perasaan liar menyerangku. Aku ingin lebih dari itu. Aku
ingin merasakan kenikmatan yang lebih. Godaan itu begitu menggebu. Lalu tanpa
sadar tanganku memegang tangan Oom Andrian
seolah-olah membantunya untuk memuaskan dahagaku.
Dengan
bibirnya Oom Andrian menggigit
tali bra-ku dan melepaskannya hingga jatuh. Kini tubuh bagian atasku sudah
telanjang sama sekali. Hanya celana pendek mini dan celana dalam yang masih
menutupi tubuhku.
Setelah
berhasil melepaskan tali bra-ku, bibir Oom Andrian
kembali menyerbu punggungku. Ditelusurinya tulang punggungku dengan lidahnya
yang panas. Ini membuat syarafku semakin terangsang heibat. Apalagi tangannya
yang kokoh tetap meremas kedua belah payudaraku dengan gemasnya. Ada rasa sakit
sekaligus enak dengan remasannya itu. Lidahnya terus turun ke bawah hingga ke
atas pinggulku. Hal ini membuatku semakin menggelinjang kegelian.
“Ouchh..
Oomm su.. Sudahhh Oommmh” aku merintih.
Mulutku
bilang tidak tetapi nyatanya tubuhku menginginkannya. Penolakanku seolah tiada
artinya. Lalu tiba-tiba celana pendek miniku digigitnya dan ditarik ke bawah
hingga ke atas lutut. Separuh buah pantatku yang bulat dan mulus terbuka
sudah!! Lidah Oom Andrian terus
menyerbu buah pantatku kanan dan kiri secara bergantian. Tubuhku meliuk dan
meregang merasakan rangsangan terhebat yang baru kali ini kurasakan saat lidah
Oom Andrian yang panas mulai
menyusuri belahan pantatku dan mulai mengais-ngais analku! Luar biasa.. Tanpa
rasa jijik sedikitpun lidah Oom Andrian
menjilati lobang anusku. Hal ini membuat tubuhku tergetar heibat.
Selang
beberapa saat, setelah puas bermain-main dengan lobang anusku tangan Oom Andrian mulai menarik celana pendek
sekaligus CD-ku hingga ke mata kaki. Lalu tanpa sadar aku membantunya dengan
melepaskan CD-ku dari kedua kakiku. Kini aku sudah bugil.. Gil! Oom Andrian pun rupanya sedang sibuk
melepaskan celananya. Hal ini kuketahui dari bunyi gesper yang dilepas.
Sekarang
tubuhku yang sintal dan putih sudah benar-benar telanjang total dihadapan Oom Andrian. Sungguh, aku belum pernah
sekalipun telanjang dihadapan laki-lakiorang lain, apalagi laki-laki. Aku tak
menduga akan terjadi hal seperti ini. Dengan Oomku sendiri pula. Tetapi kini,
Oom Andrian berhasil memaksaku.
Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.
Tiba-tiba
Oom Andrian menarik tanganku
sehingga aku terduduk dipangkuan Oom Andrian
yang saat itu sudah duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia
langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga
membiarkan ketika bibir dan kumis halus Oom Andrian
menempel kebibirku hingga beberapa saat.
Dadaku
semakin berdegup kencang ketika kurasakan bibir halus Oom Andrian melumat mulutku. Lidah Oom Andrian menelusup kecelah bibirku dan
menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku
seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Aku pun terkejut ternyata
batang kemaluan Oom Andrian yang
sudah sangat kencang terjepit antara perutku dan perutnya. Aku merasakan betapa
besar dan panjang benda keras yang terjepit diantara kedua tubuh telanjang
kami.
Mengetahui
besarnya batang kemaluan Oom Andrian
aku jadi ingat saat aku masih TK waktu diajari menyanyi guru TK-ku “Aku seorang
kapiten mempunyai pedang panjang, kalau berjalan prok-prok prok.. Aku seorang
kapiten! Tapi ini Oom ku seorang kapiten mempunyai peler (bahasa jawa batang
kemaluan) panjang…” memang Oom ku itu pangkatnya waktu itu sudah Kapten! Cocok
bukan?
“Akh..,
ja.. Jangan oomhh..!” kataku terbata-bata.
“Su..
Sudah.. Oomhh” desisku antara sadar dan tidak.
Oom
Andrian memang melepas ciumannya
dibibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih tetap memeluk
pinggang rampaingku dengan erat. Aku masih terduduk dipangkuannya. Tetapi ia
malah mulai menjilati leherku. Ia menjilati dan menciumi seluruh leherku lalu
merambat turun ke dadaku. Aku memang pasif dan diam, namun nafsu birahi sudah
semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Oom Andrian
sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleher dan
dadaku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
Apalagi
saat bibir Oom Andrian dengan
penuh nafsu melumat kedua puting payudaraku yang sudah sangat keras bergantian.
Aku kembali melayang di awan saat dengan gemas Oom Andrian menghisap kedua puting payudaraku bergantian.
Rangsangan yang kuterima begitu dahsyat untuk kutahan. Apalagi benda keras di
selangkangan Oom Andrian yang
terjepit kedua tubuh telanjang kami mulai tersentuh bibir kemaluanku yang sudah
sangat basah.
Gejolak
liar yang berkobar dalam diriku semakin menggila. Hingga tanpa sadar aku
menggoyang pinggulku di atas pangkuan Oom Andrian
untuk memperoleh sensasi gesekan antara bibir kemaluanku dengan batang
kemaluannya.
Oom
Andrian sendiri tampaknya juga
sudah sangat terangsang. Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah dan
batang kemaluannya mengedut-ngedut. Sementara aku semakin tak kuat untuk
menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang
mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Oom Andrian yang kekar mengangkat tubuhku
dari pangkuannya dan merebahkan di atas tempat tidur yang sebenarnya belum
selesai kurapihkan itu. Insting perawanku secara refleks masih coba berontak.
