Cerita Dewasa Sungguh Sexy Tubuh Tina
Cerita Dewasa Sungguh Sexy Tubuh Tina
Cerita Dewasa Sungguh Sexy Tubuh Tina |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Teman teman sering memanggilku dengan kata
berto pada umumnya nama itu biasanya dipakai pada orang yang bertato tapi gak
tau teman teman suka panggil itu mungkin karena mudah diingat dan familiyar,
aku berusia 26 tahun gilanya lagi diumur segitu aku masih minim pengetahuan
tentang apa namanya cinta.
Sekarang aku sudah bekerja dari 4 bulan kemarin perusahaan di bidang jasa jarak antara kantor 6 km dari tempat tinggalku, aku masih menumpang di rumah om ku namnya om Tommy dia adalah akepala sekolah di SMK yang terkenal di kota kami, sedangkan istrinya bekerja sebagai perawat di RS swasta. Dan anaknya ngekost di kota lain karena tidak mau kuliah di kota yang ditinggalinya.
Sekarang aku sudah bekerja dari 4 bulan kemarin perusahaan di bidang jasa jarak antara kantor 6 km dari tempat tinggalku, aku masih menumpang di rumah om ku namnya om Tommy dia adalah akepala sekolah di SMK yang terkenal di kota kami, sedangkan istrinya bekerja sebagai perawat di RS swasta. Dan anaknya ngekost di kota lain karena tidak mau kuliah di kota yang ditinggalinya.
Sejak
kedua anaknya kuliah dan tinggal di kota lain, om dan tante Aku hanya tinggal
bertiga dengan seorang pembantu.
Sekitar
dua bulan kemudian Om Tommy mengajak Aku agar Aku tinggal bersama mereka,
dengan alasan daripada Aku harus kost di luar, lebih baik Aku tinggal di rumah
om Aku saja karena di rumahnya ada kamar yang kosong, kata om Tommy memberi
alasan.
Sebulan
kemudian, tante Cika membawa keponakannya ke rumah. Nama keponakan tante Cika
adalah Tina, usianya 15 tahun, ia sudah duduk di kelas dua SMKK Negeri. Tina
adalah seorang gadis yang cantik, cerdas, rajin dan baik hati pada semua orang.
Suatu ketika, om Tommy dan tante Cika pergi menghadiri acara perpisahan siswa
kelas II di sekolah tempat om mengajar.
Ia
sempat mengajak Aku, namun Aku menolak dengan alasan Aku agak lelah, lalu tante
Cika mengajak Tina, namun Tina juga menolak dengan alasan Tina lagi ada tugas
dari sekolah yang harus diselesaikan malam itu juga karena besok tugas itu
sudah harus dikumpulkan.
Sebelum
om dan tante meninggalkan rumah, mereka tidak lupa berpesan agar kami berdua
berhati-hati, karena sekarang banyak maling yang pura-pura datang sebagai tamu,
namun ternyata sang tamu tiba-tiba merampok setelah melihat situasi yang
memungkinkan. Setelah selesai berpesan, om dan tante pun pergi sambil menyuruh
Aku menutup pintu.
Sejak
kepergian om dan tante, rumah jadi hening, kini hanya ada suara TV, namun
sengaja Aku kecilkan volumenya karena Tina sedang belajar. Aku hanya duduk di
ruang depan menonton sebuah sinetron yang ditayangkan salah satu stasiun TV
swasta.
Aku
sempat menyaksikan adegan panas seorang lelaki paruh baya yang sedang asyik
berselingkuh dengan seorang gadis yang ternyata teman sekantornya sendiri.
Karena terlalu asyiknya Aku nonton TV, sehinggak Aku sangat kaget ketika sebuah
tangan menepuk pundak Aku.
Setelah
Aku lihat ternyata Tina, ia tersenyum manis sambil menarik lenganku dengan
manja menuju kamarnya. Aku jadi deg-degan setelah melihat penampilannya,
ternyata ia hanya mengenakan celana pendek ketat warna coklat muda dengan kaos
orangenya yang super ketat, sehinggak lekuk-lekuk tubuhnya tampak begitu jelas.
Sejenak
Aku terpana melihat tubuhnya yang nyaris sempurna. Aku amati pinggangnya bagai
gitar spanyol dengan paha yang kencang, mulus, dan bersih. Selain itu juga
tampak buah dadanya sangat menantang. Sepertinya ukuran BH-nya 34B.
