Cerita Dewasa Skandal Seks Antara aku dan Tante Veronica
Cerita Dewasa Skandal Seks Antara aku dan Tante Veronica
DominoQQ-Cerita Dewasa-Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Veronica ada di Ykt. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang kehotel *** tempat mereka menginap. Sambil jalan aku membayangkan sosok tante Veronica. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 175 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar. Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Veronica dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, tante Veronica mirip Rini Panduwinata.
Kisah Seks Tante – Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan 2 teman tante Veronica, Pak Bondan(46) dan Bu Shinta(37). Mereka memintaku menjadi penunjuk jalan selama mereka di Ykt, dan aku menyanggupinya. Setelah itu kami berkeliling kota sampai jam 21:47. Karna sudah malam tante Veronica meminta aku menginap dikamarnya saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante Veronica dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku, yang penting hasratku tersalurkan pikirku.
Cerita Dewasa Skandal Seks Antara aku dan Tante Veronica |
DominoQQ-Cerita Dewasa-Aku sedang tidur ketika HPku berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Veronica ada di Ykt. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta datang kehotel *** tempat mereka menginap. Sambil jalan aku membayangkan sosok tante Veronica. Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning langsat dengan tinggi 175 cm, tubuhnya ramping dan seksi. Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah dan besar. Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Veronica dan kalau onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis, tante Veronica mirip Rini Panduwinata.
Kisah Seks Tante – Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan 2 teman tante Veronica, Pak Bondan(46) dan Bu Shinta(37). Mereka memintaku menjadi penunjuk jalan selama mereka di Ykt, dan aku menyanggupinya. Setelah itu kami berkeliling kota sampai jam 21:47. Karna sudah malam tante Veronica meminta aku menginap dikamarnya saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante Veronica dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku, yang penting hasratku tersalurkan pikirku.
Setelah
masuk kamar tante Veronica pergi mandi, aku langsung memikirkan cara bagaimana
agar aku bisa menikmati tubuh tante Veronica yang tetap seksi walau telah
memiliki 2 anak. Saat dia keluar aku menelan ludah, dengan celana pendek ketat
sampai diatas lutut dan baju kaos putih tanpa lengan benar-benar memamerkan
lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna. Saat tante Veronica lewat didepanku tercium
wangi sabun dari tubuhnya, saat ia hendak mengeringkan rambutnya terlihat BH
hitam kesukaanku dari balik ketiak tante Veronica.
Aku
jadi gelap mata. Begitu tante Veronica membelakangiku, langsung kurangkul dia.
Bibirku menyedot lehernya, sementara tanganku yang satu meremas sepasang
payudara dan yang satu lagi bermain diselangkangan dan paha tante Veronica.
Hanya sebentar ia meronta setelah itu tubuh tante Veronica menjadi tenang.
“Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping tante Veronica.
“Gimana Ndra? Tapi sekali ini aja ya Ndra.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata tante Veronica. Aku mengangguk kecil tanda bersedia.
“Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?” Desahku di kuping tante Veronica.
“Gimana Ndra? Tapi sekali ini aja ya Ndra.. dan kamu harus janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata tante Veronica. Aku mengangguk kecil tanda bersedia.
Tante
Veronica lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya yang putih mulus
terbungkus BH hitam, aku diam memperhatikan, birahiku mulai naik. Lalu tante Veronica
mencopot celana ketatnya terlihat paha mulus yang kugerayangi tadi. Saat ia
hendak melepas tali BH aku cegah. Dengan lembut tanganku kebelakang pundak
tante Veronica membuka kaitnya lalu memelorotkan BH itu sambil menggesek puting
susunya. Sepasang payudara berukuran 36 B terlihat sangat indah dipadu dengan
puting susunya yang mencuat kedepan.
Tante
Veronica lalu mencopot celana dan CD hitamnya. Dan kini ia telah telanjang
bulat, penisku terasa tegang karna tak menyangka tubuh tante Veronica seindah
itu. Lalu ia naik keatas ranjang dan merebahkan badannya telentang. Aku begitu
takjub, tubuh tanteku yang aduhai telanjang dan pasrah berbaring diranjang
tepat dihadapanku.
“Ayo Ndra.. apa yang kamu tunggu, tante udah siap, jangan takut kalau belum pernah nanti tante bantu” Kata tante Veronica.
“Iya.. tolong ya tante” Jawabku berbohong.
“Ayo Ndra.. apa yang kamu tunggu, tante udah siap, jangan takut kalau belum pernah nanti tante bantu” Kata tante Veronica.
“Iya.. tolong ya tante” Jawabku berbohong.