“Sudah
Oomhh! Jangan yang satu… Bella takut..” Kataku sambil meronta bangkit dari
tempat tidur.
“Takut
kenapa sayang? Oom sayang Bella, percayalah sayang…” Jawab Oom Andrian dengan napas memburu.
“Jang..
Jangan.. Oom..” protesku sengit.
Namun
seperti tidak perduli dengan protesku, Oom Andrian
segera menarik kedua kakiku hingga menjuntai ke lantai. Meskipun aku berusaha
meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Oom Andrian yang tegap dan kuat itu
mendekapku dengan sangat erat.
Kini,
dengan kedua kakiku yang menjuntai ke lantai membuat Oom Andrian dapat memandang seluruh tubuhku
dengan leluasa.
“Kamu
cantik dan seksi sekali sayang” katanya dengan suara parau tanda bahwa ia sudah
sangat terangsang.
Dengan
tubuh telanjang bulat tanpa tertutup sehelai kainpun yang menutupi tubuhku, aku
merasa risih juga dipandang sedemikian rupa. Aku berusaha menutupi dengan
mendekapkan lengan didada dan celah pahaku, tetapi dengan cepat tangan Oom Andrian memegangi lenganku dan
merentangkannya. Setelah itu Oom Andrian
membentangkan kedua belah pahaku dan menundukkan wajahnya di selangkanganku.
Aku tak tahu apa yang hendak ia lakukan.
Tanpa
membuang waktu, bibir Oom Andrian
mulai melumat bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Tubuhku menggelinjang
hebat. Aku semakin salah tingkah dan tak tahu apa yang harus kulakukan. Yang
jelas aku kembali merasakan adanya desakan yang semakin menggebu dan menuntut
penyelesaian. Sementara kedua tangannya merayap ke atas dan langsung
meremas-remas kedua buah dadaku. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati liang
kemaluanku dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini.
Lidahnya
yang panas mulai menyusup ke dalam liang kemaluanku. Tubuhku terlonjak dan
pantatku terangkat saat lidahnya mulai mengais-ngais bibir kemaluanku.
“Akhhh..
Oomhhh… Sud.. Sudahh Oommm..” bibirku menolak tetapi tanganku malah menarik
kepala Oom Andrian lebih ketat
agar lebih kuat menekan selangkanganku sedangkan pantatku selalu terangkat
seolah menyambut wajah Oom Andrian
yang tenggelam dalam selangkanganku.
Kini
aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena
kenikmatan yang amat sangat dan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Aku
menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika
bibir dan lidah Oom Andrian
menjilat dan melumat bibir kemaluanku.
Aku
semakin melayang dan seolah-olah terhempas ke tempat kosong. Tubuhku bergetar
dan mengejang bagaikan tersengat aliran listrik. Aku mengejat-ngejat dan
menggelepar saat bibir Oom Andrian
menyedot kelentitku dan lidahnya mengais-ngais dan menggelitik kelentitku.
“Akhhh..
Akhhh.. Ohhh…” dengan diiringi jeritan panjang aku merasakan orgasme yang ke
sekian kalinya. Benar-benar pandai menaklukan wanita Oom ku ini. Pantatku
secara otomatis terangkat hingga wajah Oom Andrian
semakin ketat membenam di antara selangkanganku yang terkangkang lebar. Napasku
tersengal-sengal setelah mengalami beberapa kali orgasme tanpa ada coitus.
“Bella
sayang.. Sekarang giliran Bella menyenangkan Oom ya..” bisiknya setelah napasku
mulai teratur.
Aku
hanya pasrah dan tak mampu berkata-kata. Antara malu dan mau aku hanya merintih
pelan.
“Mmhhh..”
Oom
Andrian yang sudah pengalaman
rupanya menyadari keadaanku yang masih hijau dalam hal urusan bawah perut ini.
Ia pun lalu membaringkan diri di sisiku. Tangannya sekarang membimbing tanganku
dan diarahkannya ke bawah. Dengan mata terpejam karena jengah aku ikuti saja
apa kemauannya.
Hatiku
berdesir saat tanganku dipegangkannya pada benda keras berbentuk bulat dan
panjang. Benda itu terasa hangat sekali dalam genggamanku. Ooh betapa besarnya
benda itu. Tanganku hampir tak muat menggenggamnya. Setelah terpegang tanganku
pun digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah untuk mengocok benda itu. Oom Andrian pun kemudian menarik tubuhku
hingga aku berbaring miring menghadapnya. Kepalaku ditariknya dan diciumnya
bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya mencari-cari lidahku dan tangannya
bergerilya lagi meremas-remas payudaraku.
Aku
pun tak sadar ikut mengimbanginya. Lidahku bergerak liar menyambut lidahnya dan
tanganku dengan agak kaku mengocok batang kemaluannya. Aku belum berani melihat
seperti apa kemaluan laki-laki. Aku masih terlalu malu untuk itu.”Mphh jangan
keras-keras sayang… Sakit itunya” bisik Oom ku. Rupanya aku terlalu keras
mengocok batang kemaluannya sehingga Oom Andrian
merasa kurang nyaman.
Kemudian
setelah beberapa saat berciuman, didorongnya kepalaku ke bawah. Diarahkannya
kepalaku ke dadanya yang bidang. Masih dengan mata terpejam aku mencoba
menirukan apa yang dilakukan Oom Andrian
padaku. Lidahku mulai menjilat puting dadanya kiri dan kanan bergantian.
“Oohh..
Teruss sayanghhh..”
Oom
Andrian rupanya merasa nyaman
dengan perlakuanku itu. Terus didorongnya kepalaku ke bawah lagi.
Kini
bibirku mulai menciumi perut dan pusar Oom Andrian.