Pemandangan
itu sempat mengundang pikiran jahat Aku. Bagaimana rasanya kalau Aku menikmati
tubuhnya yang nyaris sempurna itu. Namun Aku berusaha menyingkirkan pikiran itu
karena Aku pikir bahwa dia adalah sepupu ipar Aku, tinggal serumah dengan Aku
dan Aku pun menganggapnya sudah seperti adik kandung Aku sendiri.
“Ada
apa sih? Kok kamu mengajak Aku masuk ke kamar kamu?” kataku agak bingung sambil
berusaha melepaskan tangan Aku.
Sebenarnya
bukan karena Aku menolak tetapi hanya karena grogi saja. Maklum Aku belum
pernah masuk ke kamar Tina sebelumnya.
“Kak,
Tina mau minta tolong nih!” katanya sambil menatapku manja.
“Kakak
mau nggak membantu Aku menyelesaikan tugas ini, soalnya besok sudah harus
dikumpul.” kata dia setengah merengek.
“Oh,
maksudnya kamu mau minta tolong agar Aku membantu kamu mengerjakan tugas itu?
Okelah. Aku akan membantumu dengan senang hati, Aku kan sudah berjanji untuk
selalu menolongmu.” kataku mantap.
“Asyik,
makasih ya kak.” kata Tina sambil menciumku.
Kontan
Aku merasa tersengat aliran listrik karena meskipun umur sudah 25 tahun, Aku
belum pernah mendapat ciuman seperti itu dari seorang gadis, apalagi ciuman itu
datangnya dari gadis secantik Tina.
Aku
pun segera membantunya sambil sesekali mencuri padang padanya, namun sepertinya
ia tidak menyadari kalau Aku memperhatikanya. Setelah kami mengerjakan tugas
itu sekitar 30 menit, tiba-tiba Tina berhenti mengerjakan tugas itu. Ia
mengeluh sambil memegangi keningnya.
“Kak,
Tina pusing nih, boleh nggak kakak pijitin kepala Tina?” katanya sambil
merapatkan badannya ke dada Aku.
Sempat
Aku merasakan gesekan dari payudaranya yang cukup kencang namun terasa lembut.
“Emang
kenapa kok Tina tiba-tiba pusing?” tanya Aku agak heran.
“Ayo
kak, tolong pijatin dong, kepala Tina pening!”
“Oke,
dengan senang hati lagi.” kataku penuh antusias.
Aku
lalu mulai menekan-nekan keningnya dengan tangan kiri Aku dan tangan kanan. Aku
menahan lehernya agar badannya tidak bergoyang. Sesekali Aku juga mengelus
pundaknya yang putih bersih.
“Kak,
belakang leher Tina juga kak, soalnya leher Tina agak kaku nih.” katanya sambil
menuntun tangan Aku pada lehernya. Setelah Aku memijatnya sekitar lima menit,
ia lalu berdiri sambil menarik tangan Aku.
“Kak,
Tina baring di ranjang aja ya? Biar pijitnya gampang.”
“Terserah
Tina ajalah.” kata Aku sambil mengikutinya dari belakang.
Lagi-lagi
Aku terkesima melihat pinggulnya yang sungguh aduhai. Ia lalu berbaring
telungkup di atas ranjang sambil menyuruh Aku memijat leher dan punggungnya.
Sesekali Aku melihat dia menggerakkan tubuhnya, entah karena sakit atau karena
geli.
Aku
tidak tahu pasti, yang jelas Aku juga sangat senang memijat punggungnya yang
sangat seksi. Entah karena gerah atau bagaimana, tiba-tiba saja ia bangun.
“Kak,
Tina buka baju saja ya? Sekalian pakai balsem biar cepat sembuh.”
“Mungkin
Tina masuk angin.” katanya sambil melepaskan kaosnya, lalu kembali berbaring di
depan Aku.
Aku
terkesima melihat kulit tubuhnya yang kuning langsat. Dalam hati Aku berpikir
alangkah bahagianya Aku kalau kelak mempunyai istri secantik Tina. Aku terus
memijatnya dengan lembut. Sesekali Aku memutar-mutar jari-jari Aku di tepi
rusuknya.
Setiap
Aku meraba sisi rusuknya, ia kontan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan.
Kadang juga pinggulnya ditarik. Maklum, ia belum terbiasa disentuh laki-laki.
Aku juga sudah mulai merasakan penis Aku mulai bergerak-gerak dan kini sudah
semakin tegang. Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Aku.
“Kak,
Tina buka aja BH-nya ya kak? Soalnya gerah nih.” “Terserah Tina lah.” kata Aku.