Segera
aku melepas semua pakaianku karna sebenarnya aku juga sudah tak tahan. Kulihat
tante Veronica memperhatikan kejantananku yang berdenyut-denyut, lalu aku naik keatas
ranjang dan memulainya. Langsung saja kukecup bibirnya, kulumat-lumat bibirnya,
terasa ia kurang meladeni bibirku, masih canggung pikirku, tapi tidak aku
hiraukan terus aku lumat bibirnya. Sementara kuarahkan tanganku ke dadanya.
Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil
sesekali memelintir puting susunya.
“Ooh..
Ndra.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Tante Veronica mendesah tanda
birahinya mulai naik, sesekali aku merasakan ia menelan ludah yang mulai
mengental. Setelah puas dengan bibirnya, kini bibirku kuarahkan kebawah, aku
ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada tante Veronica. Sejenak
aku pandangi buah dada yang kini berada tepat dihadapanku, ooh sungguh
indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah terjamah
laki-laki. Langsung aku jilati dari bawah lalu kearah putingnya, sementara buah
dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan mengeras.
“Emmh
oh aarghh” Tante Veronica mendesah hebat ketika aku menggigit puting susunya.
Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit gigi bawahnya, kini jariku kuarahkan keselangkangannya. Disana kurasakan rambut yang tumbuh disekeliling vagina tante Veronica. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa dia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari kelentitnya. Kupermainkan jariku keluar-masuk didalam lubang vagina tante Veronica yang semakin licin tersebut.
Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan giginya menggigit gigi bawahnya, kini jariku kuarahkan keselangkangannya. Disana kurasakan rambut yang tumbuh disekeliling vagina tante Veronica. Jari-jariku kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa dia sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari kelentitnya. Kupermainkan jariku keluar-masuk didalam lubang vagina tante Veronica yang semakin licin tersebut.
“Aarrgghh..
eenhh.. Ndra kam.. mu ngapain oohh..” Kata tante Veronica meracau nggak karuan,
kakinya mengecak-ngecak sprei dan badannya menggeliat. Tak kuperdulikan
kata-katanya, maka tubuh tante Veronica makin menggelinjang dikuasai nafsu
birahi. Kurasakn tubuh tante Veronica menegang dan wajahnya memerah bercucuran
keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks. Kupercepat gerakan jariku didalam
liang vaginanya.
“Oohh.. arghh.. oohh..” kata tante Veronica dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba.
“Oohh.. arghh.. oohh..” kata tante Veronica dengan nafas tersengal-sengal dan tiba-tiba.
“Ooh..aahh..”
Tante Veronica mendesah hebat dan pinggulnya terangkat, badannya tergetar hebat
beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi lubang vaginanya.
“Oohh.. ohh.. emhh..” Tante Veronica mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
“Ndra apa yang kamu lakukan kok tante bisa kayak gini?” Tanyanya padaku.
“Kenapa memangnya tante?” Kataku sambil meremas payudaranya.
“Baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, luar biasa” Kata tante Veronica. Ia lalu bercerita kalau om Widya (suaminya) hanya sebentar saja jika bercumbu sehingga ia kurang puas.
“Oohh.. ohh.. emhh..” Tante Veronica mendesah-desah meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.
“Ndra apa yang kamu lakukan kok tante bisa kayak gini?” Tanyanya padaku.
“Kenapa memangnya tante?” Kataku sambil meremas payudaranya.
“Baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, luar biasa” Kata tante Veronica. Ia lalu bercerita kalau om Widya (suaminya) hanya sebentar saja jika bercumbu sehingga ia kurang puas.
“Sayang..
sekarang giliranku” Bisikku ditelinganya, tante Veronica mengangguk kecil.
Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan tante Veronica tahu. ia lalu mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya. Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya.
Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan tante Veronica tahu. ia lalu mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya. Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya.
“Lebih
cepat Ndra.. aarghh.. mmhh” Kata tante Veronica terputus-putus dengan mata yang
merem melek. Aku percepat gerakanku lalu terdengar suara berkecipak dari
selangkangannya.
“Iya.. begitu.. aahh.. terr.. russ.. aarghh..” kata tante Veronica tak karuan.
Keringat kami berucuran menjadi satu, kulihat wajahnya semakin memerah.
“Ndra, tante mau.. enak lagi.. ohh.. ahh.. aahh ahh..” Kata tante Veronica sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan vaginanya dipenuhi cairan hangat menyiram batang penisku.
“Iya.. begitu.. aahh.. terr.. russ.. aarghh..” kata tante Veronica tak karuan.
Keringat kami berucuran menjadi satu, kulihat wajahnya semakin memerah.
“Ndra, tante mau.. enak lagi.. ohh.. ahh.. aahh ahh..” Kata tante Veronica sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan vaginanya dipenuhi cairan hangat menyiram batang penisku.