Hal ini membuatnya semakin meradang. Mulutnya tak henti-hentinya mendesis
seperti kepedasan. Tangannya terus mendorong kepalaku ke bawah lagi. Kini aku
merasa daguku menyentuh benda keras yang sedang ku kocok, sementara bibir dan
lidahku tak henti-hentinya menciumi perut bagian bawahnya. Kemudian ditekannya
lagi kepalaku ke bawah. Rupanya ia menyuruhku menciumi batang kemaluannya!
Dengan
malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lalu aku memberanikan
diri untuk membuka mataku. Lagi-lagi aku berdebar-debar dan darahku berdesir
ketika mataku melihat batang kemaluan Oom Andrian.
Gila! Kataku dalam hati besar sekali… Bentuknya coklat kehitaman dengan kepala
mengkilat persis topi baja tentara! Sementara itu kantong pelernya tampak
menggantung gagah dan penuh! Seperti ini rupanya batang kemaluan laki-laki.
Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jika batang kemaluan yang
besar dan keras itu dimasukkan ke lubang kemaluan perempuan, apalagi jika
perempuan itu aku. Gejolak liar kembali mengusikku.
Lamunanku
terputus saat tangan Oom Andrian
yang kekar menekan kepalaku dan didekatkannya ke arah batang kemaluannya.
Dengan canggung bibirku mulai mencium batang kemaluannya. Aku sengaja membuang
pikiran jijikku dengan membayangkan bahwa aku sedang menjilat”Magnum” (Es Krim
yang terkenal besar dan enaknya itu!!). Dan ternyata aku berhasil!! Dengan
membayangkan aku sedang menikmati ‘magnum’ku tanpa rasa jijik sekalipun aku
mulai menjilati batang kemaluan Oom Andrian.
Dari ujung kepala kemaluan yang mengkilat hingga kantung biji peler yang
menggantung penuh tak luput dari jilatan lidahku.
Sambil
berjongkok di lantai aku terus menjilati menyusuri seluruh batang kemaluan Oom Andrian yang besar dan panjang itu.
Sesekali dengan nakal kusedot biji peler bergantian membuat pantat Oom Andrian terangkat. Sementara kedua kaki
Oom Andrian menjuntai ke lantai
seperti posisiku tadi waktu selangkanganku dijilati Oom Andrian. Sesekali aku melirik bagaimana reaksinya. Ku lihat
mulut Oom Andrians terus
menceracau tak karuan.
“Terushh
sayang.. Oohh nah… Terussshh oughhh” bagai orang gila Oom Andrian terus menceracau.
Kemudian
Oom Andrian bangun dan
diangkatnya tubuhku. Kali ini aku dibaringkannya dengan berhadap-hadapan.
Kakiku masih menjuntai ke lantai. Ia berdiri di antara kedua belah pahaku.
Kemudian tangannya membimbing batang kemaluannya yang sudah berlendir dan
dicucukannya ke celah hangat di tengah bukit kemaluanku. Aku tersadar. Antara
nafsu dan ketakutan aku menangis. Aku memohon.
“Ja..
Jangan Oommhh.. Ja.. Jangan yang itu”.
Rupanya
superegoku memenangkan pertarungan antara id dan superegoku. Ego ku mampu
menekan gejolak liar ide ku.
“Kenapa
sayang..?” tanya Oom Andrian dengan
suara parau.
“Bella…
Takut Oomhh… To.. Tolong jangan yang itu..” kataku memohon.
“Ok..
Okay sayang..” kata Oomku sambil menghela nafas.
“Oom
tak akan masukkan sayang… Cuma diluar… Oom janji deh” lanjutnya dengan suara
parau karena sudah dikuasai oleh nafsu birahinya.
“Jang..
Jangan Oomhh,” aku tetap menolak, “Bella enggak ingin kehilangan satu-satunya
yang paling berharga Oom” aku merintih antara nafsu dan takut. Saat ia mulai
mencucukkan ujung kepala kemaluannya di celah kemaluanku yang sudah sangat
basah.
“Bella
sayang.. Apa.. Kamu.. Nggak kasihan padaku sayang.. aku sudah terlanjur
bernafsu.. aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. Mohon,” kata Oom Andrian masih dengan terbata-bata dan
wajah yang memelas.
“Sudah
2 tahun Oom harus menahan ini sejak tantemu meninggal”
Tiba-tiba
Oom Andrian beranjak dan dengan
cepat mencucukkan batang kemaluannya yang sudah sangat kencang di sela-sela
bukit kemaluanku. Kini tubuh telanjang Oom Andrian
mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Oom Andrian menempel erat dadaku. Ada
sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan
tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki. Ia masih meciumi sekujur
tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku
yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan
rangsangan sedahsyat ini.
Aku
tersentak ketika kurasakan ada benda yang menggesek-gesek bibir kemaluanku.
Ternyata Oom Andrian
menggesek-gesekkan batang kemaluannya di sela-sela bibir kemaluanku yang sudah
sangat licin. Ia memutar-mutar dan menggocek-gocekkan batang kemaluannya di
sela-sela bibir kemaluanku. Sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi
menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat
itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih mampu
bertahan agar benda itu tidak benar-benar memasuki liang kemaluanku.
“Oom,
jangan sampai masuk…, diluar saja..!” pintaku.
Oom
Andrian hanya mendengus dan tetap
menggosok-gosokkan batang kemaluannya di pintu kemaluanku yang semakin licin
oleh cairan. Aku begitu terangsang. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan
ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak
rambut Oom Andrian yang masih
terengah-engah.
Kini
aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi. Napasku semakin memburu dan
tubuhku kembali berkelejat menahan kenikmatan. Aku harus mengakui kehebatan Oom
Andrian untuk yang kesekian
kalinya. Karena tanpa penetrasi pun ia telah sanggup membuatku orgasme
berkali-kali.
“Akhh..
Oomhh.. Shh… Ouchh..” tanpa sadar aku menjerit ketika kurasakan kelentitku
berdenyut-denyut dan ada sesuatu yang menggelegak di dalam sana.