Kini
kami saling berhadap-hadapan, ia berbaring menatap ke arah pandangan Aku dan
Aku berlutut di samping kanannya. Dia hanya tersenyum manja, Aku pun membalas
senyumanya, nafas Aku sudah mulai tidak menentu.
Sepertinya
nafas Tina juga sudah mulai tidak terkendali, Aku melihat bukitnya yang nampak
berdiri kokoh dengan pucuk warna merah jambu kini sudah mulai turun naik. Aku
sempat grogi dibuatnya, bagaimana tidak, selama ini Aku belum pernah melihat
pemandangan seindah ini.
Di
depan Aku kini tergeletak seorang gadis yang tubuhnya begitu memabukkan dengan
desahan nafas yang membuat batang kejantanan Aku sudah berdenyut-denyut.
Seakan-akan penis Aku mau lompat menerjang tubuh Tina yang terbaring mengeliat-geliat,
sungguh darah muda Aku mulai berdesir kencang. Kini Aku mulai merasakan detak
jantung Aku sudah tidak beraturan lagi.
“Kenapa
kak?” katanya sambil tersenyum manja.
“Nggak,
nggak papa kok.” kata Aku agak grogi.
“Sudahlah,
ayo Kak pijatnya yang agak keras dikit.”
“Iya,
iya” jawab Aku.
Aku
lalu mulai mengelus-elus perutnya yang putih bersih itu, tanpa sengaja Aku
menyenggol gundukan di dadanya.
“Ahh..”
katanya sambil menggeliatkan tubuhnya. Aku dengan cepat memindahkan tangan,
tetapi ia kembali menariknya
“Tidak
apa-apa kak, terusin saja.” katanya.
Wah,
benar-benar malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi Aku karena
tidak pernah terlintas di dalam pikiran Aku akan mendapat kesempatan seperti
ini. Kesempatan untuk mengelus-elus tubuh Tina yang sangat merangsang.
“Aku
tidak boleh melewatkan kesempatan sebaik ini,” kata Aku dalam hati.
Kini
Tina semakin merasakan sentuhan jari-jari Aku, Aku melihat dari desahan
nafasnya dan dari tubuhnya yang sudah mulai hangat. Entah setan apa yang
membuat Tina lupa diri, dia tiba-tiba menarik wajah Aku,
Lalu
mengusapnya dengan jari-jarinya yang lembut dan mulai mencium dan menggigit
bibir Aku. Aku hanya pasrah dan terus terang Aku juga sebenarnya sangat
menginginkanya, namun selama ini Aku pendam saja karena Aku menghargainya dan
menganggapnya sebagai adik sendiri.
Tetapi
saat ini pikiran itu telah sirna dari kepala Aku yang dialiri oleh gelora darah
muda Aku yang menggelora. Ia terus mencium Aku dan kini ia melepaskan kaos yang
Aku pakai lalu membuangnya di samping ranjang.
“Tina,
ada apa ini?” tanya Aku setengah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lakukan.
Tetapi
ia tidak memperdulikan kata-kata Aku lagi. Melihat gelagat Tina yang sudah di
luar batas kendali itu, Aku pun tidak mau tinggal diam. Aku mulai membalas
ciumannya, melumat bibirnya dan menghisap lehernya yang putih bersih.
Aku
merasakan penis Aku semakin keras dan berdenyut-denyut. Tina terus mencium
bibir Aku dengan nafas tersengal-sengal. Aku pun tidak mau kalah, Aku mulai
meremas-remas payudaranya yang masih kencang dan menantang. Kini Aku mulai
mengisap pucuknya.
“Achh..”
ia menggeliat.
Aku
melihat Tina semakin menikmati perbuatannya. Sesekali ia menggerakkan
pinggulnya ke kiri dan ke kanan sambil mendesah nikmat.
Tina
melihat penis sudah mendongkrak celana pendek Aku, ia lalu menyelipkan
tangannya ke dalam CD Aku dan ia kini sudah menggenggam penis Aku yang berdiri
tegak dengan otot-otot yang berwarna kebiruan. Ia lalu menarik celana pendek
dan CD Aku dan kemudian melemparkannya ke lantai. Ia kembali menangkap penis
Aku dan mengocoknya dengan jari-jarinya yang lembut.
“Aachh..
achh..” benar-benar nikmat rasanya. Aku merasakan penis Aku semakin tegang dan
semakin panjang. Ia terus mempermainkan milik Aku yang sudah berdenyut-denyut
dan mulai mengeluarkan cairan bening.
Aku
pun tidak mau ketinggalan. Aku lalu menyelipkan jari-jari Aku ke selangkangannya.