Remasan
dinding vaginanya begitu kuat, akupun mempercepat gerakanku dan.. croott..
akupun mencapai klimaks.. aahh.., kubiarkan air maniku keluar didalam liang
senggama tante Veronica. Kurasakan nikmat yang luar biasa, kupeluk tubuhnya
erat-erat sambil mengecup puting susunya menikmati kenikmatan sex yang
sesungguhnya. Setelah cukup menikmatinya kucabut penisku dan kubaringkan
tubuhku disampingnya.
“Tante
Veronica, terima kasih ya..” Kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup
pipinya.
“Tante juga Ndra.. baru kali ini tante merasakan kenikmatn seperti ini, kamu hebat” Kata tante Veronica lalu mengecup bibirku.
Kami berdua lalu tertidur karna kelelahan.
“Tante juga Ndra.. baru kali ini tante merasakan kenikmatn seperti ini, kamu hebat” Kata tante Veronica lalu mengecup bibirku.
Kami berdua lalu tertidur karna kelelahan.
Sekitar
jam 3 pagi aku terbangun. Setelah meminum segelas air aku memandangi tubuh
telanjang tante Veronica. Benar-benar menggairahkan sekali, kecantikan wajah
dan keindahan tubuhnya masih terjaga diusianya yang hampir berkepala 4 ini.
Lalu aku mulai mencumbunya lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan sepuas
hatiku setiap inci tubuh tante Veronica. Perlahan-lahan aku lumat bibir tante Veronica
dengan penuh kelembutan sampai ia mulai terbangun lagi.
Setelah
tante Veronica terbangun kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya,
kupermainkan lidahku didalam mulutnya. tante Veronicapun mulai berani, lidahnya
juga dipermainkan sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah
saja berlama-lama menikmati bibirnya. Tanganku beroperasi didadanya,
kuremas-remas payudaranya yang kenyal mulai dari lembah sampai ke puncaknya
lalu aku pelintir putingnya shingga ia menggeliat dan menggelinyang. Dua bukit
kembar itu semakin mengeras. Ia menggigit bibirku saat kupelintir puting
susunya.
Setelah
aku puas dibibirnya, kini aku melumat dan mengulum payudaranya. Dengan sigap
lidahku menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap
meremas-remas buah dadanya yang sebelah kanan. Kulihat mata tante Veronica
sangat redup, ia memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan
erotis.
“Oohh.. aarghh.. en.. ennak Ndra, emmh..” Kata tante Veronica mendesah-desah.
“Oohh.. aarghh.. en.. ennak Ndra, emmh..” Kata tante Veronica mendesah-desah.
Tiba-tiba
tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas payudaranya dan menyeret
ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya, ia ingin agar aku segera
mempermainkan liang vaginanya. Jari-jariku pun segera bergerilya divaginanya.
Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus klentitnya yang membuat tante Veronica
semakin menggelinyang tak karuan.
“Ya.. terruss.. argghh.. eemmh.. enak.. oohh..” Mulut tante Veronica meracau.
“Ya.. terruss.. argghh.. eemmh.. enak.. oohh..” Mulut tante Veronica meracau.
Setiap
kali tante Veronica terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan jariku menusuk
vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang senggamanya,
kulakukan beberapa kali.
“Emhh Ndra.. ayo dong jangan gitu.. kau jahat oohh..” Kata tante Veronica memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akn membuatnya klimaks dengan jariku tapi dengan mulutku, aku ingin menerapkan hasil latihanku dengan Bu Denok dan Bu Atika.
“Emhh Ndra.. ayo dong jangan gitu.. kau jahat oohh..” Kata tante Veronica memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak akn membuatnya klimaks dengan jariku tapi dengan mulutku, aku ingin menerapkan hasil latihanku dengan Bu Denok dan Bu Atika.
Segera
kuarahkan mulutku keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang
mengelilingi vaginanya dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan
mengkilap basah, sungguh indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku
kujulurkan keluar masuk.
“Ndra.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante Veronica.
Aku tak perdulikan kata-katanya, lidahku terus menari-nari didalam liang senggamanya bahkan menjadi semakin liar tak karuan
“Ndra.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante Veronica.
Aku tak perdulikan kata-katanya, lidahku terus menari-nari didalam liang senggamanya bahkan menjadi semakin liar tak karuan
Ketika
lidahku menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak
karuan dan tak lama tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkram
sprei dan mulutku dipenuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.
“Ohmm.. emhh.. ennak Ndra.. aahh..” Kata tante Veronica ketika ia klimaks.
Setelah tante Veronica selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku mencumbunya lagi karna aku juga ingin mencapai kenikmatan. Kali ini posisiku dibawah tubuh tante Veronica.