Mataku
terbeliak dan tanpa malu-malu lagi aku mengangkat pantatku menyambut gocekan
batang kemaluan oom Andrian di bibir
kemaluanku agar lebih ketat menekan kelentitku. Aku berkelejotan, sementara
napasku semakin memburu. Gerakanku semakin liar saat liang kemaluanku
berdenyut-denyut. Lalu aku terdiam tubuhku terasa lemas sekali. Aku tak peduli
lagi pada apa yang hendak dilakukan Oom Andrian
pada tubuhku. Tulang-belulangku serasa lepas semua.
Setelah
itu Oom Andrian bangkit dan
mengambil body lotion yang ada di meja rias kamar tamu dan dengan cepat ia
menindihku. Dikangkanginya tubuhku. Kali ini ia benar-benar menguasaiku. Dari
kaca meja rias disamping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti
tenggelam dikasur busa ketika tubuh Oom Andrian
yang tinggi besar mulai menindihku. Lalu Oom Andrian
membalur kedua payudaraku dengan lotion dan melemparkan botol itu setelah
ditutupnya kembali. Aku merasa lega karena setidak-tidaknya ia telah menepati
janjinya untuk tidak memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku.
Oom
Andrian kembali melumat bibirku.
Kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya.
Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Oom Andrian. Oom Andrian
terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat
memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi. Bermenit-menit kami terus
berpagutan hingga akhirnya Oom Andrian
melepaskan bibirnya dari pagutanku. Ia lalu menempatkan batang kemaluannya di
belahan kedua payudaraku yang sudah dilumuri body lotion. Kedua tangannya yang
kekar lalu memegang kedua buah payudaraku dan dijepitkannya pada batang
kemaluannya. Aku pun ikut membantunya dengan memegang lembut batang
kemaluannya.
Setelah
batang kemaluannya terjepit kedua payudaraku, ia mulai mengayunkan pantatnya
maju mundur hingga batang kemaluannya yang terjepit payudaraku bergerak maju
mundur. Batang kemaluannya yang begitu panjang membuat ujung kemaluannya
menyentuh-nyentuh bibirku. Lalu untuk membantunya menuntaskan nafsunya akupun
membuka mulutku dan menjilati ujung kemaluan itu setiap kali terdorong ke atas.
Hal itu berlangsung beberapa lama hingga kurasakan ayunan pantat Oom Andrian mulai makin cepat. Gesekan
batang kemaluannya yang terjepit ke dua buah payudaraku pun semakin kencang.
Nafasnya semakin mendengus dan kulihat matanya terpejam seolah sedang menahan
sesuatu. Peluh telah membasahi kedua tubuh telanjang kami hingga kelihatan
mengkilap dan licin. Semakin lama gerakannya semakin cepat disertai dengus
nafas yang semakin menderu.
Tiba-tiba
ia seolah tersentak kurasakan batang kemaluannya yang terjepit dadaku mulai
mengedut-ngedut. Tubuhnya mengejat-ngejat seperti tersengat arts listrik dan
dari mulutnya keluar geraman dahsyat.
“Ugh..
Ugh.. Arghhh.. Akhhh”.
Cratt..
Crat.. Cratt.. Cratt… Cratt..
Akhirnya
dari lubang di ujung kemaluannya menyemburlah cairan putih kental yang banyak
sekali. Sialnya cairan itu sebagian besar tumpah ke mulutku yang sedang terbuka
karena menjilati batang kemaluan itu.
“Glk..
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk” aku hampir muntah karena tersedak cairan itu. Rupanya
sebagian ikut tertelan.
“Oom
Andrian jahat… Uhuk.. Uhuk”
sambil masih terbatuk-batuk aku menangis.
Ini
merupakan pengalamanku yang pertama kali. Bau cairan sperma saja sudah
membuatku mual.. Apalagi tertelan! Pembaca bisa membayangkan bagaimana rasanya.
“Sorry
sayang… Oom tidak sengaja…” bisiknya menghiba seolah merasa bersalah.
Kemudian
dengan tanpa rasa jijik dilumatnya bibirku yang masih penuh cairan air maninya
itu sehingga rasa jijikku sedikit hilang. Lama kami berciuman sampai akhirnya
diambilnya ujung seprei dan dibersihkannya bibirku dari sisa-sisa ceceran air
maninya itu. Aku merasa terharu akan perlakuannya dan rasa sayangku padanya pun
mulai bertambah. Bukan kasih sayang antara kepenakan… Eh keponakan dan paman
melainkan rasa sayang sebagaimana layaknya perempuan terhadap laki-laki.
Aku
yang sudah merasa lemas akhirnya tak mampu bergerak lagi. Aku lega sejauh ini
aku masih mampu mempertahankan mahkota keperawananku. Aku langsung tertidur.
Mungkin Oom Andrian juga ikut
tertidur. Karena aku sudah tidak ingat apa-apa lagi.
Aku
bangun ketika aku merasakan geli saat payudaraku ada yang menjilati. Aku
membuka mata dan kulihat Oom Andrian
sedang sibuk menyedot kedua payudaraku secara bergantian. Kembali aku harus
menggelinjang dan nafsuku perlahan mulai bangkit.
Tubuh
telanjang Oom Andrian menindihku.
Tubuhnya yang tinggi besar membuat tubuhku seolah-olah tenggelam dalam spring
bed. Tanpa kusadari tanganku pun mulai bergerak meremas-remas rambut Oom Heu
yang sedang sibuk melumat kedua puting payudaraku bergantian. Tubuh kami sudah
mulai basah oleh peluh kami yang mulai mengucur deras. Dalam posisi seperti itu
tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Semakin
lama benda yang terjepit di antara perut kami itu makin mengeras dan terasa
panas. Ohh, ternyata benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Oom Andrian yang mulai mengeras.
Perlahan
namun pasti lidah Oom Andrian
mulai menelusuri setiap lekuk liku tubuhku. Tanpa rasa jijik dijilatinya
ketiakku yang bersih mulus, karena aku memang rajin mencabuti bulu ketiakku.