Aku merasakan lubang kemaluannya sudah hangat dan sudah sangat basah dengan
cairan warna bening mengkilat.
Rupanya
ia sudah benar-benar sangat terangsang dengan permainan kami. Dengan nafas yang
tersengal-sengal, Aku lalu melorotkan celana Tina lalu meremas-remas pahanya
yang putih mulus dan masih kencang.
Aku
tidak sanggup lagi menahan nafsu Aku yang sudah naik ke ubun-ubun Aku. Dengan
sekali tarik, Aku berhasil melepaskan CD-nya Tina. Kini ia benar-benar bugil.
Aku sejenak terpana menyaksikan tubuhnya yang kini tanpa sehelai benang, dengan
kulit kuning langsat, halus, bersih dan bentuk badan yang sangat seksi sungguh
nyaris sempurna. Aku benar-benar tidak tahan melihat vaginanya yang ditumbuhi
rambut tipis dan halus dengan bentuknya yang mungil berwarna coklat agak
kemerah-merahan.
Kembali
penis Aku berdenyut-denyut, seakan meronta-ronta ingin menerjang lubang nikmat Tina
yang masih terkatup rapat. Aku sangat gemas melihat liang kemaluannya dan kini
Aku mulai mengusap-usap bibirnya dan meremas klitorisnya. Lubang nikmat Tina
sudah sangat basah. Aku melihat Tina semakin terlelap dalam nafsunya. Ia hanya
mengerang nikmat.
“Achh..
achh.. ohh.. ohh..” Aku terus menjilat klitorisnya. Ia hanya mendesah,
“Achh..
achh..” sambil menarik-narik pinggulnya.
“Kak,
ayo masukin kak!” sambil menarik penis Aku menuju bibir kemaluannya.
“Oke
Akung,” lalu Aku membuka kakinya.
Kemudian
Aku melipat kakinya dan menyuruhnya supaya ia membuka pahanya agak lebar. Aku
lalu menarik pantat Aku dan merapatkan pada selangkangannya. Ia dengan cekatan
meraih batang kemaluan Aku lalu menempelkannya di bibir kemaluannya yang masih
sangat rapat namun sudah basah dengan cairan lendirnya.
“Pelan-pelan
ya kak, Tina belum biasa.”
“Iya
Akung,” kata Aku sambil mengecup bibirnya yang merekah basah. Aku kemudian
mendorongnya pelan-pelan.
“Achh..
sakit kak.”
“Tahan
Akung.”
Aku
lalu kembali mendorongnya pelan-pelan dan kini batang Aku sudah bisa masuk
setengahnya. Tina hanya menggeliat dan menggigit bibirnya. Aku terus
mendorongnya sambil memeluk tubuhnya. Sesekali Aku menyentaknya agak keras.
“Achhkk..
sakit kak, pelan-pelan donk!” memang vaginanya masih sangat rapat, maklum ia
masih perawan.
“Tahan
ya Akung,” Aku mencoba menenangkannya sambil memegang pinggulnya erat-erat.
“Akk..”
Tina meringis keras. Ia memukul dada Aku dengan keras sambil menarik pantatnya.
“Sakit
kak, sakitt..”
Aku
merasakan batang kejantanan Aku menembus sesuatu yang kenyal dalam lubang
kenikmatan Tina. Rupanya batang Aku telah berhasil menembus selaput daranya.
Dari liang sorga Tina tampak mengalir darah segar.
Aku
terus menggoyang-goyangkan pinggul maju mundur sambil menciumi bibirnya dan
meremas-remas gunungnya yang sangat menantang itu. Sesekali Aku melihat dia
merapatkan kedua pahanya sambil mengigit bibirnya. Benar-benar milik Tina
sungguh nikmat,
Aku
merasakan vaginanya semakin basah dan licin, namun tetap Aku merasakan
kejantanan Aku terjepit dan kadang seperti dihisap oleh vaginanya Tina. Kini
Aku merasakan batang kemaluan Aku sudah berdenyut-denyut sepertinya ingin
memuntahkan sesuatu, namun Aku tetap menahannya dengan mengurangi irama
permainan Aku.
“Terus
kak, terus..” ia menggeliat.
Aku
melihat kedua kakinya mengejang. Gerakan Aku kembali Aku pacu, membuat
payudaranya agak bergoyang dan sepertinya semakin membesar berwarna
kemerah-merahan.
“Achh..
achh.. Kak cepat kak, cepat kak.” sambil menggeliat.
Ia
merapatkan pahanya. Dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mencari pegangan.