“Ohmm.. emhh.. ennak Ndra.. aahh..” Kata tante Veronica ketika ia klimaks.
Setelah tante Veronica selesai menikmati kenikmatan yang diperolehnya, aku mencumbunya lagi karna aku juga ingin mencapai kenikmatan. Kali ini posisiku dibawah tubuh tante Veronica.
Aku
tidur telentang dan tante Veronica melangkah diatas batang penisku. Tangannya
memegang batang kejantananku yang tegak perkasa, setelah menjilatinya lalu
perlahan-lahan pinggangnya diturunkan dan vaginanya diarahkan ke batang penisku
dan dalam sekejap bless burungku hilang ditelan liang kewanitaannya. Tante Veronica
lalu mulai melakukan gerakan naik turun, ia angkat pinggannya dan ketika sampai
dikepala penisku ia turunkan lagi. Mula-mula ia pelan-pelan tapi kini ia
mempercepat gerakannya.
Kulihat
wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem melek dan sesekali ia
melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desis, sungguh seksi wajah wanita yang
sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha mencapai puncak kenikmatan.
Wajah tante Veronica terlihat sangat cantik seperti itu ditambah lagi rambut
sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan kepaalanya.
Payudaranya terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya. Desahannya
tembah keras katiak jari-jariku memelintir puting susunya.
“Oh emhh yaah.. oohh..” Itulah kata-kata yang keluar dari mulut tante Veronica.
“Oh emhh yaah.. oohh..” Itulah kata-kata yang keluar dari mulut tante Veronica.
“Tante
nggak kuat lagi Ndra..” Kata tante Veronica sambil berhenti menggerakkan
badannya.
Aku tahu ia segera mencapai klimaks, lalu aku rebahkan tubuh tante Veronica dan kupompa liang senggamanya, tak lama tante Veronica mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan tante Veronica menikmati orgasmenya yang kesekian. Setelah itu kucabut batang penisku dan kusuruh tante Veronica menungging lalu kumasukkan batang penisku dari belakang. Tante Veronica terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan padanya. Ia hanya mendesah kenikmatan.
Aku tahu ia segera mencapai klimaks, lalu aku rebahkan tubuh tante Veronica dan kupompa liang senggamanya, tak lama tante Veronica mencapai klimaks. Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan tante Veronica menikmati orgasmenya yang kesekian. Setelah itu kucabut batang penisku dan kusuruh tante Veronica menungging lalu kumasukkan batang penisku dari belakang. Tante Veronica terlihat hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan padanya. Ia hanya mendesah kenikmatan.
Setelah
puas dengan posisi ini, aku suruh tante Veronica rebahan lagi dan aku masukkan
lagi batang kejantananku dan memompa vaginanya lagi, karna aku ingin
mengakhirinya. Beberapa saat kemudia tante Veronica ingin klimaks lagi,
wajahnya memerah dan tubuhnya menggelinjang ke sana ke mari.
“Ahh.. oh.. tante mau enak lagi Ndra. arrghh ahh..” kata tante Veronica.
“Tunggu sayang, ki.. kita barengan.. aku juga sedikit lagi..” desahku.
“Tante udah nggak tahan Ndra.. ahh..” kata tante Veronica mendesah panjang.
“Ahh.. oh.. tante mau enak lagi Ndra. arrghh ahh..” kata tante Veronica.
“Tunggu sayang, ki.. kita barengan.. aku juga sedikit lagi..” desahku.
“Tante udah nggak tahan Ndra.. ahh..” kata tante Veronica mendesah panjang.
Lalu
tubunya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. caran hangat membasahi
batang kejantananku. Cairan hangat menyirami batang penisku dan kurasakan
dinding vaginanya seakan akan menyedot penisku begitu kuat dan akhirnya aku pun
tidak kuat.. crott.. aku pun mencapai klimaks. Nikmatnya luar biasa. Lalu kami
saling berpelukan erat meresapi kenikmatan yang merasuki kami berdua.
“Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya.
“Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya.
Setelah
itu 3 malam berturut-turut aku memuaskan hasrat yang terpendam sejak aku kecil
sampai tante Veronica kembali pulang ke Smr.
“Kalau pulang.. jangan lupa kerumah ya” Bisiknya saat akan naik ke pesawat terbang di bandara.
Aku tersenyum penuh arti. Sebentar lagi aku akan pulang berlibur, aku sudah rindu dengan tante Veronica yang aduhai.
“Kalau pulang.. jangan lupa kerumah ya” Bisiknya saat akan naik ke pesawat terbang di bandara.
Aku tersenyum penuh arti. Sebentar lagi aku akan pulang berlibur, aku sudah rindu dengan tante Veronica yang aduhai.
Post a Comment