Rasanya geli luar biasa diperlakukan seperti itu. Lidahnya yang basah dan panas
seolah-olah menggelitik ketiakku. Setelah puas menjilati kedua ketiakku
bergantian, lidah Oom Andrian
mulai menelusuri tubuhku bagian samping ke aras bawah. Sekarang pinggangku
dijadikannya sasaran jilatannya. Aku semakin tak mampu menahan diri.
“Oshhh..
Ohhh Omm.. Ohh” aku hanya mampu merintih.
Karena
bukan hanya itu rangsangan yang diberikannya. Tangannya yang nakal ternyata tak
tinggal diam. Ditangkupkannya telapak tangannya yang besar ke bukit kemaluanku
lalu dengan gerakan lembut diremas-remasnya bukit kemaluanku.
Beberapa
saat kemudian sambil bibirnya menjilati perut bagian bawahku, jari jari Oom Andrian mulai bergerak menyusuri celah
hangat di antara bibir kemaluanku yang sudah sangat basah. Jarinya bergerak
sepanjang celah itu dari atas ke bawah hingga menyentuh lubang analku. Dengan
dibantu cairan yang keluar dari liang kemaluanku jarinya mulai dimasuk-masukkan
ke dalam lubang analku hingga lubang analku kurasakan mengedut-ngedut.
Tiba-tiba
Oom Andrian membalik posisi
tubuhnya. Wajahnya sekarang menghadap ke selangkanganku dan selangkangannya pun
dihadapkannya ke wajahku. Sekarang aku dapat melihat tanpa malu-malu lagi
bentuk kemaluan laki-laki. Batang kemaluan Oom Andrian yang sudah sangat keras menggantung di atas wajahku.
Uratnya yang seperti tali kelihatan menonjol sepanjang batang kemaluannya yang
berwarna hitam kecoklatan. Gagah sekali bentuknya seperti meriam kecil antik
yang banyak kulihat dijual di sekitar candi Borobudur sana.
Aku
tidak sempat mengagumi benda itu berlama-lama, karena tiba-tiba kurasakan
batang kemaluan itu mengganjal tepat di bibirku. Rupanya Oom Andrian menginginkan batang kemaluannya
kujilati seperti tadi. Aku pun membuka bibirku dan dengan lembut mulai
menjilati ujung batang kemaluannya yang mengkilat. Tubuhku pun tersentak dan
tanpa sadar pantatku terangkat ke atas saat bibir Oom Andrian mulai menciumi bukit kemaluanku. Bibirnya dengan
gemas menyedot labia mayoraku lalu disisipkannya lidahnya ke dalam bibir
kemaluanku.
Saking
gelinya tanpa sadar kedua kakiku menjepit kepala Oom Andrian untuk lebih menekankan wajahnya ke bukit kemaluanku.
Oom Andrian pun menekan pantatnya
ke bawah hingga batang kemaluannya lebih dalam memasuki mulutku. Aku hampir
tersedak dan susah bernapas karena batang kemaluan oom Andrian yang besar itu menyumpal mulutku dan ujungnya hampir
menyentuh kerongkonganku, sementara rambut kemaluannya yang sangat lebat
menutupi hidungku!!
Aku
gelagapan hingga tanpa sadar kucengkeram pantat Oom Andrian agar mengangkat pantatnya. Rupanya tindakanku
berhasil karena Oom Andrian
mengangkat pantatnya sedikit hingga aku dapat bernapas lega. (Pembaca dapat
membayangkan bagaimana rasanya hidung pembaca tersumpal jembut… Eh rambut
kemaluan laki-laki!! Sudah baunya apek… Ting kruntel lagi kayak indomie pula!!
Sedangkan mulut tersumpal batang kemaluan!!)
Tubuhku
semakin menggeliat liar saat lidah Oom Andrian
mulai menggesek-gesek kelentitku. Kelentitku rasanya membengkak dan berdenyut-denyut
seolah mau pecah. Mataku sudah membeliak hampir terbalik. Aku merasa hampir
mengalami orgasme lagi… Namun saat desakan di bagian bawah perutku hampir
meledak tiba-tiba Oom Andrian
menjauhkan bibirnya dari selangkanganku. Aku kecewa sekali rasanya. Orgasme
yang hampir kuperoleh ternyata menjauh lagi. Ternyata ini memang taktik Oom Andrian agar aku penasaran.
Oom
Andrian mengubah posisi lagi.
Kini wajahnya menghadap ke wajahku lagi. Tubuhnya ditempatkannya di antara
kedua pahaku yang memang sudah terbuka lebar. Kemudian bibirnya mencium bibirku
dengan lembut. Akupun membalasnya. Lidah kami saling berkutat. Sementara itu
tubuh bagian bawah Oom Andrian
mulai menekan selangkanganku. Hal ini kurasakan dari tekanan batang kemaluan
Oom Andrian yang terjepit bibir
keamaluanku, walaupun belum masuk ke dalam liang kemaluanku tentunya!!
Hangat
sekali rasanya batang kemaluan itu. Nikmat sekali rasanya gesekan-gesekan yang
ditimbulkannya saat pantatnya bergerak maju-mundur.
“Oomhh..
Ja.. Jangan dimasukkan..!” kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
Aku
tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus atau tidak, sebab sejujurnya aku
juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu
masuk ke lubang kemaluanku.
“Oke..
Sayang… Kalau nggak boleh dimasukkan, Oom gesek-gesekkan di bibirnya saja
ya..?” jawab Oom Andrian juga
dengan napas yang terengah-engah.
Kemudian
Oom Andrian kembali memasang
ujung batang kemaluannya tepat di celah-celah bibir kemaluanku. Aku merasa
gemetar luar biasa ketika merasakan kepala batang batang kemaluan itu mulai
menyentuh bibir kemaluanku. Lalu dengan perlahan digoyangkanya pantatnya hingga
batang kemaluannya mulai menggesek celah bibir kemaluanku. Hal ini berlangsung
beberapa saat dengan irama yang teratur seperti pemain biola yang menggesek
biolanya dengan khidmat.