Akhirnya ia memelukku dengan erat dan mengangkat kedua kakinya. Sambil
menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya. Aku merasakan kalau kini badannya
sudah kaku dan hangat. Akhirnya Tina memelukku erat-erat dan mengangkat
pantatnya sambil berteriak.
“Achhkk..”
Aku merasakan badannya bergetar dan sepertinya ada sesuatu yang hangat
menyentuh batang kejantanan Aku, rupanya Tina sudah orgasme.
Aku
semakin tidak kuat menahan denyutan dari buah kejantanan Aku, akibat kenikmatan
yang diberikan Tina sangat luar biasa, batang Aku semakin berdenyut-denyut dan
kini Aku benar-benar tidak sanggup lagi menahannya. Lalu Aku mempercepat
gerakan Aku dan mendorong penis Aku lebih dalam lagi sambil menarik tubuh Tina
dengan erat ke dalam pelukan Aku.
Aku
merasakan kenikmatan yang sangat dahsyat itu. Kini semuanya mengaliri dan
menggetarkan seluruh tubuh Aku mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki Aku.
Akhirnya,
“Srett.. srett.. srett..” Kejantanan Aku mengeluarkan cairan hangat dalam
lubang kemaluan Tina.
Aku
sempat bingung dan takut karena telah menikmati tubuh Tina secara tidak sah.
Namun rasa nikmat itu lebih dahsyat sehingga pikiran itu segera sirna. Aku
hanya tersenyum lalu mengecup bibir Tina dan mengucapkan terima kasih pada Tina.
Tampak
tubuh Tina basah dengan keringatnya tetapi terlihat wajahnya berseri-seri
karena puas. Tina hanya merapatkan kedua tangannya ke sisi tubuhnya. Ketika Aku
mencabut batang kejantanan Aku dari vaginanya ia hanya tersenyum saja. Astaga,
Aku melihat di sprey Tina terdapat bercak darah. Tetapi segera Tina bangun dan
menenangkan Aku.
“Tenang
mas, nanti Aku cuci, tak akan ada yang mengetahuinya.”
katanya
sambil meletakkan jarinya di kedua bibir Aku. Kami berdua lalu menuju ke kamar
mandi. Di situ kami masih sempat melakukannya sekali lagi, lalu akhirnya kami
kembali mandi dan kembali ke kamarnya Tina.
Setelah
Aku mengambil baju dan celana, Aku pun menuju ruang tamu. Tidak lama kemudian
keluarlah Tina dari kamarnya lalu mengajak Aku makan malam berdua. Katanya, ia
sengaja duluan makan karena tidak ingin bertemu dengan om dan tante malam ini.
Mungkin Tina malu dan takut kalau perbuatan kami ketahuan. Setelah makan, ia
kembali ke kamarnya. Entah ia tidur atau belajar, Aku tidak tahu pasti.
Tidak
lama kemudian, om dan tante datang. Mereka menceritakan keadaan pesta itu yang
katanya cukup ramai dibanding tahun lalu karena tahun ini siswanya lulus 100
persen dengan nilai tertinggi di kota kami.
Om
menanyakan Tina, tetapi Aku katakan mungkin ia sudah tidur sebab tadi setelah
makan ia sempat mengatakan kepada Aku bahwa ia agak lelah. Om hanya mengangguk
lalu menuju kamarnya, katanya ia juga sudah makan dan kini ia pun ingin
istirahat.
Aku
tersenyum puas dan kembali menonton sebentar, lalu masuk kamar Aku. Di dalam
kamar, Aku tidak bisa tidur membayangkan kejadian yang baru saja terjadi
beberapa jam yang lalu. Malam ini Aku sangat senang karena telah merasakan
sesuatu yang tidak pernah Aku rasakan sebelumnya dan pengalaman yang sangat
manis ini tentu tidak akan pernah Aku lupakan sepanjang hidup Aku.
Related Posts
Cerita Dewasa Seorang Gadis Montok
Binggung Mencari Agen Casino Dengan Bonus Mingguan Terbesar Kini Telah Hadir Agen Casino
ReplyDeletewww.Dompetcasino.com Memberikan Bonus Mingguan Terbesar Dan Merupakan Salah Satu Casino Online
Indonesia Terbaik.
Bonus Cashback Sebesar 2%
Bonus Rollingan Komisi 1%
Bonus Referral 2%
Minimal Deposit 20.000
Minimal Withdraw 50.000
Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami
BBM : E3559B57
LINE : Dompetcasino
WA : +855 683 642 83
Cerita Sex Dengan Pembantuku Yang Montok Klick Disini >>CERITA DEWASA<<
ReplyDelete