Rupanya
Oom Andrian tidak puas dengan
cara seperti itu (Aku pun juga kurang puas sebenarnya..! Tapi gengsi dong masak
cewek minta duluan!!).
“Oom
masukkin dikit ya sayang..” bisik Oom Andrian
dengan napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah semakin meningkat.
Aku sendiri yang juga sudah sangat terangsang dan tidak berdaya karena sudah
terbakar birahi hanya diam saja.
Karena
aku hanya diam, Oom Andrian lalu
memegang batang kemaluannya dan dicucukannya ke celah-celah bibir kemaluanku
yang sudah sangat licin. Dengan pelan didorongnya pantatnya hingga akhirnya
ujung kemaluan Oom Andrian
berhasil menerobos bibir kemaluanku. Aku menggeliat hebat ketika ujung batang
kemaluan yang besar itu mulai menyeruak masuk. Walaupun mulanya sedikit perih,
tetapi perlahan namun pasti ada rasa nikmat yang baru kali ini kurasakan mulai
mengalahkan perihnya selangkanganku. Seperti janji Oom Andrian, batang kemaluannya yang seperti lengan bayi itu
hanya dimasukkan sebatas ujungnya saja.
Meskipun
hanya begitu, kenikmatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir berteriak
histeris. Sungguh batang kemaluan Oom Andrian
itu luar biasa nikmatnya. Liang kemaluanku serasa berdenyut-denyut saat
menjepit ujung topi baja batang kemaluan Oom Andrian
yang bergerak maju-mundur secara pelahan.
Oom
Andrian terus menerus mengayunkan
pantatnya Mamaju-mundurkan batang batang kemaluan sebatas ujungnya saja yang
terjepit dalam liang kemaluanku. Keringat kami berdua semakin deras mengalir,
sementara mulut kami masih terus berpagutan.
“Sakkith..
Oomhh..?” Aku menjerit pelan saat kurasakan betapa batang kemaluan oom Andrian menyeruak semakin dalam.
Namun
rasa perih itu perlahan-lahan mulai menghilang saat Oom Andrian menghentikan gerakan batang kemaluannya yang begitu
sesak memenuhi liang kemaluanku. Rasa sakit itu mulai berubah menjadi nikmat
karena batang kemaluannya kurasakan berdenyut-denyut dalam jepitan liang
kemaluanku.
Lalu
aku semakin mengawang lagi saat lidah Oom Andrian
yang panas mulai menyapu-nyapu seluruh leherku dengan ganasnya. Bulu kudukku
serasa merinding dibuatnya. Aku tak sadar lagi saat Oom Andrian kembali mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya
yang terjepit erat dalam laing kemaluanku semakin menyeruak masuk. Aku yang
sudah sangat terangsang pun tak sadar akhirnya menggoyangkan pantatku
seolah-olah memperlancar gerakan batang kemaluan Oom Andrian dalam liang kemaluanku.
Kepalaku
tanpa sadar bergerak-gerak liar merasakan sensasi hebat yang baru kali ini
kurasakan. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak
yang meletup-letup hendak pecah di dalam diriku.
Aku
tak tahu entah bagaimana, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu
telah amblas semua kevaginaku.
Bless…
Perlahan
tapi pasti batang kemaluan yang besar itu melesak ke dalam libang kemaluanku.
Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang batang kemaluan Oom Andrian yang sangat-sangat besar itu.
Ada rasa pedih menghunjam di perut bagian bawahku. Oohhh rupanya mahkotaku
sudah terenggut.
“Akhh..
Sakk… Kitthh.. Oomhh..” aku merintih dan tanpa sadar air mataku menetes.
Ada
sebersit rasa penyesalan dalam diriku, mengapa aku begitu mudah menyerahkan
mahkotaku yang paling berharga.
“Oomh..
Kok dimaassuukiin seemmua.. Ah..?” tanyaku.
“Maafkan
Oom saayang. Oom nggak tahhan..!” ujarnya dengan lembut.
Ia
pun menghentikan gerakan pantatnya. Air mataku mengalir tanpa dapat kutahan
lagi.
“Jangan
menangis sayang..” bisik Oom Andrian
di telingaku, “Oom sayang kamu”
Ada
secercah rasa bahagia saat kudengar bisikan mesranya di telingaku. Aku pun
terdiam dan ia pun terdiam. Kami terdiam beberapa saat. Ooh betapa indahnya..
Dalam diam itu aku dapat merasakan kehangatan batang kemaluannya yang hangat
dalam jepitan liang kemaluanku. Kembali rasa nikmat menggantikan rasa sakit
yang tadi menghentakku. Kurasakan batang kemaluannya mengedut-ngedut dalam
jepitan liang kemaluanku.
Kemudian
dengan perlahan sekali Oom Andrian
mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kemaluannya menyusuri
setiap inci liang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Aku tak sempat mengerang
karena tiba-tiba bibir Oom Andrian
sudah melumat bibirku. Lidahnya menyeruak masuk mulutku dan mencari-cari
lidahku. Aku pun membalasnya.
“Hmmgghh”
Kudengar
Oom Andrian mendengus tanda
birahinya sudah mulai meningkat. Gerakan batang kemaluannya semakin mantap di
dalam jepitan liang kemaluanku. Aku merasakan betapa batang kemaluanya yang
keras menggesek-gesek kelentitku. Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar
menyambut gesekan batang kemaluannya. Pantatku mengangkat ke atas seolah-olah
mengikuti gerakan Oom Andrian
yang menarik batang kemaluannya dengan cara menyendal seperti orang memancing
hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih terjepit dalam liang
kemaluanku.
Lalu
setelah itu didorongnya batang kemaluannya dengan pelahan hingga ujungnya
seolah menumbuk perutku. Dilakukannya hal itu berulang-ulang. Aku merasa ada
semacam sentakan dan kedutan hebat saat Oom Andrian
menarik batang kemaluannya dengan cepat! (Belakangan aku baru tahu kalau itu
namanya teknik sendal pancing setelah Oom Andrian
menceritakannya! Intinya teknik ini adalah mendorong secara pelan hingga batang
kemaluannya masuk seluruhnya lalu menarik dengan cepat seperti orang menyendal
saat memancing hingga hanya ujung batang kemaluannya yang masih tertinggal!
Wow.. Ternyata teknik inilah yang kurasakan paling nikmat dan menjadi teknik
favoritku!! Pembaca bisa mencobanya dan wanita ditanggung akan ketagihan
deh!!).
Napasku
semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak
tertahankan. Begitu besarnya batang kemaluan Oom Andrian, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit.
Sementara karna tubuhnya yang berat, batang kemaluan Oom Andrian semakin menyeruak ke dalam
liang kemaluanku dan melesak hingga ke dasarnya. Sangat terasa sekali bagaimana
rasanya batang kemaluan Oom Andrian
menggesek-gesek dinding liang kemaluanku.
tant5
tant5
Tanpa
sadar aku pun mengimbangi genjotan Oom Andrian
dengan menggoyang pantatku. Semakin lama, genjotan Oom Andrian semakin cepat dan keras, sehingga tubuhku
tersentak-sentak dengan hebat. Slep… slep… slep… sleep… bunyi gesekan batang
kemaluan Oom Andrian yang terus
memompa liang kemaluanku.
“Akhh…!
Aakhh.. Oomhh..!” erangku berulang-ulang. Benar-benar luar biasa sensasi yang
kurasakan. Oom Andrian
benar-benar telah menyeretku menuju sorga kenikmatan. Persetan dengan
keperawananku. Aku sudah tak peduli apapun.
Tidak
berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa dari ujung kepala
hingga ujung kemaluanku!! Tubuhku mengelepar-gelepar di bawah genjotan tubuh
Oom Andrian. Seperti tidak sadar,
aku dengan lebih berani menyedot lidah Oom Andrian
dan kupeluk erat-erat tubuhnya seolah takut terlepas.
“Ooh..
Oomh.. Akhh..!” akhirnya aku menjerit panjang ketika hampir mencapai puncak
kenikmatan. Tahu aku hampir orgasme, Oom Andrian
semakin kencang menyendal-nyendal batang kemaluannya dari jepitan liang
kemaluanku.
Saat
itu tubuhku semakin menggelinjang liar di bawah tubuh Oom Andrian yang kuat. Tidak lama kemudian
aku benar-benar mencapai klimaks.
“Ooh..
Aauuhh.. Oomh…!” Jeritku tanpa sadar.
Seketika
dengan refleks jari-jariku mencengkeram punggung Oom Andrian. Pantatku kunaikkan ke atas menyongsong batang
kemaluan Oom Andrian agar dapat
masuk sedalam-dalamnya. Lalu kurasakan liang kemaluanku berdenyut-denyut dan
akhirnya aku seolah merasakan melayang. Tubuhku serasa seringan kapas. Aku
benar-benar orgasme!! Gerakanku semakin melemah setelah kenikmatan puncak itu.
Oom Andrian menghentikan
sendalannya.
“Bagaimana
rasanya sayang..!” bisik Oom Andrian
lembut sambil mengecup pipiku.
Aku
pun hanya terdiam dan wajahku merona karena malu.
“Istirahat
dulu ya sayang” bisiknya lagi.
Oom
Andrian yang belum orgasme
membiarkan saja batang kemaluannya terjepit dalam liang kemaluanku. Kami
kembali terdiam. Mungkin Oom Andrian
sengaja membiarkan aku untuk menikmati saat-saat kenikmatan itu. Aku kembali
mengatur napasku sementara kurasakan batang kemaluan Oom Andrian terus mengedut-ngedut dalam
jepitan liang kemaluanku. Tubuh kami sudah mengkilat karena basah oleh
keringat. Memang udara saat itu panas sekali, apalagi kami juga habis bergumul
hebat ditambah kamar itu tidak ber AC, hanya kipas angin yang membantu
menyejukkan ruangan yang sudah berbau mesum itu.
Setelah
beberapa saat Oom Andrian yang
belum orgasme itu mulai menggerak-gerakkan batang kemaluannya maju mundur. Kali
ini dia bergerak tidak menyendal-nyendal lagi. Masih dengan posisi seperti
tadi, yaitu kakiku menjuntai ke lantai dan pantatku terletak di tepi
pembaringan. Sedangkan oom Andrian
tetap posisi setengah berdiri karena kakinya masih di lantai.
Kembali
gejolak birahiku terbangkit. Dengan sukarela aku menggoyangkan pinggulku
seirama dengan gerakan pantat Oom Andrian.
Rasa nikmat kembali naik ke ubun-ubunku saat kedua tulang kemaluan kami saling
beradu. Gerakan batang kemaluan Oom Andrian
semakin lancar dalam jepitan liang kemaluanku. Meskipun masih ada rasa sedikit
ngilu, kubiarkan Oom Andrian
memompa terus lubang kemaluanku.
Aku
yang sudah cukup lelah hanya bergerak mengimbangi ayunan batang kemaluan Oom Andrian yang terus memompaku. Batang
kemaluannya yang hitam kecoklatan dan sudah berkilat karena basah oleh cairan
licin yang keluar dari kemaluanku tanpa ampun menghajar liang kemaluanku. Edan
tenan!! Liang kemaluanku dimasuki batang kemaluan sebesar itu. Kalau akau tak
malu ingin rasanya aku menjerit meneriakkan kata-kata Oom Timbul dalam iklan
jamu yang terkenal “Uenak tenaaann!”. Memang enak, bagi yang belum pernah
merasakan boleh coba! Ditanggung ketagihan.
Memang
kupikir-pikir mendingan enak ngeseks begini daripada ikut-ikutan teman kuliahku
yang sok idealis berdemo panas-panasan!! Memang banyak teman yang ngajak aku
berdemo, tapi aku emoh! Ngapain toh enggak ada untungnya! Paling-paling kita
cuman diperalat sama pemimpin demo! (Rupanya ada benarnya juga pilihan yang
kuambil untuk tidak ikut-ikutan berdemo! Soalnya ternyata ketahuan ada beberapa
rekan yang terima duit dari demo itu!)
Oom
Andrian semakin lama semakin
kencang memompakan batang kemaluannya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya
menciumi pipi dan leherku dan kedua tangannya meremas kedua buah dadaku.
Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu nafsuku semakin memuncak kembali.
Kurasakan kenikmatan mulai menjalar lagi. Bermula dari selangkanganku
kenikmatan itu menjalar ke putingku lalu ke ubun-ubunku. Aku lalu balik
membalas ciuman Oom Andrian,
pantatku bergerak memutar mengimbangi batang kemaluan Oom Andrian yang dengan perkasa
menusuk-nusuk lubang kemaluanku.
Gerakan
Oom Andrian mulai semakin liar.
Napasnya mendengus seperti kerbau gila! (Mungkin kerbau kalau lagi gila begini
kali ya?) Pantatku kuputar-putar, kiri-kanan semakin liar untuk menggerus
batang batang kemaluan Oom Andrian
yang terjepit erat dalam lubang kemaluanku. Aku pun semakin tak mampu menahan
diri. Kusedot lidah Oom Andrian
yang menyelusup ke dalam mulutku. Tubuh Oom Andrian
mengejat-ngejat seperti orang tersengat listrik karena kenikmatan.
Lalu
di saat aku menjerit panjang saat merasakan orgasme untuk yang ke sekian
kalinya. Oom Andrian pun
mengejat-ngejat.
“Ough..
Ugh… Ughhh” dengan napas yang terengah-engah, Oom Andrian yang berada diatas tubuhku semakin cepat
menghunjamkan batang kemaluannya. Lalu
Crrtt..
Crrtt.. Crrttt… Crttt… Crttt…
Aku
merasakan betapa batang kemaluan Oom Andrian
menyemprotkan air maninya dalam kehangatan liang kemaluanku. Matanya membeliak
dan tubuhnya terguncang hebat. Batang kemaluannya mengedut-ngedut hebat saat
menyemburkan air maninya. Aku merasakan ada semprotan hangat di dalam sana,
nikmat sekali rasanya. Rupanya kami mencapai orgasme yang bersamaan.
“Teruss…
teruss… putarrr sayanghhh..!” dengus Oom Andrian.
Aku pun membantunya dengan semakin liar memutar pinggulku.
Beberapa
saat kemudian tubuhnya ambruk hingga menindih tubuhku. Batang kemaluannya tetap
terjepit dalam liang kemaluanku. Sementara aku merasakan ada aliran cairan yang
mengalir keluar dari liang kemaluanku. Napas kami menderu selama beberapa saat setelah
pergumulan nikmat yang melelahkan itu.
Gila,
air mani Oom Andrian luar biasa
banyaknya, sehingga seluruh lubang kemaluanku terasa kebanjiran. Bahkan karna
begitu banyaknya, air mani Oom Andrian
belepotan hingga ke bibir kemaluanku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu
reda. Untuk beberapa saat Oom Andrian
masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. Batang kemaluannya yang
sudah mulai melemas secara perlahan terdorong keluar oleh kontraksi otot liang
kemaluanku. Hingga tiba-tiba tubuh kami berdua seperti tersentak saat batang
kemaluan itu terlepas dari jepitan kemaluanku.
Plop…
Seperti
tutup botol yang terlepas saat batang kemaluan itu terlepas dari jepitan liang
kemaluanku. Kami tersenyum.
“Enak
sayang?” bisiknya mesra.
“Kamu
sungguh hebat Bella. Oom sayang sekali sama Bella” ia merayu lagi setelah
memperoleh kenikmatan dariku.
Setelah
itu ia menggulingkan tubuhnya berguling kesampingku. Mataku menerawang menatap
langit-langit kamar. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Tapi nasi sudah menjadi
bubur! Air mani sudah terlanjur mengucur! Biarin deh! Apa yang terjadi
terjadilah. Que sera sera! Demikian pembenaranku.
“Maafkan
Oom, Bella. Oom telah khilaf” bisik Oom Andrian
lirih.
Aku
tidak menjawab, aku duduk dan bermaksud membersihkan ceceran air mani Oom Andrian yang berceceran di bibir
kemaluanku. Aku kembali tercenung melihat betapa cairan mani yang mengalir
keluar dari liang kemaluanku sedikit kemerahan karena darah perawanku. Ya
perawanku telah terenggut oleh Oomku! Adik kandung ayahku sendiri!! Untuk
beberapa saat tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.
Namun
rupanya penyesalanku tidak berlangsung lama. Kenikmatan mengalahkan rasa
sesalku. Hari itu kami melakukannya lagi berulang-ulang seperti layaknya
pengantin baru. Oom Andrian
mengajariku berbagai gaya yang aneh-aneh! Memang keadaan sangat mendukung
karena kedua orangtuaku baru pulang setelah petang. Jadi siang itu kami
benar-benar mereguk kenikmatan sebebas-bebasnya. Dari beberapa gaya yang
diperkenalkan Oom Andrian, hanya
gaya “sendal pancing” itulah yang paling berkesan bagiku dan menjadi gaya
favoritku.
Sejak
saat itu aku menjadi kekasih Oom ku sendiri. Tentunya tanpa sepengetahuan
ayahku. Dan setiap ada kesempatan kami selalu melakukannya di manapun dan
kapanpun! Benar pembaca aku menjadi tergila-gila dengan yang namanya seks
Post a Comment